Rhea berlari di sepanjang koridor, dia baru saja mendapatkan kabar dari Bayu jika Mavi sempat mimisan dan sedang beristirahat di uks. Wajah perempuan itu tampak sangat khawatir, tadi dia juga sempat bertemu Abim dan Vano.
Kreeek..
Rhea masuk mendekati Mavi dan Bintang yang terkejut karena perempuan itu membuka pintu dengan cukup kencang, "Avi! Kamu drop?"
Bintang memegang dadanya, rasanya sangat menyebalkan"Re, lo bikin gue kaget! Kalau gue kena serangan jantung gimana? Lo mau tanggung jawab?"
Rhea tersenyum pada Bintang, dia tidak sengaja karena terlalu panik. "Maaf, Bi. Gak sengaja, sumpah deh. Suwer!" Perempuan itu mengacungkan dua jadinya membentuk huruf V. Sedangkan, Bintang hanya mendengkus.
Mengusap pipi Rhea yang kemerahan, mungkin karena cuaca yang cukup panas hari ini, "Siapa yang kasih tau aku disini? Sini duduk."
"Bayu, tadi aku tanya dia. Terus dia bilang kamu disini."
Bintang kembali mendengkus, rasanya tidak nyaman melihat kedua temannya ini bermesraan didepan matanya, "lo berdua kalau mau pacaran belakangan aja. Ini gue gak bisa ninggalin kalian berdua. Lo gak bisa panggil Melody kesini apa, Re?"
"Lo lagi deket sama Melody?" Tanya Rhea heran, pasalnya Rhea tidak pernah tau juga Melody sedang dekat dengan Bintang, atau dia yang tidak memperhatikan temannya selama ini?
"Bukan, bukan gitu. Cuma Melody aja yang kosong, Sandra lagi pdkt sama Kevin, Renjana juga baru jadian sama Abim, Lo? Sama Mavi." Jelas Bintang.
Mavi menyunggingkan senyum kecilnya, "jangan main-main sama perempuan. Kalau lo perlakuin mereka berlebihan, emang lo mau tanggung jawab sama perasaannya?"
"Engga, Vi. Tenang aja, kalau sampe dia baper, gue mau tanggung jawab."
Rhea mengeluarkan ponselnya dari saku seragamnya, dia menekan tombol panggilan pada kontak Melody.
"Ody, lo dimana? Bisa ke uks sebentar gak?"
"...."
"Iyaa, minta backing yang lain dulu yaa. Sebentar aja." Mavi memperhatikan Rhea yang sedang serius berbicara dengan Melody di telfon, tangan laki-laki itu bergerak memainkan rambut Rhea yang terurai. Bintang yang melihat Mavi menatap Rhea seperti dunia hanya tertuju pada perempuan itu membuatnya berpikir sebesar apa perasaan temannya ini pada Aurhea.
"Udah gue telfon yaa, Bi. Melody lagi cari backing dulu baru kesini."
Bintang bangun dari duduknya di sofa dia sepertinya ingin memberikan ruang pada Rhea dan Mavi. "Gak perlu, gue yang keluar aja deh. Panas, gue jomblo sendiri disini." Bintang beranjak meninggalkan Mavi dan Rhea, sebelum dia benar-benar menutup pintu uks bintang berujar "Vi, kalian cuma berdua doang. Lo jangan apa-apain Rhea. Awas lo kalau macem-macem!"
"Gue juga gak berani, tenang aja. Kalau sampai Rhea kenapa kenapa pukulin gue aja."
Bintang menatap tajam Mavi, sedangkan Mavi hanya tersenyum sambil menggenggam tangan Rhea. "Re, gue di depan. Kalau Mavi ngapa-ngapain lo, langsung teriak aja."
"Hahaha, makasih Bintang. Iya, nanti kalau Mavi macem-macem gue langsung teriak." Setelah mendengar perkataan Rhea, akhirnya Bintang keluar dari ruangan itu. Menyisakan Mavi dan Rhea di sana.
Mavi memperhatikan Rhea, sambil tangannya menyelipkan helaian rambut Rhea yang berantakan ke telinga, "Kenapa kesini, sih? Kamu kan masih ada tugas di lapangan."
"Khawatir sama kamu. Soalnya kamu dari pagi aku bilangin buat jangan terlalu sibuk sendiri, tapi malah gak mau dengerin. Kamu udah makan obatnya?" Tanya Rhea serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maviandra ✓
Teen Fictionkertas kertas itu bukan hanya penampung aksara, lebih daripada itu. tentang kata yang tak mampu terucap, tentang suara yang tak mampu terdengar. tentang kita, yang tak juga tergapai. 📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖 Maviandra berpacu dengan waktu dan dirinya se...