4/It's About Us

11.4K 833 41
                                    

4

****

Laki-laki itu menatap lekat foto di ponselnya, lalu tersenyum. Dia sudah siap dengan kaos panjang hitam navy miliknya, topi dan juga satu masker yang akan menutup wajahnya dari resiko paparazi.

Dia masih duduk di tepi ranjang, memandangi wajah cantik dan tubuh indah seorang gadis yang berhasil meluluhkan hatinya hanya dalam satu malam. Senyuman yang terbingkai manis di bibir gadis itu selalu membuat Al terbayang.

Beberapa wanita cantik sempat dekat dengannya, namun tak satupun yang berhasil membuatnya merasakan beratnya tarikan nafas dan debar jantung yang dua kali lebih cepat selain model itu.

"Apa istimewanya perempuan ini? Di bandingkan perempuan lain kebanyakan?" tanya nya pada diri sendiri

Laki-laki itu mengetuk dua kali foto yang sedang dia pandangi, membuat gambar di ponsel itu menjadi ter-zoom secara otomatis.

Wajah sensual dan lekuk tubuh yang indah sekali lagi mampu membuat Al menelan ludah kasar. Dia menggeser foto Andini, lalu kembali melihat satu foto perempuan itu yang diam-diam dia simpan di galerinya.

Ternyata laki-laki itu sudah lama mengidamkan Andini untuk bisa menjadi teman kencannya, beruntungnya dia memliki banyak akses yang memudahkannya untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"Apa nih?" tanya nya, dia kembali mengetuk dua kali foto artis cantik itu, mengamati sesuatu yang ada di pinggang bagian kanannya,

"Tato?"

"Ada tato di pinggang kanannya, gue mau lihat langsung ah" ucapnya dengan senyum penuh kemauan. Dia bergegas mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja dan berlari ke bawah, menuju garasinya.

Beberapa ajudan nya masih berjaga di depan rumah Aldebaran. Bahkan rumahnya di jaga 24 jam secara bergantian oleh orang-orang yang dia bayar mahal.

"Selamat malam pak Al, mau di antar atau tidak?" tanya salah satu orang yang sudah berdiri di samping mobilnya,

"Saya ada urusan pribadi, saya pergi sendiri. Jaga rumah, kabari segera kalau ada apa-apa" ucapnya
"Siap, pak"

Laki-laki bertubuh tinggi besar itu menutup pintu mobil Al lalu menepikan diri, membiarkan bos besarnya meninggalkan rumah. Setelah mobil Al tak lagi terlihat, mereka kembali ke posisi awal untuk berjaga.

Sedangkan Aldebaran melajukan mobilnya menembus kemacetan malam itu, dengan tetap menggunakan topi dan maskernya.

Aldebaran melajukan mobilnya, menembus kemacetan kota malam itu, dengan bayangan Andin yang terus menari di pelupuk matanya.

Dia tak pernah sangka, seorang perempuan yang dia temui di sebuah acara secara tak sengaja, kini mampu membuatnya begitu tergila-gila.

"Lo bakalan mempertaruhkan banyak hal kalau sampai skandal hubungan lo sama model itu naik ke publik" ucap Kevin, salah seorang sahabat Al, sebelum akhirnya kabar itu memang benar-benar diendus oleh media.

"Persetan dengan semua orang, gue mau Andini" ucap Al dengan senyum nya

Sekitar setengah jam perjalanan, Al sampai di pelataran sebuah rumah pribadi di kawasan perumahan elite paraartis dan model ternama Indonesia. Al tak langsung turun dari mobilnya, dia mengamati sekitar,

"Ada wartawan gak ya" batinnya
"Duh, jadi kaya buronan takut polisi ni gue" ucapnya pelan

********

Andin masih duduk di sofa kamarnya, saat sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Dia melompat saat melihat panggilan itu dari laki-laki yang sedang dia tunggu

One Night Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang