Jiwa pembrontak, pastinya dimiliki oleh setiap manusia di dalam kalbunya. Akan tetapi, tidak semuanya memilih tunduk pada jiwa liar itu dan mampu mencokak di hadapan dunia. Keteguhan dan hati murni yang dimiliki seseorang dapat melawan jiwa itu. Barangkali itulah yang dialami oleh pemuda malang itu. Meski setiap malam ia dicekik penderitaan dan dibelenggu pikiran-pikiran berlebihan, tetapi kehormatan yang dijunjung di atas kepalanya membuat ia terombang-ambing pada arus takdir.
Bahagia, tersiksa, menemukan kebahagian lagi, lalu disiksa lagi. Ia terima itu dalam diam. Semua penderitaan ia telan mentah-mentah meski ia ingin sekali memuntahkan kelelehannya. Ia kehilangan lagi sekarang-kebahagian yang sempat membasuh jiwa gersangnya kini hilang dalam sekejap.
Selepas pertemuan di pantai, takdir memisahkan mereka lagi. Di mana tak ada surat yang silik berganti dikirimkan, tak ada suara nyanyiannya yang menyapu rungu, pun tak ada lagi netra yang saling menatap dengan afeksi benih-benih cinta. Mereka kembali berusaha saling melupakan, entah untuk keberapa kalinya.
Kedua netra berair serta memerah itu terpejam diiringi helaan napas letih dari ceruk bibirnya yang baru saja berpisah dengan bibir gelas kecil. Tangannya gemetaran meletakan gelas berisi cairan berwarna hitam pekat di atas meja kayu. Meski ia coba untuk memelan, dentingan tetap terdengar.
Kepalanya berdenyut hingga muncul beberapa kerutan halus di wajah kacaunya. Kala kelopak mata itu terbuka lagi, keputusasaan dan rasa frustasi sarat di sana. Satu tangannya yang awalnya memegang penah kini melempar benda tak berdosa itu dengan asal.
Kalimat yang ia tuliskan di kertas-kertas itu belum ada yang terselesaikan. Ia kehilangan kata dalam keaadannya yang sudah setengah melayang-rasanya. Minuman yang sangat anti dengan kerongkongannya ia paksakan untuk diteguk hingga hampir habis sebotol. Niatnya untuk melepas beban-tak terwujud-kendati justru ia semakin diderah kehampaan.
Ia teringat semuanya, kala ia menderita di bawah kaki ayahnya, kala dirinya menemukan hidup baru melalui sastra, tetapi dipatahkan lagi oleh tuntutan keluarga. Ia jatuh lagi dan kembali mengukir senyum kala menemukan entitas itu, setangkai bunga mawar putih yang menebar benih di dalam hatinya. Namun, ia lagi-lagi ditampar hingga kehilangan lagi. Sungguh, ia tak mengerti takdir macam apa ini.
Geraman rendah mengalun kala ia memaksakan satu gelas alkohol lagi dalam tubuhnya. Membuat ruang kerjanya yang tadinya berharum penenang kini sarat akan aroma pahit dari alkohol. Ia tidak tahu kapan akan berhenti, mungkin hingga dirinya tak bisa mengangkat gelas lagi.
Bruk!
Bunyi nyaring dan gaduh dari pintu kayu yang dibuka kasar bahkan tak lagi menarik perhatiannya. Jiwanya yang hilang setengah tak bisa menyadari derap langkah yang kini menujuh ke arahnya. Kala sebuah amplop tebal mendarat di depan meja tepat di hadapannya hingga gelas dan botol minumannya jatuh ke lantai, barulah ia tersadar dan mengangkat pandangannya.
Segaris senyum terangkat di salah satu sudut bibirnya kala ia dapati sosok itu berdiri di hadapannya. Sorot tajam itu serasa memuakkan dan menggelitik jiwanya. Ia tahu ia pasti akan menghadapi deretan kemurkahan serta cacian lagi, entah apa lagi alasannya kali ini.
"Kebebasan Untuk Jiwa Muda yang Menangis. Kau mengirim tulisanmu yang berisi komentarmu terhadap adat di media cetak untuk dimuat. Apa kau tak sadar atas apa yang kau lakukan, Kim Taehyung!"
Pemuda Kim beranjak dari duduknya kala mendapati urat-urat leher dari pria tua yang berteriak ke arahnya sudah menonjol. Netranya yang ia warisi setajam elang menatap nanar pada jemari yang menunjuk tepat di hadapan wajahnya. Sungguh itu memang pemandangan yang sangat mengerikan di keluarga Kim, kemarahan Kim Taebin adalah kemarahan iblis.
Namun, Taehyung muak rasanya mendengar semua teriakan itu.
"Kim Taehyung kau mencoba membrontak padaku!" teriaknya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future √
RomanceMereka melakukan kesalahan dan dosa besar. Maka Tuhan memisahkan keduanya agar tak menyakiti banyak hati. ________________________________ Historical Fiction | Romance by Yoodystopia Started : August, 31 2021 Finished : February 25, 2023 ©...