30
****
"Senyam senyum terus. Gak di jawab pertanyaan suami nya"
"Ndin, mau tinggal dimana? Di rumah eyang kamu?"
"Enggak"
"Terus dimana? Enggak semua deh"
Al beranjak, menutup gorden balkon yang masih terbuka. Lalu kembali duduk di samping istrinya,
"Aku mau tinggal sama kamu mas" kata Andin
Aldebaran diam sebentar,
"Ya emang mau tinggal sama siapa kalau bukan sama saya, ndin?"
"Maksudnya, tinggal di rumah kamu, sama kamu sama keluarga kamu"
Al diam lagi, kali ini dahinya sedikit berkerut,
"Aku pengen ngrasain rasanya dibawa pulang sama suami ke rumahnya"
"Tapi ndin.."
"Mas.... Aku tau mas, kamu bisa beliin aku rumah, apartmen, bahkan hotel pun kamu pasti mau beliin kalau aku minta, tapi aku gak mau"
"Aku mau pulang ke rumah kamu mas"
"Tapi di rumah saya ada Erik, dia resek"
"Lagian saya anak pertama, masa tinggal di rumah"
"Tapi papa kamu pernah bilang, beliau mau tinggal sama aku sama kamu mas, kalau aku udah mutusin buat balik ke Indonesia"
"Aku awalnya juga mau tinggal disini aja, kaya planning awal kita mas, tapi aku inget kata-kata papa kamu"
"Emang papa saya pernah ngomong apa ke kamu?"
Andin diam sebentar, mengingat apa yang pernah dikatakan papa mertuanya pada nya tempo hari setelah mereka baru saja menikah.
"Papa kamu pernah bilang, kalau missal aku mau balik ke Indonesia, papa kamu minta kita tinggal di rumah"
"Kenapa?"
"Ya papa gak jelasin apa-apa alasannya gimana mas, tapi aku ya mikirin papa kamu. Kan selama ini papa kamu sendirian mas, kamu juga gak tinggal sama mereka, Erik juga pergi-pergi. Pasti papa kamu kesepian"
"Kalau kita tinggal di rumah seenggaknya kalau kamu kerja, ada papa di rumah, ada aku juga yang nemenin. Pasti kan papa kamu juga suka kalau nanti anak kita lahir mas, jadi ada bayi di rumah" ujar Andin
Al mengangguk pelan,
"Ya udah, kamu mau tinggal di rumah saya, boleh. Kita pulang" kata Aldebaran
"Beneran, mau?"
"Apa yang kamu mau, saya pasti turutin ndin"
"Jadi kita tinggal di rumah kamu?"
"Iya.. kan kamu maunya gitu"
"AAA makasih ya mas, kamu baik banget"
***
Suara deru mesin pesawat memenuhi telinga Andin, dia telah sampai di Indonesia bersama dengan suaminya. Setelah menempuh perjalanan puluhan jam untuk sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Andin merasakan pegal di bagian pinggangnya.
Aldebaran menyadari perubahan ekspresi Andin, pria itu membelai punggung Andin dengan sedikit memijatnya,
"Capek ya?"
Andin mengangguk pelan,
"Ya udah istirahat dulu ya, kamu sambil makan. Anak saya pasti lapar di dalam situ"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Season 1
FanfictionMengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, umpatan dan adegan dewasa. Seorang model ternama yang harus terjebak di dalam sebuah hubungan rahasia dengan konglomerat muda nan tampan. Andini Alexandra harus selalu menjauhi kamera wartawan setelah ken...