Rhea sedari tadi menatap jendela kamar. Sejak pulang dari cafe itu di otaknya banyak sekali hal-hal yang dia pikirkan, serta beberapa ingatan yang datang. Ini haru hari pertama Mavi benar benar membantunya untuk mengingat, tapi sudah cukup banyak ingatan yang datang dan kepalanya pusing. Rhea memijat kepalanya sebentar melihat ke langit gelap. Kakaknya sedang ada pertemuan dengan temannya jadi laki-laki itu tidak ada di rumah dan dia sendiri.
Setelah pesan itu Renjana langsung menghubungi Rhea.
"Kenapa, Na?"
"Gue mau move on dari Abim." ucap Renjana di sebrang sana, suaranya seperti seseorang yang baru saja selesai menangis.
"Lo nangis? Terus emang Abim kenapa?"
"Gue, tadi liat Abim sama Sandra pelukan. Kayanya emang ada baiknya gue move on aja kali ya, Re." Renjana terdengar seperti menahan tangis, mengatakan itu dengan pelan.
"Lo serius? Maksud gue, emang bener? Gak coba tanya Sandra dulu? Kita tau kan kalau Sandra sama Abim itu kenal udah lama?" Ucap Rhea memastikan.
"Gue gak bisa, Re. Sumpah gue sedih banget, gue masih sayang dia, Re." Akhirnya tangis itu pecah, Rhea tidak tau harus berbuat apa, akhirnya dia hanya diam dan menemani Renjana di panggilan telfon mereka hingga tengah malam.
📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖
Baru saja selesai dengan Renjana, sebuah pesan dari seseorang masuk ke ponselnya, Rhea mengembuskan nafas lelahnya karena mengingat kembali cerita Renjana tentang Abim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maviandra ✓
Teen Fictionkertas kertas itu bukan hanya penampung aksara, lebih daripada itu. tentang kata yang tak mampu terucap, tentang suara yang tak mampu terdengar. tentang kita, yang tak juga tergapai. 📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖 Maviandra berpacu dengan waktu dan dirinya se...