Seoul, Korea Selatan, 13 April 1971
Untuk kenyataan pahitnya, ia memilih menyerah pada takdir yang terus mencoba mengalahkan mereka. Pasalnya perguliran waktu merenggut hari-hari indah di antara kedua anak Tuhan yang saling merindu itu. Hari demi hari menciptakan jarak yang semakin merenggang di antara mereka. Kesempatan untuk bersitatap serta bertegur sapa telah direnggut habis oleh takdir. Rindu yang kerap menyambangi relung hati kala malam tiba, hanya bisa meratapi nasib mereka yang pedih. Lantaran hubungan terlarang di antara mereka telah selesai di awal tahun
Terhitung sudah hampir tiga bulan selepas mereka saling merindu. Bulan yang baru pun selalu disambut begitu baik. Membiarkan bayang-bayang sang pujaan hatilah yang mereka ajak bercengkrama di petang menuju malam.
Mereka kesepian, pun jiwanya hampa. Kala jarum jam mulai menunjukkan tengah malam, mereka didatangi pikiran berlebihan. Menggulir semua kenangan dalam lipatan ingatannya hingga ia terlelap dengan sendirinya-tanpa seorang pun.
Hingga kala waktu itu telah tiba, di mana anak muda yang merajut impiannya dalam tidur, telah menyelesaikan pendidikannya selepas tiga bulan itu berlalu. Di mana Kim Taehyung memilih kembali ke ibu kota untuk mengambil gelar yang pada akhirnya tinggal gelar semata. Kendati ia telah mengucap janji pada Kim Taebin-ayahnya untuk melanjutkan bisnis keluarganya di Daegu dan melupakan impiannya untuk menjadi seniman. Serta melupakan kenangan yang menjadi sarang rindunya yang ia tinggalkan di Seoul.
Ia tak bisa mendustakan itu, bahwasanya sanubarinya masih menyisahkan nama wanita Shin.
Kedua tungkainya kini mengayun menuruni tangga di depan gedung kampus sembari membawa berkas kelulusannya yang kini terasa hampa. Selepas menghilang cukup lama, ia merasa Seoul telah berubah menjadi asing. Ia tak bertemu kawan-kawannya yang entah telah berlabu di mana. Ia seperti menginjak kota baru.
Tak terduga, langkah si bunga layu dihentikan oleh senyum canggung yang seperti memang menunggunya di halte depan kampus. Surai panjang yang senantiasa dijepit pita, sesekali bergerak menutupi wajahnya yang begitu sayu. Rndu dalam dada si insan lemah seakan bersorak hendak diungkapkan segera meski pada kenyataannya mereka malah saling menatap dalam diam.
Mereka tak tahu harus memulai atau menganggap pertemuan itu seperti apa. Takdir bahwa mereka berjodoh? Itu terdengar konyol kendati mereka tak ditakdirkan untuk bersama, pun semesta tak memberi mereka restu. Maka mereka anggap pertemuan itu sebagai reunian selayaknya kawan yang lama tak berjumpa.
Itulah yang mendasari keputusan mereka untuk duduk bersama di dalam sebuah restoran kecil di samping kampus sang pria---dengan sebuah hidangan menggugah selerah di atas meja. Meski sama sekali tidak menarik dibandingkan sosok yang kini duduk di hadapan.
"Sudah lama sekali." Salah satu dari mereka berucap pelan diiringi suara kekehan canggung. Agaknya si wanita mencoba mengembalikan suasana nyaman di antara mereka meski nihil. Netra sosok di depannya seakan tak membiarkannya bernapas. "Kabarmu baik, Taehyung-nim?"
Sosok yang diajak berbincang akhirnya menyudahi kebungkamannya. Bahkan kini ia mengalihkan pandangan kala bibirnya terbuka untuk bersuara. "Aku baik seperti kelihatannya, Aleeya-ya. Bagaimana denganmu?"
Wanita Shin mendongak secara spontan. Memancarkan binar terkejutnya kala mendengar kalimat yang baru saja menyapu rungunya dari pria yang pernah menghuni relung hatinya. Ia mencoba memastikan bahwa ia tak salah mendengar, bagaimana pria yang pernah menolak untuk akrab itu telah memanggil namanya dengan tidak formal lagi.
Kala netra mereka bertemu lagi, akar-akar rasa di dalam sanubari kembali menjalar. Begitu serakah ingin menguasai tubuh mereka, padahal itu tak seharusnya terjadi. Untungnya, wanita Shin cukup sadar diri. Ia kembali meyakinkan dirinya perihal niatnya menemui pria itu. Bukan untuk menambah rasa di antara mereka. Namun, untuk membuat perpisahan mereka terasa nyaman hingga tak ada lagi yang mereka risaukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future √
RomanceMereka melakukan kesalahan dan dosa besar. Maka Tuhan memisahkan keduanya agar tak menyakiti banyak hati. ________________________________ Historical Fiction | Romance by Yoodystopia Started : August, 31 2021 Finished : February 25, 2023 ©...