Lembar ke-35 (THE DAY)

223 13 2
                                    

Ini adalah hari terakhir ujian akhir. Itu berarti lusa adalah hari operasi yang sudah di nanti Mavi selama beberapa tahun terakhir. Dia tidak tau harus sedih atau senang, tapi yang jelas ini adalah akhir dari apa yang selama ini dia nantikan. Entah harus berpisah atau tidak, dia tidak tahu.

Seperti biasa, Mavi mengerjakan dengan pelan dan teliti. Semua pertanyaan dia pastikan satu persatu. Diluar ruang rawat Mavi, sudah ada dua orang yang menunggunya. Xean dan Richie sudah ada di sana seperti kemarin. Menunggu Mavi yang sedang menjalankan ujian. Sebenernya mereka berdua juga menunggu datangnya teman-teman yang lain, hari ini mereka bertujuh memutuskan untuk bermain bersama. Mengingat jadwal operasi Mavi yang mendadak itu membuat mereka merasa kekurangan waktu untuk bermain bersama. Setelah menunggu beberapa jam akhirnya pengawas ujian keluar, Xean dan Richie menyapa guru tersebut sebelum masuk ke dalam ruang rawat Mavi.

"Udah dateng aja lo berdua." Ucap Mavi.

"Nunggu makanan sih. Eh tadi gue mesen boba, sampenya di resepsionis lobby utama ya?" Tanya Xean.

"Biasanya sih begitu." Jawab Mavi.

"Males banget gue harus turun ke lobby." Ujar Xean.

Xean merebahkan dirinya di ranjang pasien milik Mavi. Sebenarnya dia masih mengantuk akibat belajar yang kelewatan, jam tidurnya beberapa hari ini memang sedikit terganggu.

"Lo kalau ngantuk tidurnya di kamar sebelah sana aja!" Tunjuk Mavi. Kamar untuk orang yang menunggu pasien memang di ruangan berbeda dengan tempat tidur yang cukup luas, jadi Xean bisa lebih leluasa untuk tidur.

"Iya deh, gue numpang tidur sebentar. Bangunin gue kalau boba gue udah sampe. Ini gue titip handphone, ya. Biar bisa di tracking mas drivernya." Ucap Xean meletakkan ponsel di nakas samping ranjang pasien Mavi dan melangkah memasuki kamar yang disediakan.

"Lo udah siap buat olimpiade kali ini?" Tanya Mavi pada Richie yang sedang memainkan ponselnya.

"Yaaa siap gak siap, sebenernya lebih banyak gak siapnya." Ujar Richie.

"Lusa gue operasi." Kata Mavi.

Richie terkejut, dia langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap Mavi dengan serius.

"Jangan bercanda lo, bang! Gak lucu, gue kaget beneran ini!" Kata Richie.

"Gue keliatan bohong?" Tanya Mavi dengan pandangan serius.

"Ya engga, sih. Mendadak banget, berarti seminggu abis itu gue sama Xean harus berangkat dong." Jelas Richie.

"Oh, jadwal lo berdua mepet yaa sama jadwal gue. Sorry kalau gitu, gue gak bisa nganter." Ucap Mavi.

"Besok hari terakhir dong? Jam berapa operasinya?" Tanya Richie.

"Iya, Jam sepuluh pagi." Jawab Mavi.

"Besok lo boleh keluar rumah sakit?" Tanya Richie.

"Gak tau, gue tanya nanti."

"Ke cafe yuk! Udah lama banget gak ke cafe lo." Kata Richie.

"Hm, boleh juga. Gue udah lama gak kesana, cuma dapet laporan aja dari pekerja disana." Jelas Mavi.

📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖

Sekitar pukul tiga sore ruang rawat Mavi sudah ramai kembali, kali ini ada semua teman-temannya, Aurhea dan Keani, ibunya. Tentang perselisihan antara Mavi dan Vano juga selesai, mereka berdua menyelesaikan sejak dua hari yang lalu. Teman-temannya sibuk berbincang dengan Keani, Ibu Mavi. Sementara Mavi hanya duduk bersebelahan dengan Abim.

"Kenapa gak bawa Kaleela kesini?" Tanya Mavi.

"Ini rumah sakit, njir. Banyak yang sakit, Kale juga bisa ketularan. Gak deh makasih, adek gue masih kecil." Jawab Abim

Maviandra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang