14

714 190 53
                                    

Happy reading

°°°°°

Sejak sepulang sekolah, sedari tadi Luna merasa bosan berada dirumahnya. Sejak kemarin ia tidak melihat abangnya, ntah kemana lelaki itu.

Jika saja Kai berada di rumah, pasti gadis itu akan mengajak abangnya itu untuk menemaninya keluar rumah. Sialnya abangnya itu yang saat ini diharapkan tidak kunjung datang.

"Shit! Ga bisa di andelin banget si punya abang," gerutunya.

"Bodo ah, bangkai asu!"

Dengan kesal ia berjalan ke luar rumah berniat untuk berjalan sore.

Tin tin

Bunyi klakson motor dari arah belakang membuat Luna menoleh pada sumber suara tersebut.

"Apaan?" tanya Luna pada pengendara itu.

"Kenapa sendiri?"

"Ya, terus?"

"Kenapa ga bilang kalo mau jalan?" tanya Arkan.

Ya, pengendara itu adalah Arkan, netranya tak sengaja melihat Luna yang sedang berjalan sendiri membuat lelaki itu menghampirinya.

Luna menatap lelaki itu jengah. "Emang harus, gue bilang sama lo?"

"Harus."

"Dih ngapa gitu?"

"Karena gue calon masdep lo," jelas Arkan.

"Dih, Ar lo kesurupan apaan? Sekarang lo jadi jago ngegembel ya."

"Ngegombal Lun," koreksi Arkan.

Luna tak mengindahkan ucapan Arkan, ia melanjutkan perjalanannya membuat Arkan segera menyusulnya.

"Ga mau naik?" tawar Arkan.

"Gak!"

"Yakin?"

"Iyaa Ar."

"Seriously? Gratis loh."

"Ck, bacot." Setelah mengatakan itu dengan cepat Luna menaiki motor Arkan kemudian memeluk sedikit jaket hitam milik Arkan.

"Pegangan sama orangnya kan bisa, jangan sama jaketnya doang," ujar Arkan.

"Ish, sejak kapan si lo jadi banyak omong?" gerutunya tak tertahan.

"Sejak gue ada di de-"

"Buruan ke Sunnyrine Cafe," potong Luna cepat.

Skip

Sesampainya di kafe tersebut keduanya turun dan masuk ke dalam, netra Luna tak sengaja menangkap pria yang ia kenali, dia abangnya yang sedari kemarin ia cari cari ternyata dengan seorang wanita? Wait, wanita? Apa dirinya tidak salah lihat? Sudah kedua kalinya ia melihat Kai bersama dengan wanita. Bukannya abangnya itu paling anti dengan yang namanya cewek terkecuali mamanya dan dirinya. Tapi sepertinya ia mengenali postur tubuh wanita itu. Tak mau berlama-lama, langsung saja Luna mengahampiri dua insan berbeda jenis itu.

Arkan yang melihat itu mengernyitkan dahinya heran, pria itu segera menyusul Luna.

"Bang lo-"

Ucapan Luna terhenti gadis itu melihat perempuan yang tengah bersama dengan Kai itu-Sungguh mengejutkan, ternyata perempuan itu adalah Sheila sahabatnya.

"Shei? Gimana ceritanya lo- dan tadi maksudnya apa abang gue megang tangan lo?" Luna membekap mulutnya tak percaya. "Jangan-jangan kalian berdua-"

"Iya gue sama Sheila udah jadian," ujar Kai pandangannya tak luput menatap ke arah Sheila.

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang