Hurt (Fact I)

341 42 9
                                    

"This truth is killing me now. Sorry for hurting you back then."
______






Petřín Hills memang menakjubkan, puncak bukit itu bisa ditempuh menggunakan funicular. Mereka mengunjungi Stasiun di Ujezd Street yang mana dapat mengantarkan mereka ke Stasiun Bawah Petrin Hill Funicular. Banyak destnasi yang dapat dikunjungi, tetapi Xiao Zhan memilih area Petrin Tower sebagai tempat muridnya berlatih.

Jalan aspal yang panjang menuju menara setinggi 63,5 meter menjadi tempat terbaik. Di sisi jalan terdapat banyak bangku-bangku kayu berjejer untuk menikmati pemandangan. Gunung Snezka dapat terlihat jika hari cerah, tetapi di musim gugur cukup dingin ini sayangnya Xiao Zhan tidak dapat berharap banyak.

“Hari ini cukup sepi, mungkin karena musim gugur hampir selesai dan udara cukup dingin,” ucap Xiao Zhan ketika mereka sudah berada di dekat area menara. “Kau beruntung bisa berlatih di sini, berterima kasihlah pada seniormu yang mengajukan ide terbaik.”

Yibo mendengkus, melirik Arthur yang duduk santai di kursi panjang. “Tidak mau!”

Xiao Zhan mengepalkan kedua tangannya, menatap Yibo dengan tajam, dan bersiap memarahi. Namun, Yibo cukup sadar diri, ia berucap dengan nada malas, “Terima kasih, Arthur atas saranmu!”

Arthur menggelengkan kepalanya. “Ge, dia tidak ikhlas mengatakannya. Terdengar sangat tidak tulus!”

Yibo geram. “Bocah, kau cari masalah apa lagi?”

“Sudah cukup, Yibo! Jangan menganggunya!” tegur Xiao Zhan.

“Mana ada? Dia yang menggangguku!” Yibo membela diri. “Xiao Zhan, lihatlah! Kenapa hanya aku yang berdiri di sini dan berlatih? Kenapa dia hanya duduk saja? Tidak adil! Bukankah dia yang menyarankan tempat ini? harusnya dia juga ikut---“

“Wang Yibo!” Arthur menyergah. “Kau lupa jika aku adalah pemilik sekolah? Aku berada di sini karena aku tidak sedang menjadi murid. Hari ini bukanlah jadwalku belajar. Siapa juga yang akan belajar di saat weekend?”

Yibo menghempaskan tangannya yang semula terkepal. Bersabarlah Yibo, Haoxuan bilang sabar adalah kunci untuk mendapatkan perhatian Xiao Zhan. Sabar, abaikan bocah aneh itu. Jangan terpancing!

Yibo melirik Xiao Zhan. “Ayo, kita mulai.”

Xiao Zhan mengerjap, cukup salut karena Yibo tidak lagi menanggapi ucapan Arthur. Ia kemudian berdiri di sisi pemuda itu, memintanya untuk melepaskan pandangan ke depan, tepat pada Petřín Tower. “Pandanganmu wajib lurus ke depan, amati menara dengan baik, jangan berjalan terlalu cepat.”

Yibo mengikuti instruksi Xiao Zhan, melangkahkan kedua kakinya, dan menatap ke arah menara yang dijuluki sebagai versi mini dari Eiffel Tower. Ia mengikuti arahan Xiao Zhan, mengikuti irama tepukan tangan Xiao Zhan, dan berjalan dengan tegap dan padu.

Wang Yibo, kali ini jadilah murid yang baik, buktikan pada Xiao Zhan bahwa kau juga bisa menjadi yang terbaik dan singkirkan bocah itu dengan segera!

📖📖📖

Entah berapa lama Yibo berjalan, bolak-balik tanpa henti dan mendengar ocehan Xiao Zhan. Ketika sudah merasa lelah dan kelabu mengepul di langit, Xiao Zhan memutuskan untuk mengajak muridnya beristirahat di area Rosarium Petřín Hill.

Mereka duduk di kursi panjang sambil menikmati pemandangan indah area bunga mawar berbagai spesies di taman itu. Musim gugur memang tiba, tetapi salutnya taman itu tetap terjaga kecantikannya, bunga masih tumbuh dengan baik dan terlihat segar.

Yibo meneguk sebotol air yang Arthur belikan, ia menatap Xiao Zhan mengatur napasnya setelah kelelahan mengajari Yibo susah payah. Guru manis itu menyandarkan kepalanya pada bahu Arthur dan membuat Yibo mendengkus, sebal melihat pemandangan di sampingnya.

Desperated SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang