Detak jam dinding menghiasi kesunyian tempat itu, seseorang duduk di sudutnya dengan sebuah buku catatan di hadapannya. Tangannya terus menulis tentang sesuatu, bibirnya melengkung indah memamerkan senyuman yang menenangkan."Mau sampai kapan kamu diam disini?" Tanya seseorang.
"Sampai lembar catatan hari ini selesai. Kamu sudah bosan?" Jawabnya dengan senyum yang masih bertengger disana.
"Menurut kamu?" Seseorang di hadapannya menelungkup kan kepalanya di atas meja.
"Kamu lucu. Habis ini kita pergi beli boba ya? Kamu mau kan?"
Orang itu langsung saja mengangkat kepalanya dengan semangat, terlihat wajahnya gembira dengan hal tersebut.
"Dua, ya?"
"Satu. Terlalu banyak gula itu gak sehat, Rhea."
Rhea nama gadis di hadapannya. Wajah gadis itu kembali murung, dia kembali menelungkup kan wajahnya di atas meja. Rasanya malas sekali menunggu laki-laki dihadapannya.
"Nanti kita beli donat kesukaan kamu juga." Hibur laki-laki dihadapannya.
"Janji ya, Mavi?" Gadis itu kembali mengangkat kepalanya dengan mengacungkan jari kelingking.
Lelaki itu tersenyum dan mengalungkan jari kelingkingnya, "janji".
"Mavi, kamu tulis apa sih selama ini?"
"Kamu nanti tau sendiri, buat apa kamu tanya begitu?"
"Mastiin aja, aku selalu liat kamu tulis sesuatu di buku itu. Itu buku apa sih?"
Mavi menutup bukunya, menyudahi tulisannya pada lembar hari ini.
"Ini catatan kecil milik Mavi." Ucapnya dengan senyum kecil.
"Ayo, aku traktir boba kesukaan kamu." Mavi melangkah lebih dulu dengan membawa buku itu, Rhea yang melihat lantas mengejar Mavi dan memeluk lengan lelaki itu. Mereka berdua melangkah meninggalkan perpustakaan kota.
📖📖📖📖📖📖📖📖📖
KAMU SEDANG MEMBACA
Maviandra ✓
Teen Fictionkertas kertas itu bukan hanya penampung aksara, lebih daripada itu. tentang kata yang tak mampu terucap, tentang suara yang tak mampu terdengar. tentang kita, yang tak juga tergapai. 📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖 Maviandra berpacu dengan waktu dan dirinya se...