What Kind of Future : 11

211 35 40
                                    

Suasana kota besar macam Busan, memang tak luput dari kebisingan.

Bangunan-bangunan tinggi telah menghiasi di beberapa bagian kota. Meski budaya yang ditinggalkan oleh penjajahan Jepang masih dapat dikenali di beberapa kebiasaan penduduk, tetapi hal tersebut bukan hal yang patut dipermasalahkan. Kota pinggiran laut indah itu kini telah jauh lebih baik dan bergaya. Toko-toko besar telah berdiri di sepanjang jalan yang dapat memanjakan mata yang memandang.

Binar takjub tak hentinya terpancar dari sekembar netra yang kini memuja keindahan suasana kota Busan. Hal tersebut tentunya disebabkan karena kala itulah ia pertama kali mengunjungi kota pelabuhan itu. Meski kehidupan di kota asalnya jauh lebih maju, tetapi ada hal yang disugukan oleh kota pelabuhan yang tak dimiliki ibu kota.

Dua pasang tungkai yang mengayun itu beriringan memijaki tepian jalan dan kerap berpapasan dengan beberapa penduduk pribumi yang begitu ramah. Keduanya sama-sama tersenyum sembari berbincang ringan---di mana sosok yang lebih mudalah yang terus bertanya banyak hal. Menanyakan banyak hal baru yang ia lihat pada sosok yang lebih tua.

Gaun hitam putih dengan corak kotak-kotak kecilnya berayun setiap kali si gadis melangkah, begitu pun surai yang kali ini tak dijepit atau dikuncir. Dibiarkan bergoyang tiap kali angin menyapanya. Tak anyal kerap kali terkibas ke arah sosok tinggi yang kini berjalan di sampingnya layaknya seorang pemandu wisata. Dengan sabar menjelaskan tiap kali sang gadis memberinya soalan.

Aleeya mengamati setiap wajah yang melintas di hadapannya, menyimpan semua itu sebagai kenangan jika ia kembali ke Seoul nantinya. Lantara ia tak tahu, kapan ia bisa menginjak Busan lagi selepas pulang.

Di sela perbicangan ringan dengan lelaki pujaan hatinya, sesuatu lain menarik perhatiannya. Ia dapati seorang wanita dengan gaya begitu modis layaknya model berpapasan dengan mereka. Sebuah syal kecil terikat begitu rapi pada leher panjangnya layaknya sebuah dasi. Mengingatkannya pada sesosok kawan yang ia tinggalkan di Seoul.

Ia ingat kawannya itu---Kang Yoona, sangat menyukai syal hingga terdapat banyak macam di dalam lemarinya. Ia pun penasaran akan benda itu, ada niatan hendak mencobanya. Namun, tiap kali wanita Kang meminjamkan miliknya, ia tak merasa nyaman dan percaya diri. Hingga sekarang ia niatnya untuk menggunakan benda itu telah sirna.

"Bagaimana mungkin mereka nyaman menggunakan itu?" si Shin bergumam.

Figur tinggi berbalut setelan jas abu-abu di samping menoleh, ikut menatap wanita yang berpapasan dengan mereka kemudian beralih menatap Aleeya di sampingnya. "Itulah gaya. Aku suka melihat syal itu."

"Huh, kau suka?"

Satu anggukan menjadi jawaban dari pertanyaan Aleeya. Keduanya kini kembali menatap ke depan di mana jejeran tokoh pakaian menyambut mereka. Memanjakan mata siapa saja yang melihat betapa bergayanya pakaian yang harganya hampir sepadan dengan membeli kamera yang masa itu sangat mahal.

Tak lama selepas melewati pusat fashion Busan, mereka telah tiba di tempat tujuan. Sebuah bangunan besar dengan papan besar bertuliskan 'Busan Studio' di depan bangunan. Ide untuk mengunjungi tempat itu tak lain dari pria dengan beberapa luka kering di wajah itu. Pasalnya dirinyalah yang lebih mengenal kota tempat pamannya tinggal ini.

Aleeya diajak untuk masuk. Meski belum mengetahui apakah gerangan yang akan mereka temui di dalam bangunan bernuasansa Jepang kental itu, ia beranikan untuk ikut berlandaskan kepercayaannya pada Taehyung.

Dentuman sepatu mereka bergemah kala menginjak ubi-ubi mahal yang terpasang rapi di lantai. Lukisan-lukisan bernilai seni yang sangat indah lantas menjadi objek pertama yang menarik perhatian wanita Shin yang memang memiliki ketertarikan pada seni. Lorong yang didominasi cat cokelat serta tirai-tirai merah itu seakan didesain oleh professional lantaran indah dan mewahnya. Sejujurnya, Aleeya masih tak mengerti bangunan apa yang memiliki aura seni seindah itu, tetapi langkahnya semakin semangat hendak melihat hal lebih banyak lagi. Senyum serta wajah takjubnya tak anyal membuat Taehyung tersenyum manis.

What Kind of Future √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang