What Kind of Future : 23

74 11 0
                                    

Pergi dan jangan kembali lagi, Anak Sialan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pergi dan jangan kembali lagi, Anak Sialan!

Kau lebih memilih wanita itu daripada ayahmu, bukan? Maka kau bukan anakku lagi. Jangan menggunakan margaku lagi, kau kubuang dari keluargaku! Pergi!

Bahkan untuk menangis tidaklah lagi bisa. Luka dalam uluh hati seakan membuat sosoknya tak bisa lagi merasakan sakit. Ia pikir kini ia telah mati rasa. Hatinya telah dihancurkan sehancur-hancurnya hingga tak bisa lagi dipungut untuk disatukan kembali. Ia tak tahu rasa sakit apa yang lebih menyakitkan dari apa yang baru saja ia terima. Cinta, hormat, dan kepatuhannya pada Kim Taebin telah ia runtuhkan untuk mencari bahagia di luar sana. Harusnya ia merasa lega karena telah dilepaskan dari belenggu itu---lebih tepatnya ia dibuang. Namun, ia justru merasa amat hancur mengingat kenyataan bahwa sosok yang teramat ia cintai dan hormati telah melepasnya dan memutuskan hubungan di antara mereka.

Tak bisa dipungkiri, Kim Taehyung memang menderita selama ini, tetapi ia tetap saja teramat mencintai Kim Taebin---ayahnya.

Semuanya telah terjadi. Dengan luka, ia harus tertatih mengayungkan langkah meninggalkan kediaman yang menjadi saksi bagaimana ia tumbuh hingga sebesar sekarang. Rumah yang dulunya menjadi tempatnya pulang selepas bermain seharian bersama teman-temannya akan ia tinggalkan begitupun statusnya sebagai putra keluarga Kim. Taehyung---seperti namanya yang telah berdiri tunggal tanpa marga, ia pun telah menjadi kapal tanpa awak yang akan terombang-ambing tanpa tujuan.

Sungguh berani kendati ia memunggungi gerbang utama kediaman Kim dengan hanya berbekal koper berisi pakaian dan beberapa lembar won yang masih ia miliki. Taehyung berusaha tidak menyesali keputusan itu. Tentunya, ia telah memikirkan hal ini dengan matang-matang sebelum meninggikan suaranya pada ayahnya. Ia telah terjerumus dalam dosa dan memilih untuk tenggelam semakin dalam kubangan itu.

Tungkainya yang teramat berat kini berhenti perlahan dengan dada yang kembali sesak. Kedua binar tajamnya memandang dengan takut kala ia dapati sosok tak asing yang mencekal jalannya sebelum ia melangkah jauh dari kediaman Kim. Ada sedih di sana, tetapi kemarahan serta kekecewaan lebih mendominasi. Membuat pria Kim ingin sekali bersujud di bawah kakinya agar ada maaf yang diberikan untuknya. Namun, itu bahkan tak sepadang dengan apa yang telah ia perbuat pada wanita itu.

Taehyung kembali mengayun langkah dan kembali berhenti tepat di hadapan figur yang lebih tua darinya. Pandangan pria Kim jatuh pada tanah sebagai wujud dari rasa bersalah yang bersarang dalam sanubarinya. Tenggorokannya yang kering dan perih ia paksakan untuk bersuara dengan begitu lirih. "Tidak ada kata yang bisa kuucapkan selain maaf ...."

Ia menjeda untuk sekedar menatap kedua binar itu dengan teramat senduh. Kepalanya menunduk kecil sebagai pernghormatan pada wanita yang sudah ia patahkan hatinya. Meski ia tahu bahwa wanita itu tak benar-benar mencintainya, hanya sekedar obsesi dan mengejar nama baik. Tetap saja, tidak ada wanita yang tak marah jika suaminya meninggalkan segalanya demi wanita lain. Sungguh, Taehyung mengerti hal itu. Maka sebelum ia benar-benar pergi bersama dosa-dosanya, ia berucap untuk terakhir kalinya. "Jangan maafkan aku. Aku pantas mendapatkan itu, Noona."

What Kind of Future √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang