32

799 143 146
                                    

Happy reading

°°°°°

Luna tengah berada di dalam mobil. Gadis itu memilih memandang ke arah luar jendela melihat beberapa pengendara yang berlalu lalang. Hari ini Luna ke sekolah diantar oleh sang supir, seperti apa yang papanya katakan.

Entah mengapa perasaannya tidak enak. Ia berharap mama dan papanya itu selamat sampai tujuan.

Selang beberapa menit akhirnya ia sudah sampai di sekolah. Ia hendak turun namun pak supir tiba-tiba membukakan pintu mobil untuknya.

Luna menghela nafas pelan. "Yaelah pak, Luna bisa sendiri kali," ujarnya seraya terkekeh dan turun dari mobil.

Pak supir yang di ketahui bernama Surya itu hanya terkekeh pelan.

"Yasudah, kalo begitu saya pergi dulu non."

"Okey mang. Hati-hati."

Pak Surya mengacungkan jempolnya. Setelahnya pria itu menjalankan mobil putih itu menjauhi area sekolah.

"Wihh, kece dianter sama supir dong," ujar Tamara saat sampai di hadapan Luna. Luna hanya mengangkat bahunya acuh.

"Sekarang gak sama El lagi ya," goda Sheila.

"Nyenye," cibir Luna.

"Eh, kenapa kita ga bolos aja? Kali-kali gitu," ujar Tamara dihadiahi geplakan oleh Luna dan Sheila di kedua tangannya.

"Sakit njem," ujar Tamara seraya ringis pelan.

Luna menatap Tamara jengah. "Lagian ngawur aja. Kita udah mau ujian, harusnya belajar yang bener."

Sheila memelototkan matanya kala mendengar apanyang barusan Luna lontarkan tadi. "Gue baru ngeh, satu Minggu lagi kita ujian."

"Lah, iya anjir," lirih Tamara.

"Udah yu masuk kelas," ajak Luna seraya menarik tangan kedua sahabatnya.

Skip

Istirahat

Di sepanjang koridor Luna dan kedua sahabatnya terus saja berceloteh dan sesekali tertawa kecil. Hingga Luna tak sengaja menabrak tubuh tegap milik pria membuat Luna mengelus pelan dahinya yang sedikit sakit.

Luna menatap sang empu. Baru saja dirinya akan mengeluarkan kekesalannya, namun tidak jadi ketika melihat wajah pria itu.

"Maaf," cicitnya.

Arkan berdehem pelan. "Mau ke kantin kan?" tanya Arkan diangguki Luna.

"Bareng aja."

Tanpa menunggu jawaban dari Luna, Arkan sudah menarik lengan gadis itu terlebih dahulu membawanya ke kantin.

Kedua sahabatnya Luna cengo menatap kepergian keduanya. Namun begitu, keduanya tetap menyusul mereka. Saat beberapa langkah suara seorang pria dari arah belakang menghentikan langkah keduanya membuat keduanya menoleh.

"Ra," panggil Aiden seraya berjalan menghampiri keduanya.

Sheila menghela nafas berat. "Duh, udah deh, gue pergi sendiri saja, ujung-ujungnya juga gue ditinggal."

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang