23/

10.7K 796 54
                                    


 23. 

Aldebaran merebahkan tubuh Andin perlahan, dengan satu tangannya berada di tengkuk Andin. kondisi ranjang yang sudah begitu berantakan sebab beberapa kali Aldebaran mengganti posisi Andin agar kedua nya merasa lebih nyaman.

Al benar-benar memperlakukan Andin dengan begitu lembut, tenang dan penuh kasih saying. Meski Andin tau, kilatan nafsu benar-benar menyala dari manik hitam jelada Al yang tak henti menatap setiap sisi tubuhnya,

Namun pria itu benar-benar Nampak tenang. Dengan gerakan nya yang lembut namun tetap mampu dinikmati seutuhnya oleh Andin, suara beratnya yang terus berdengung di telinga dan juga kecupan-kecupan kecil yang dia hadiahkan di setiap sisi kulit Andin yang indah.

Mata mereka bertemu, saat Aldebaran menarik miliknya dari dalam kehangatan yang baru saja dia rasakan. Sesuatu keluar, cairan putih kental dengan aroma khas jatuh menetes ke atas kulit putih Andin.

Bersamaan dengan helaan napas panjang Aldebaran yang langsung menjatuhkan diri tepat di samping perempuan itu.

Sebuah perasaan lega, bahagia dan nyaman yang luar biasa itu bercampur menjadi satu. Andin yang sudah sampai di puncak terlebih dulu bahkan seperti tak sanggup membuka mata lagi.

Aldebaran melingkarkan tangannya di perut Andin, mengecup bahu perempuan itu beberapa kali. Dia mengangkat kepalanya, menatap Andin yang perlahan mulai terpejam,

"Terima kasih ya, I love you" bisiknya yang kemudian mencium pipi Andin dengan sedikit memberi penekanan disana.

"Gemas" ucap nya lagi.

Mereka terdiam, menatap langit-langit kamar hotel dengan cahaya orange yang mulai masuk melewati celah-celah jendela balkon.

Langit tersenyum, daun-daun mulai berjatuhan tertiup angin sore yang tenang.

****

Dua penghuni kamar VIP itu terlelap, tak menyisakkan apapun selain pelukan mereka yang begitu intim. Aldebaran bersembunyi di balik punggung Andin, sedangkan wanita itu meringkuk membelakangi suaminya.

Tangan mereka saling menggenggam,

Suara bel kembali berbunyi, lagi-lagi hal itu membuat Al merasa kesal. Siapapun yang berada di balik pintu itu akan dia sumpahi. Bagaimana bisa ada yang menganggu pengantin yang sedang berdua di dalam kamar macam itu.

Aldebaran beranjak, perlahan dia bangun dari ranjangnya, meninggalkan Andin yang Nampak kelelahan dan terlelap. Dia menyelimuti tubuh indah Andin, hingga yang terlihat hanya bagian kepala nya saja. Sebelum kaki nya turun dari ranjang, Al mengusap-usap lembut kepala Andin dengan penuh perasaan kagum.

Mungkin, bisa dikatakan bahwa Aldebaran ini sebenarnya adalah fans Andin yang terselubung. Sebab dia pernah mengatakan pada Angga bahwa dia adalah laki-laki paling beruntung sebab bisa memiliki seutuhnya seorang idola yang dulu begitu dia puja.

Matanya mengerjap pelan, saat suara bel itu kembali berbunyi. Aldebaran mendengus kesal,

"Siapa sih!!"

Al membuka pintu perlahan, melongokkan kepalanya sedikit sembari memasang wajah judesnya

"Sia..."

"...."

"..."

"Mama.."

Ternyata seseorang yang menekan bel kamarnya adalah Kirana, mama dari Andin. Al menarik napas panjang.

Dia yang hanya mengenakan kimono berwarna coklat itu tersenyum,

"Ada apa ma?" tanya Aldebaran

One Night Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang