1
****
Sorot lampu kamera dan hangat studio foto dengan beberapa orang di dalamnya. Serta seorang model yang sibuk bergaya, menatap tajam ke kamera, dengan leher jenjang, wajah cantik Indonesia dengan darah Jerman yang di dalamnya.
Rutinitas yang terkadang membosankan, namun juga merupakan mimpinya sejak kecil.Dia berganti pakaian dan rambut beberapa kali, dengan seorang fashion dan hair stylist ternama Indonesia. Bersama tim management nya yang setia mengikuti kemanapun perempuan itu pergi.
Juga beberapa wartawan dari beberapa stasiun Tv dan majalah yang tak pernah bosan mengikuti setiap langkahnya.
----
"Seorang model dan aktris ternama Indonesia, Andini Alexandra Arora atau yang terkenal dengan nama Andini Alexandra, tertangkap kamera sedang menghabiskan malam bersama seorang pengusaha muda ternama, Aldebaran Admaja, Seorang anak konglomerat Hartawan Admaja yang tak lain adalah pemilik dari mall terbesar di Indonesia, Rickal giant city mall"
"Mereka di kabarkan menghabiskan malam tahun baru di sebuah restoran mewah hotel bintang lima di kawasan Jakarta Pusat. Sampai kabar ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari pihak management Royal Star, selaku management yang menaungi Andini Alexandra"
"Pihak dari Aldebaran pun terlihat bungkam dengan kabar dan foto yang beredar. Bahkan laki-laki berparas tampan yang sering di gosipkan dekat dengan beberapa artis cantik itu, tidak terlihat oleh kamera wartawan yang sedari pagi sudah menunggu di halaman kantornya"
"Sialan!" laki-laki itu membanting remot Tv yang di genggamnya. Lalu berbaring di ranjang king size dan memutar bola matanya,
"Gimana nih" ucapnya.
Tak lama, suara seseorang mengetuk pintu dari luar kamarnya yang nyaman
"SIAPAA?" teriak laki-laki itu
"Bimah mas" teriak seseorang dari luar.Bimah adalah bi Imah, asisten utama rumah Aldebaran. Dengan kata lain, dia adalah asisten rumah tangga pertama, yang menemani Aldebaran sejak memutuskan pindah ke rumah itu dan membawa serta papanya.
Setelah berjalannya waktu, asisten rumah tangga (ART) semakin bertambah dan kini menjadi 8 orang.
Dengan sangat malas, Aldebaran Admaja, seseorang yang wajahnya baru saja terpampang di televisi itu beranjak dari ranjangnya. Dia membuka pintu, namun hanya sedikit, kepalanya melongok keluar,
"Apa bimah?" tanya Aldebaran. Dengan kemeja yang kancing atas nya terbuka, rambut berantakan dan wajah yang pucat dia tersenyum ke arah Bimah,
"Kenapa?" tanya nya lagi.
"Itu mas, di depan" ucapnya terbata-bata. Dengan rambut yang sudah memutih dan di cepol rapi juga seragam khas ART keluarga konglomerat dia berdiri dengan sedikit gemetar.
"Di depan, kenapa?"
"Di depan ada banyak wartawan mas"
"Eh, WARTAWAN? Serius?""Beneran mas, tapi udah di hadang sama ajudan-ajudan mas Al di depan"
Aldebaran menghela nafas lega.
"Bilang sama semua ajudan saya, jangan biarkan siapapun melewati gerbang"
"Siap mas"
"Makasih Bimah"Perempuan paruh baya itu menutup pintu dan meninggalkan Aldebaran di ruangan pribadinya
Laki-laki itu kembali merebahkan tubuhnya, lalu sayup-sayup mendengar suara orang-orang memanggilnya dari bawah,"Astaga! Gilaaaa!" dia mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu melangkah ke dekat jendela, membuka tirai perlahan, mengintip kerumunan orang-orang di bawah sana yang menunggu nya dari pagi buta
"Banyak banget wartawannya" bisik Aldebaran lalu kembali mundur, menjauhi jendela. Seolah orang-orang yang menunggunya adalah zombie yang siap memakannya hidup-hidup.
"Gue gak mau nemuin mereka" ucapnya lagi.
Tak lama, suara ketukan dari pintu nya kembali terdengar. Seseorang dengan tubuh tegap, berjas hitam rapi dan sepatu klimis berkilau berdiri tepat di hadapannya."Maaf pak, menganggu" ucapnya
Dia adalah Rendi, Ajudan, asisten Pribadi, dan orang kepercayaan Aldebaran yang diseleksi secara sangat ketat, mengalahkan 120 pelamar lainnya.
"Gimana?"
"Saya tidak mengatakan apapun ke wartawan pak, sesuai dengan permintaan pak Al" ucapnya dengan sangat sopan.
"Bagus. Apa yang mereka tanyakan?"
"Kebanyakan bertanya tentang berita yang tersebar pak, tentang pak Al dan Andini"
"Kacau Ren, sosial media saya rame banget" ucapnya"Lebih baik pak Al uinstal sosial media dulu pak, untuk menghindari netizen"
"Ok Ren habis ini""Jangan lupa pak, non aktifkan semua komentar di postingan feed"
Aldebaran mengangguk cepat, "Ok"
"Kalau gitu, saya kembali ke kantor pak, kalau ada apa-apa langsung hubungi saya"
"Ya udah, kamu hati-hati"
******
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Season 1
FanfictionMengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, umpatan dan adegan dewasa. Seorang model ternama yang harus terjebak di dalam sebuah hubungan rahasia dengan konglomerat muda nan tampan. Andini Alexandra harus selalu menjauhi kamera wartawan setelah ken...