31

755 132 85
                                    

Happy reading

°°°°°

"Luna sayang..."

"Ya ma, masuk aja," ujar Luna dari dalam kamar.

Ceklek

Shena masuk ke dalam kamar dan segera menghampiri anaknya. Yang tengah mengemasi buku pelajaran ke dalam tasnya.

Luna mengalihkan pandangannya pada sang Mama. "Mama mau kemana? Kok udah rapi aja."

"Sekarang mama sama papa mau ke Singapura. Maaf ya mama baru bisa bilang ini sama kamu, kemarin mama keburu ngantuk, kamu sih lama banget pulangnya."

Luna menghela nafasnya pasrah. "Ditinggal lagi dah gue."

Shena menggenggam kedua tangan anaknya. "Sayang jangan gitu dong. Kamu ga sendiri di sini. Kan ada Kai yang nemenin kamu."

"BangKai ngapel mulu. Gue nya ditinggal."

Shena menatap anaknya jengah. "Ya sapa suruh jomblo mulu. Lo gausah ngarep sama yang ga pasti. Itu cuma bikin lo sakit hati, sekarang lo sama sekali ga dapet apa-apa kan? Setelah ngejomblo bertahun-tahun lamanya demi cowok yang cuma bisa ngasih harapan dengan ucapan bullshit nya itu," ucap Shena panjang lebar.

Luna terdiam mencerna perkataan yang dilontarkan oleh manya. Apa yang dibilang mamanya memang benar. Dirinya terlalu berharap pada Axel sampai-sampai tidak pernah melihat kebelakang. Dibelakang sana ada banyak orang yang menunggu dirinya.

"Yaudah deh, jangan lama-lama tapi. Kalo lama Luna marah 7 hari 7 malem."

Shena mengangguk. "Iya, nggk sayang."

Diambang pintu terdapat Xavier yang baru sampai di kamar Luna. Lelaki itu sudah rapi dengan jas yang melekat ditubuhnya pastinya menambah ketampanan seorang Xavier.

"Gila-gila, cakep banget dah babeh gue. Oleng juga ni aing." Luna menggeleng menatap wajah dengan pahatan sempurna milik papanya.

Shena menggeplak keras tangan Luna membuat sang empu meringis. "Punya gue itu."

"Iya deh iya, yang waras ngalah."

"Sialan," umpat Shena.

Xavier menggeleng melihat perdebatan kecil antara ibu dan anak itu. Luna memiliki sikap yang mirip sekali dengan Shena. Ia terkekeh geli melihat kedua wanita yang sangat ia cintai itu. Pria itu duduk disamping Luna.

"Kamu mau nitip apa setelah papa sama mama pulang dari sana? Baju? Novel? Atau cowok mungkin? Papa kasian liat kamu jomblo terus," ujar Xavier seraya terkekeh.

"Ish, jomblo gini banyak yang suka loh," cibir Luna.

"Emang iya?"

"Iya."

"Siapa coba hm?"

"Mau tau banget atau mau tau aja?"

"Dua duanya."

"Satu aja lah."

Xavier gemas sekali dengan anaknya. Rasanya ingin membuangnya ke kolong jembatan sekarang juga.

"Banyak lah pokoknya."

"Semerdeka kamu deh. Jadi mau nitip apa?" pasrah Xavier.

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang