33/

8K 761 58
                                    

33

****

"Papa rasa tuh ya, istri kamu ini copy-an mama kamu banget deh Al. kamu pernah ngrasa gitu gak?" tanya Hartawan yang baru saja duduk di samping Aldebaran, di sebuah sofa ruang keluarga yang nyaman. Keluarga yang sudah lama tidak dirasakan Aldebaran.

Al menoleh cepat, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar,

"Perasaan papa aja kali"

"Ya emang perasaan papa, kan papa inget banget mama kamu itu gimana. Walaupun udah mau dua puluh tiga tahun mama ninggalin papa. Tapi papa masih inget banget mama itu gimana" ucap Hartawan

"Kamu sadar gak, Andin itu tiap hari ganti bunga di vas loh, terus kalau gak ada kamu, dia suka duduk di gazebo sambil baca buku"

Al terdiam,

"Persis mama kan?"

"Dia juga suka ngrajut" tambahnya

"Semua orang juga bisa ganti bunga tiap hari pa, apalagi cuma duduk dan baca buku dan ngrajut" kata Aldebaran kemudian,

"Terus apa semua orang juga menghias kotak tissue? Bungkusin kotak tissue pakai rajutan? Terus juga apa semua orang tangannya bisa masak dengan rasa yang persis banget kaya orang lain yang mereka gak pernah kenal?"

"Bukan cuma perihal rasa, tapi kenangan yang bisa Andin kasih setiap kali papa makan masakan dia. Emangnya kamu gak pernah ngrasain masakan Andin?"

Al menggeleng pelan,

"Kenapa?"

"Aku gak mau Andin repot"

"Ya bukan berarti merepotkan juga, Al"

"Ya tapi kan dulu Andin itu artis pa, model, sibuk. Aku gak mau bikin dia makin repot"

"Kan sekarang udah enggak repot"

"Papa rasa Andin itu kembaran mama kamu deh"

"Masa iya, samanya kaya mama banyak banget?"

"Kalau diperhatiin mukanya juga mirip, kan?"

"Papa pas lihat Andin mijit kaki kamu kemarin, langsung inget mama. Dulu mama sering banget kan mijitin kaki kamu?"

"Aku ke kamar dulu ya pa"

Al bergegas naik, membiarkan papanya mematung dengan kalimat yang belum sempat dia selesaikan.

"Papa kan belum selesai bicara, Al"

....

****

Aldebaran masuk ke dalam kamarnya, kemudian melihat Andin dengan perut gemas nya sedang berdiri menatap sepatu bayi yang dia rajut sendiri beberapa hari belakangan.

Al tertegun,

"Andin emang persis banget kaya mama"

..

"Mas?"

"Ndin, lagi ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain, aku habis selesaiin ini, sepatu"

"Mana saya lihat" Al mendekat, lalu mengamati sepatu rajut itu.

"Lucu banget"

"Aku pakai benang biru, soalnya kita belum tau, anak kita perempuan atau laki-laki" kata Andin

"Iya, warna apa aja bagus kok, apalagi kamu yang buat"

"Makasih mas"

"Dulu mama juga buatin sepatu rajut buat Erik, saya yang nemenin" kata Al dengan suara nya yang begitu pelan,

One Night Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang