Complicated

220 36 21
                                    

"Sisa-sisa kenangan mendobrak, menghempaskan akal sehatku layaknya ombak. Jika suatu saat aku mengingat semuanya kembali, akankah kau memberikanku hatimu lagi?"
_________________



Malam telah menjemput, menyapu sisa-sisa sore secara perlahan. Setelah mengurus administrasi di rumah sakit dan mengantarkan Xiao Zhan pulang, Yibo juga kembali ke kediamannya. Pemuda itu berjalan gontai, masuk dan berniat menuju kamarnya di lantai dua. Kedua kakinya menaiki anak tangga perlahan-lahan, ia kemudian mendengar suara gaduh di atas.

Yibo mempercepat langkahnya, menuju sumber suara yang berasal dari sisi kamarnya, kamar milik Haoxuan. Pintu itu terbuka lebar, Yibo berdiri dengan kedua mata menatap ruangan yang berantakan, pakaian di lantai, pecahan guci berserakan, lalu sang ayah dan ibunda yang kini berdiri menghadapi putra bungsunya.

“Pembangkang!” teriak Tuan Wang. “Wang Haoxuan, sejak kapan kau menjadi anak yang membantah kedua orang tuamu? Kau ingin mengikuti jejak kakakmu itu?”

Haoxuan menyeringai. “Mengikuti? Aku justru melepaskan diri. Aku tidak ingin menjadi sepertinya, menjadi seorang pecundang yang bodoh dan dibodohi oleh kalian.”

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Haoxuan hingga pemuda itu menoleh. Yibo yang menyaksikan mulai masuk ke sana, berdiri di sisi adiknya, dan menatap ayah serta ibunya. “Ayah, kenapa kau memukul putramu sendiri?”

Tuan Wang mendengkus. “Dia berkata kasar, bahkan merendahkan orang tuanya sendiri. Apa aku harus tetap diam?”

Yibo angkat bicara. “Ayah, Haoxuan hanya---“

“Tidak perlu membelaku!” sergah Haoxuan pada Yibo. Ia menggelengkan kepalanya. “Apa pedulimu? Kau lupa apa yang kukatakan tadi? Aku bukan lagi adikmu!”

“Haoxuan, kau pasti terbawa emosi tadi, aku juga. Kita selesaikan ini semua baik-baik, oke?” ucap Yibo.

“Apanya yang baik-baik? Kau memang sudah hilang akal sehat ternyata. Tidak ada yang baik-baik saja, tidak akan pernah setelah kau dengan egoisnya menjerumuskan orang yang menjadi korban dan tidak bersalah ke penjara.”

Yibo menghela napas. “Haoxuan, itu demi kebaikanku dan Xiao Zhan.”

“Kebaikanmu?” Haoxuan terperangah. “Wang Yibo, apa fungsi otak di kepalamu? Sebagai hiasan? Sebagai pelengkap? Sayang sekali, kau memiliki otak, kau lahir dengan fisik sempurna, tetapi diberikan akal dan hati yang cacat!”

“Jaga ucapanmu, Wang Haoxuan!” teriak sang ibu. Nyonya Wang tidak tahan lagi dengan perdebatan dua putranya.

“Kenapa?” Haoxuan menantang. “Kalian … kalian benar-benar membuatku kecewa. Jujur saja, di mana letak rasa kemanusiaan kalian, huh? Bisa-bisanya kalian membawa Arthur ke penjara, padahal dia juga seorang korban. Dia kehilangan penglihatannya, ekspresinya saja sudah menjelaskan jika dia sangat tertekan. Kalian tega membuatnya terpuruk di penjara yang dingin dan gelap? Bukankah dia sakit? Dia harus melakukan cuci darah 3 kali dalam seminggu. Apa jadinya jika dia melewatkannya? Kalian sedang berupaya membunuhnya secara perlahan?!”

Tuan Wang kembali mengangkat tangannya, bersiap untuk melayangkan pukulan lagi. namun, gerakan itu terhenti di udara. Yibo menahan lengannya, menghalangi agar Haoxuan tidak lagi kena pukulan. “Ayah cukup!”

Tuan Wang menghempaskan lenganya dari kekangan Yibo, ia menatap Haoxuan dengan pandangan liar. “Berani sekali kau menuduh orang tuamu sendiri!”

“Lalu, siapa yang harus kutuduh?” Haoxuan mencibir. “Aku bukan lagi anak 3 tahun yang bisa kalian bodohi. Aku diam bukan berarti aku tidak tahu apa-apa. Aku akan mengumpulkan semua bukti untuk membuat kasus ini terbuka, aku harap jauh sebelum itu terjadi, kalian bisa menyerahkan diri kalian ke pihak berwajib. Tuan Chen tidak akan pernah tinggal diam, dia berkuasa, dia bisa menyewa pengacara terbaik di dunia ini sekalipun jika dia ingin. Jadi, sebelum itu terwujud, sebelum media mengekpos kegilaan kalian, aku harap kalian bisa dengan suka rela mengakui kesalahan.”

Desperated SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang