11
****Sekeras apapun usaha mu untuk menahan gejolak di hatimu
Sejauh apapun langkah yang kau ambil untuk menghindarinya
Serumit apapun jalan yang kau putari untuk dapat melupakan nya
Kau akan tetap berakhir disini, mencintai nya dalam sunyi nya malam
-buti~~~
Suara dering telfon terus berdengung di telinga Andin. Namun dia hanya menatapnya sesaat lalu kemudian kembali memeluk tubuhnya sendiri. Matanya sudah sangat lelah, bahkan untuk terbuka sempurna saja rasanya begitu berat. Andin merebahkan tubuhnya, setelah seorang wanita berusia sekitar 50 tahun masuk ke dalam kamarnya membawa satu gelas jus mangga."Mbak Andin, minum jus dulu ya, biasanya kalau lagi sedih, mbak Andin suka minta jus mangga, biar senang lagi" ucapnya lembut
"Bibi, jangan bilang mama ya kalau aku kayak gini" kata AndinDengan posisi masih tidur dan memunggungi bibi yang dia kenal sejak kecil itu, Andin berusaha tenang dan mengatur suaranya. Wanita yang Andin kenal bernama Yani itu, tetap berdiri di balik punggung Andin lalu meletakan minuman Andin di meja.
"Iya, tapi nanti kalau udah lebih tenang, makan ya. Nanti mbak Andin sakit, kan bibi di suruh jagain mbak Andin" ucapnya
"Iya bi, nanti aku makan, makasih ya"
"Sama-sama. Ya udah, bibi bersihin dulu ya kamarnya"
"Maaf ya bi, ngrepotin"
"Jangan minta maaf, udah gak apa-apa,, mbak Andin istirahat ya"Setelah itu tak lagi terdengar suara Andin, dia nampaknya begitu lelah, sampai-sampai tertidur dengan air mata yang masih mengalir dari sela-sela kelopak matanya. Selagi membersihkan kamar dan menata barang-barang Andin yang berserakan, bi Yani sesekali menoleh ke arah Andin yang sudah di anggap seperti anaknya sendiri itu dengan tatapan menyayat hati.
"Kasihan mbak Andin..." ucapnya pelan
Sedangkan Glenka, menyetir mobil dengan perasaan marah, dia menuju ke sebuah perumahan elit para pejabat dan pengusaha kelas kakap di kawasan Jakarta, mencari dimana rumah Aldebaran. Glenka hanya tau alamat perumahan dan blok rumahnya, namun tak tau persis dimana rumahnya.Berbekal informasi dari beberapa security yang dia temui, rumah mewah dengan tembok depan yang cukup tinggi bercat hitam itu akhirnya bisa dia temukan.
Glenka memberhentikan mobilnya, dengan perasaan yakin dia turun dari mobil dan mencoba untuk masuk, namun seorang laki-laki bertubuh besar menghadangnya,"Maaf mbak, mau bertemu siapa?"
"Ini benar rumahnya Aldebaran?" tanya nya
"Benar, ada keperluan apa?"
"Saya mau bertemu Aldebaran"
"Sudah buat janji sebelumnya?"
"Belum, tapi saya harus bertemu dengan Aldebaran sekarang. Ini penting"
"Maaf mbak, kalau belum ada janji, gak bisa bertemu. Mas Al sedang istirahat""Sebentar aja pak, ini penting banget. Kalau enggak, bilang deh ke Aldebaran, ada Glenka mau ketemu. Aldebaran kenal kok sama saya" ucap Glenka
Laki-laki itu nampak ragu, dia memutar bola matanya, lalu menatap ke arah Glenka
"Dia kenal sama saya. Bilang sama Aldebaran, sahabat pacarnya mau ketemu" kata Glenka yang mulai kesal.Glenka dan Aldebaran memang belum pernah bertemu langsung, Andin belum sempat mengenalkan mereka berdua, namun hanya beberapa kali, Andin menerima panggilan video setiap kali bersama Aldebaran atau sebaliknya. Itu membuat Al dan Glenka secara tidak langsung jadi tau satu sama lain.
"Ya sudah, kalau begitu, saya telfon mas Aldebaran dulu" ucap laki-laki itu
Glenka mengangguk, dia melipat kedua tangannya di dada, dengan tatapan sinis pada semua orang. Terdengar laki-laki itu berbicara dengan Aldebaran lewat telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Season 1
FanfictionMengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, umpatan dan adegan dewasa. Seorang model ternama yang harus terjebak di dalam sebuah hubungan rahasia dengan konglomerat muda nan tampan. Andini Alexandra harus selalu menjauhi kamera wartawan setelah ken...