10

995 250 135
                                    

Happy reading

• • •

"Beb nanti jalan yok," ajak Aiden kepada Sheila.

"Ogah" tolak Sheila mentah mentah.

"Anjay di tolak ga tuh," ucap Axel terkekeh.

"Sedih adek bang," ujar Aiden mendramastis.

"Abang pilih yang mana..." ujar Sheila.

"...Lonte atau cabe?" sambung Tamara saat Sinta berjalan menuju meja yang ditempati mereka.

Aiden menoleh pada Sinta."OMOO ADA SI CAB-" ucapannya tejeda karena Sinta terlebih dahulu memelototi Aiden.

"Aduh di pelototin ama kunti nyasar! Sieun aing."

(Takut gua)

"Apa kamu liat-liat? Terpesona bukan?" ujar Sinta kepedean.

Arkan menatap Aiden. "Lo punya kantung plastik kagak? Hayang utah aing."

(Pengen muntah gua)

"Ngomong apa si? Bahasa alien? Sorry aku gak ngerti," ujar Sinta sambil berjalan menghampiri Axel.

"Axel." Panggilnya seraya tersenyum manis.

"Boleh gabung ga?" tanya Sinta.

"Sorry udah ga cukup buat lonte kayak lo!" ujar Sheila kemudian melanjutkan memakan makanannya yang tertunda.

"Anjay suranjay takinjay kinjay," ujar Aiden seraya tertawa.

"Jadi ga boleh ya?"

"Iy-"

"Duduk aja," ujar Axel yang memotong ucapan Tamara.

Semua yang berada di meja tersebut melongo mendengar ucapan axel, berbeda dengan Luna dan Arkan yang sekarang tampak memakan makanannya dengan tenang.

Sinta pun duduk di sebelah Axel.

"Nanti pulang bareng lagi ya?" ujar Sinta.

"Dih, udah lonte ngemis-ngemis lagi." sindir Tamara.

"Lah, emang kemarin Axel nganterin kunti?" tanya Aiden.

Sheila mengangguk mengiyakan.

"Ew jadi ilfiel gue sama si kunsar," gumam Aiden membuat Sinta mendelik Aiden kesal.

"Kunsar paan?" kali ini Arkan yang bertanya.

"Kunti nyasar sayang~" jawab Luna

Uhuk uhuk

Arkan tersedak mendengar ucapan Luna, berbeda dengan Axel yang sekarang sedang menahan kesal sekarang hatinya sedang panas.

Luna reflek memberikan air minum pada Arkan dan diterima oleh pria itu, lalu di teguk habis olehnya.

"Pelan pelan mangkannya," ucap Luna.

"Ck, mengapa mbaknya sangat tidak peka sekali epribadihh," ujar Aiden sangat mendramatis.

"Kutuliskan sebuah cerita cinta segitiga!" Sheila bernyanyi.

"Di mana akulah yang jadi peran utama!" Sambung Tamara.

"Aku tak dapat membohongi segala rasa" Timbal Aiden.

"Aku mencintai dia dan dirinya!" sambung ketiganya bersamaan.

• • •

"Sorry Lun, gue ga bisa ngaterin lo," ujar Axel.

"It's okey."

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang