27/

6.5K 686 68
                                    


  27.

****

Andin yang baru saja selesai melakukan pemotretan untuk produk terbaru Maharatu sedang berjalan keluar dari kantor, dengan menenteng sebuah tas yang pernah diberikan oleh 'fans' nya tempo hari.

Perempuan cantik itu, berhenti di lobby, setelah seorang pria berlari mengejarnya,

"Mas... ada apa?" tanya Andin

Aldebaran yang berdiri di hadapan Andin tersenyum seperti biasanya ; ramah dan terlihat begitu bersahabat.

"Sudah mau pulang?" tanya nya

"Iya mas. Ada yang belum kelar ya?"

"Oh bukan, bukan. Bukan itu"

"Terus ada apa?"

"Ini saya lupa, ada hadiah buat kamu"

Aldebaran memberikan sebuah bingkisan dengan logo brand mahal yang biasanya menjadi langganan artis-artis. Matanya terbuka sempurna,

"Buat saya?"

"Iya, dari kantor"

Lagi-lagi, kantor selalu menjadi alasan Aldebaran untuk bisa memberikan hadiah untuk artis cantik itu.

"Penjualan produk meningkat pesat setelah kamu jadi brand ambassador kita, jadi ya itu pantas buat kamu. Cuma hadiah kecil, semoga suka"

"Mas, ini bukan hadiah kecil, ini sangat berarti buat saya. Saya senang sekali bisa jadi bagian dari produk ini"

"Kalau nanti make-up nya habis kabarin aja tim kantor biar dikirim ya"

"Oh iya mas, terima kasih banyak"

"Sama-sama. Kamu sudah di jemput?"

"Oh itu, udah" Andin menunjuk sebuah mobil sedan yang sudah parkir tepat di halaman kantor.

Aldebaran mengangguk pelan, menyadari siapa yang menjemput Andin saat itu,

"Saya pulang dulu ya Mas Al, permisi"

"Silahkan, hati-hati ya Andin"

Aldebaran menarik napas panjang, semvbari membelai dadanya sendiri,

"Tenang Al.. sabar.." ucapnya lirih

Ya mau bagaimanapun, dia tetap tak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Sedangkan dia menyadari bahwa rasa Sukanya pada Andin bukan lagi sekadar perasaan mengagumi seorang idola. Namun sudah lebih dari itu.

Bahkan diam-diam Aldebaran mulai menaruh harapan untuk bisa dekat dengan Andin lebih dari sekadar kerjasama.

Aldebaran melangkah kembali, masuk ke dalam ruangannya. Sedangkan Andin yang baru saja menutup pintu mobil sudah mendapati wajah Putra, kekasihnya begitu masam.

"Kenapa mukanya gitu?" tanya Andin

Perempuan itu meletakkan hadiah yang sebelumnya dia terima di jok belakang mobil, lalu kembali menatap kekasihnya,

"Kenapa?" tanya nya lagi

"Hadiah dari siapa?"

"Oh itu, dari si bos"

"Oh, Aldebaran?"

Andin mengangguk pelan,

"Seneng kamuy a, selalu dapat hadiah dari dia?"

"Loh, ya iya lah, mana hadiah nya selalu hadiah mahal banget"

"Suka kamu sama dia?"

"Hah?"

One Night Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang