16

807 191 118
                                    

Happy reading

• • •

Luna dan Axel sudah sampai di sekolah keduanya berjalan beriringan menuju kelasnya masing masing.

"Gue mau ngomong sama lo nanti istirahat," ucap Luna kemudian memasuki kelasnya.

Setelah di dalam kelas Luna berjalan dan duduk di kursinya.

Ia menoleh pada Sheila.

"Tamara mana?" tanya Luna.

Sheila mengangkat bahunya acuh.

Setelah itu Tamara masuk ke dalam kelas.

"Ra, muka lo kenapa kok kusut banget?" tanya Luna.

Tamara menoleh pada Luna kemudian menggeleng.

Skip

Setelah istirahat Luna langsung ke rooftop dan di sana sudah ada Axel yang menunggunya. Ia pun berjalan menghampiri Axel.

"Kenapa lun? Tumbenan lu biasanya kalo mau ngomong tinggal ngomong," ujar lelaki itu.

Luna berdehem sekilas. "Lo sama Sinta pernah pacaran kan?"

Raut wajah Axel seketika berubah menjadi tegang. "L-lo tau dari mana?"

"Lun serius gue ga bermaksud buat sembunyiin ini dari lo. Tapi gue nunggu waktu yang tepat buat ngomong ke lo."

"It's oke. Gue ga nyangka aja sih kalo lo punya mantan modelan kek dia," ucap Luna.

"Gue bisa jelasin."

"Buat apa? Ga perlu." ucap gadis itu."Semoga bahagia yaa. Congrats! Dia udah balik nemuin lo, cuma buat lo," lanjutnya seraya tersenyum miris.

Axel menatap Luna dengan rasa bersalahnya. "Lun gue-"

"Gue pulang naik taksi. Lo anterin Sinta pulang aja," ucap gadis itu memotong ucapan Axel.

"Gak-"

Ucapan Axel terpotong karena Luna sudah berlalu pergi.

"Shit!!"

Luna berjalan di koridor menuju kantin untuk mengisi perutnya.

"LUNA."

Langkah Luna terhenti karena suara barusan.

"Tumben sendiri, temen lo pada kemana?" tanya Arkan yang tadi memanggil Luna.

Luna menoleh pada Arkan."Gapapa, paling mereka berdua dah pada di kantin." ucapnya.

"Oh ya, gimana hubungan lo sama Axel?"

"Eh mau pesen apa, sekalian gue pesenin." ucap gadis itu mengalihkan pembicaraan.

"Mie ayam sama es teh."

"Oke."

Arkan berjalan menuju meja yang kosong. Tak lama Luna pun datang membawa pesanan.

"Thank's."

"Urwell."

Keduanya mulai menyantap makanannya dengan tenang.

"WOII!!"

Luna tersedak akibat pekikan tadi. Arkan segera memberikan minum pada Luna.

Arkan menoleh pada seseorang yang baru saja teriak kemudian menatapnya tajam.

"Sialan, bajingan lu Den!"

"Nyebut Lun," peringat Arkan.

Aiden menyengir. "Maaf bu bos kagak sengaja." ucapnya.

ALUNA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang