Lembar Ke-26

187 17 0
                                    

Ini adalah hari kedua setelah dokter memutuskan untuk memberikan Mavi perawatan lebih intensif, meskipun sebenarnya laki-laki itu sudah yakin jika kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari kedua setelah dokter memutuskan untuk memberikan Mavi perawatan lebih intensif, meskipun sebenarnya laki-laki itu sudah yakin jika kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya.

Abim, Bintang, Kevin, Vano, Richie, dan Xean bahkan sudah membuat jadwal untuk menemani Mavi selama perawatan setelah pulang sekolah. Padahal, Mavi sudah melarang tapi bukan mereka namanya jika tidak berdebat, dan perdebatan kali ini dimenangkan oleh Abim dan yang lainnya.

Sekarang adalah giliran Abim dan Xean yang menemani Mavi, ketiga orang itu sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, Mavi dan Abim yang sibuk belajar untuk persiapan ujian sedangkan Xean yang sibuk menatap jendela sambil memetik senar gitar di pangkuannya.

Mavi yang menyadari bahwa adik kelasnya itu sedang banyak pikiran akhirnya memilih untuk berhenti belajar dan memperhatikan adik kelasnya itu.

"Xean ada masalah apa?" Tanya Mavi pada Abim yang sedang mencatat materi.

Abim yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah Xean, "oh, galau kali. Terakhir Richie bilang dia di tolak sama cewe yang dia suka. Tanya aja, coba!"

"Lo ada masalah?" Tanya Mavi pada Xean.

Laki-laki itu menoleh kearah kakak kelasnya, "hah? Engga, Bang. Kenapa emangnya?" Tanya Xean.

"Kalau lo ada masalah, cerita aja. Jangan sungkan sama gue." Ujar Mavi. Xean akhirnya mengangguk, sebenarnya isi kepalanya sudah kusut karena patah hati, akhirnya dia hanya menghembuskan nafas untuk meredakan sesaknya.

"Gue di tolak." Ucap Xean, laki-laki itu pikir dia akan mendapatkan respon yang sama seperti kemarin, tapi Mavi hanya diam dan menunggu kelanjutan ucapan Xean.

"Gue kira pendekatan gue ke dia selama ini udah cukup, Bang. Gue udah yakin sama perasaan gue. Tapi hasilnya, ternyata dia yang gak yakin sama perasaannya ke gue." Jelas Xean.

"Terus lo ngejauh?" Tanya Mavi sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dia dan Abim memang sedang duduk di kursi meja makan yang tersedia.

"Kan gue udah ditolak, Bang. Jadi, buat apa gue deketin lagi?" Kata Xean.

"Lo bilang, dia gak yakin sama perasaannya ke lo. Terus, gitu aja lo nyerah? Emang pantes sih, dia ragu. Lo aja kaya gini, gampang nyerah. Dia ragu bukan berarti dia nolak, lo. Coba yakinin dia lagi, mungkin ada sikap lo yang buat dia gak yakin. Jangan nyerah gitu aja." Jelas Mavi.

"Gue udah ngedeketin dia selama ini, usaha gue kurang, ya?" Xean terlihat mulai emosi. Abim yang melihat itu lantas menjadi penengah, takut-takut jika ada hal tidak diinginkan terjadi. Apa lagi, kondisi Mavi yang belum pulih dan Xean yang emosinya belum stabil.

"Udah, udah. Masalah cewe ini nanti juga ada titik terangnya. Lo usaha lagi, kalau masih begitu coba jauhin pelan-pelan. Jangan lo malah deketin cewe lain, gak bagus begitu. Ajarin dia rasanya kehilangan, nanti juga kalau dia sadar dia bakal keliatan perbedaannya, kok. Gak usah emosi dulu, Yan." Ujar Abim.

Maviandra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang