07

835 289 153
                                    

Happy reading

• • •

"Assalamualaikum ya ahli kubur," ucap Shena.

"Waalaikumsalam, maygaat kangen banget!!" pekik Luna saat sudah sampai di bawah, kemudian ia berjalan ke arah Shena dan memeluk ibunya.

Shena pun membalas pelukan anaknya. "Mama juga kangen sama kamu," ucapnya seraya mengelus rambut Luna sayang.

"Papa ga di peluk ini?" sindir Xavier

Luna menoleh ke arah Xavier dan langsung memeluk ayahnya. "Luna juga kangen sama papa."

Xavier membalas pelukan Luna."papa juga dong. Oh ya, abangmu kemana?"

Luna melepas pelukannya."pergi sama temen-temennya."

Kedua orang tuanya hanya ber"oh" ria.

"Papa sama mama bawain sesuatu buat kamu dan Kai," ujar Xavier.

"Apa tu?"

"Liat aja di paperbag," ujar Shena.

Luna pun mengambil satu papper bag dan melihat isinya. "Huaa demi apa kalian beliin luna album sama lightstick?!" pekik gadis itu.

"Pelan-pelan ngapa gosah pake teriak segala, kuping gue panas ini dengernya," ujar Shena membuat Luna cengengesan.

"Ya maap."

Shena hanya mendelik kesal pada putrinya itu.

"Makasih mah, pah."

"Sama-sama," ujar kedua orangtuanya.

"Yaudah ayo kita makan dulu. Kalian pasti laper kan? Luna dah masakin makanan kesukaan kalian."

"Jago masak ya kamu," ucap Xavier seraya terkekeh.

"Anak aku gitu loh!" ucap Shena.

"Anak aku juga!" ucap Xavier.

"Aku yang ngelahirin dia juga."

"Aku yang nanem benihnya."

"Tap-"

Luna menatap kedua orang tuanya malas."Lah ini ngapa jadi pada bacot sih! Gue anak lo pada. Udah ayo makan," ujarnya menengahi.

Ketiganya pun berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya.

• • •

"Kebiasaan nih si bangkai pulang malem teros kerjaannya. Gatau apa mama sama papa udah pulang."

Ketika Luna ingin menutup pintu balkon ia tak sengaja melihat Kai yang berjalan mengendap-endap.

"Cih udah kek maling aje dia."

Luna menunggu Kai di atas tangga.

"SETAAN!!" pekik Kai.

"Brisik! Ini gue Luna," ujar gadis itu pelan.

"Jingan lu dek, lagian ngapain tu muka lo pake begituan segala. Tengah malem lagi!"

"Biasanya juga gue maskeran bang."

"Ngapain teriak tengah malem begini!" pekik Shena saat berjalan menghampiri Luna dan Kai.

"Mampus," gumam Luna pelan yang masih di dengar oleh Kai.

"Mati gue!" ujar lelaki itu

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang