Pagi hari dan di sambut dengan pelajaran Matematika, seperti hari ini akan sangat panjang untuk Abim. Dia sudah seperti orang paling frustasi di dunia.
"Lo kenapa sih?" Tanya Bintang.
"Pusing gue," keluh Abim.
"Udah berasa dia yang paling menderita di dunia." Ucap Vano.
"Yaampun, Van. Se-gak sukanya lo sama matematika lo masih bisa jawab soal-soalnya. Lah gue?"
"Salah lo gak mau belajar." Ujar Vano. Cowo itu memang terlalu to the point jika berbicara.
"Apa yang lo bingungin? Biar gue bantu." Kali ini Kevin yang berbicara, cowo yang memang terkenal baik itu selalu tidak sungkan untuk membantu teman-temannya.
"Lo emang paling baik, Vin. Sumpah lo doang emang!" Abim memeluk Kevin erat, yang di peluk justru berusaha melepaskan diri karena sepertinya kejiwaan Abim sedang bermasalah, dia berniat mengecup pipi Kevin.
"Anjir! Lepas, Bim!!"
(Kira-kira begini kelakuan Abim & Kevin)
Bintang terlihat jijik dengan itu semua, sementara Vano hanya memutar matanya jengah. Mavi? Dia hanya tersenyum melihat kelakuan temannya.
"Gue rasa temen lo emang gila deh, Vi. Lo gak diapa apain Abim kan selama dia nginep di rumah lo?" Tanya Bintang.
"Sejauh ini kayanya masih aman kok, bi. Kalau macem macem gue lempar keluar rumah." Jawab Mavi.
"MISIIIII MAU CARI KEVIN ADA GAK YA???!!" Seseorang datang ke kelas itu dengan berteriak dan menjadi pusat perhatian. Kevin dan Abim juga melihat orang tersebut.
Orang itu terkejut ketika melihat kelakuan Kevin dan Abim, wajahnya seakan tidak percaya.
"Eh Sandra, masuk San. Sini!" Kevin berusaha melepaskan pelukan Abim, dan kali ini berhasil. Dia meminta Bintang untuk berdiri sebentar memberikan tempat duduknya untuk Sandra, untungnya cowo itu menuruti walau dengan wajah tidak senang yang dia tunjukan pada Kevin.
"Rhea masuk, San?" Tanya Mavi ketika Sandra sudah duduk di kursi Bintang.
"Engga, tadi ada abangnya sampein kalau dia gak masuk. Katanya sakit." Kata Sandra, perempuan itu langsung mengobrol dengan Kevin perihal kepentingan acara mereka sementara Mavi berpikir mungkin saja kondisi Rhea semakin memburuk karena kemarin.
📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖
"Jadi gitu, Vin. Bisa kan?" Tanya Sandra.
"Bisa sih, nanti gue kasih tau yang lain. Ini cuma segini aja yang mau lo laporin?" Kevin menyerahkan buku catatan Sandra.
Sandra mengangguk dan mengambil buku itu kembali. "Iyaa cukup segitu aja, gue mau kita kumpul bisa gak, Vi?"
"Bisa, langsung aja pulang sekolah. Nanti gue minta izin pinjem ruang diskusi sama penjaga perpus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maviandra ✓
Fiksi Remajakertas kertas itu bukan hanya penampung aksara, lebih daripada itu. tentang kata yang tak mampu terucap, tentang suara yang tak mampu terdengar. tentang kita, yang tak juga tergapai. 📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖 Maviandra berpacu dengan waktu dan dirinya se...