What Kind of Future : 0.9

195 41 59
                                    

Angin yang bertiup malam ini tak terlalu dingin. Namun, tubuh terasa mengigil dan bergetar. Bulan yang menggantung di atas langit tampak prihati akan kesedihan yang meraung di bawah sinarnya. Kebahagian yang baru saja dinikmati sebentar itu lenyap dalam sekejap layaknya debu yang dengan mudah diterbangkan angin. Menyisahkan rasa bersalah dalam benak yang sangat menyiksa.

Terhitung sudah dua jam selepas kebahagian mereka dirusak oleh beberapa orang, menyisahkan mereka yang kini tertunduk sembari termenung dengan pikiran yang kalut. Kabar baik ia harap akan datang kala sebuah mobil berhenti di ujung jalan. Di mana Yoongi keluar sembari melonggarkan dasinya seakan gerah. Wajahnya tertekuk dengan langkah yang begitu tak bersemangat, membuat entitas-entitas yang menantikannya langsung merasakan bahwa sebentar lagi kabar buruk akan menyapa rungu mereka.

Di depan bar yang dua jam yang lalu menjadi tempat paling menyenangkan bagi anggota Vantae, mereka menunggu dengan begitu risau perihal Taehyung yang telah dibawa pergi entah ke mana oleh sejumlah orang asing yang menurut Yoongi adalah suruhan ayahandanya sendiri.

Tepat kala tungkai si pria Min telah sampai di depan kawan-kawannya yang linglung setengah mati, terdengar embusan napas dari bibirnya. Surai hitamnya ia usap begitu frustasi sebelum berujar, "Masuk mobil cepat, kita harus pulang."

"Bagaimana dengan Taehyung?"

Suara bergetar dari wanita bersurai hitam yang tak lain merupakan Aleeya menghentikan langkah Yoongi sejenak. Sorot penuh kerisauan dari kedua netra wanita Shin dapat dimengerti oleh orang-orang di sana, mengingat dia memang pertama kalinya melihat kejadian seperti ini---tak seperti anggota lainnya yang sudah hapal bagaimana kejadian ini terus berulang selama setahun.

Sejujurnya ada kekecewaan yang menapaki relung hati Aleeya, entitas di sana ia tatap bergantian meminta penjelasan kendati sedari tadi semuanya bungkam. Aleeya tak butuh hal lain selain kalimat yang terlontar dari mereka yang meyakinkannya bahwa pujaan hati akan dalam keadaan baik-baik saja. Meski ia tahu itu mustahil, pasalnya perlakuan yang diberikan pada Taehyung di bar tadi sudah menjelaskan apa yang akan dihadapi pria itu setelahnya.

Aleeya menoleh kala mendapati sebuah tepukan mendarat di bahunya, di samping berlawanan pria bersurai cokelat berdiri sembari merangkulnya. Woosik mengangguk beriringan dengan bibir yang mulai terbuka. "Ikut dalam mobilku, sepertinya aku akan menceritakannya," bisiknya beberapa detik sebelum berlalu pergi. Begitu pun anggota lainnya yang masuk ke dalam mobil tanpa sepata-kata pun.

Tinggallah Aleeya yang diliputi kebimbangan serta rasa penasaran besar yang bersarang dalam dada. Dalam keraguannya memilih menuruti permintaan Woosik dengan mulai melangkahkan kakinya, masuk ke dalam mobil yang hanya berisi si pria Choi yang duduk di kursi kemudi dan Siyeon yang duduk di sampingnya. Sementara yang lainnya berangkat bersama Yoongi.

Perjalanan terasa begitu sunyi di dalam mobil yang dikendarai Woosik. Suasana tegang sarat kesedihan mendominasi ditambah radio dalam mobil yang memutar lagu mendayu-dayu membuat mereka semakin tenggelam dalam pikiran masing-masing. Aleeya yang duduk di belakang seorang diri menatap jalanan yang dipenuhi kerlap-kerlip khas kota metropolita. Pikirannya tak lepas diserang oleh banyaknya pertanyaan yang tak ia ketahui siapa yang bisa memberinya jawaban. Ia tak tahu apa-apa dan orang-orang tak juga sudi memberinya penjelasan.

Musik di radio perlahan menghilang kala jemari sang pengemudi menurunkan suarannya. Aleeya melirik mendapati kedua netra pria Choi menatap dari kaca spion tengah mobil. Tak lama setelah itu terdengarlah suaranya kala berucap, "Taehyung sepertinya baru akan kembali beberapa hari ke depan. Ini sudah biasa terjadi, maka tenanglah."

What Kind of Future √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang