Back Then

319 44 20
                                    

"Derai daun menjadi penghibur lara, mataku menatap lekat pada bukti seberapa fana dunia yang kujadikan tempat untuk merajut asa. Sama sepertimu, yang abadi hanyalah janji."

_______________________





Praha, tiga tahun lalu.

Sebuah mobil sedan berwarna putih melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu dikendarai oleh Xiao Zhan, seorang pemuda berjas hitam yang akan menghadiri pernikahannya. Setelah berdebat dengan sang kakak---yang tidak menyetujui pernikahan tersebut, akhirnya ia berhasil pergi. Ia sudah terlambat, calon pengantinnya sudah menunggu di gereja yang biasa mereka kunjungi.

Xiao Zhan panik ketika mendengar ponselnya berdering beberapa kali, ia sedang berkendara, agak ragu untuk menjawab panggilan. Ketika panggilan itu tak kunjung berhenti, ia akhirnya memutuskan untuk menjawab, menempelkan ponselnya di telinga sebelah kanan dengan satu tangan lagi yang memegang kendali setir.

Ke mana kau, Xiao Zhan? Kau sengaja membiarkanku berdiri sendirian di atas podium? Kau sengaja membuatku malu di depan semua orang? Kau membuatku malu karena tidak berhasil membuktikan pada orang tuaku bahwa kau adalah pilihan yang terbaik. Kau … benar-benar keterlaluan!” ucap seseorang di seberang sana.

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya, menatap ke jalanan di depan sana. “Maaf, Yibo. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk---“

Omong kosong!” sergah Yibo. “Aku mencintaimu, Xiao Zhan, itulah yang yang harus kautahu. Detik ini, aku menyadari bahwa kau tidak memiliki perasaan yang sama. Orang tuaku memang benar, kau hanya mempermainkanku. Licik! Aku akan sangat membencimu.

Xiao Zhan menghela napas, udara lembap di musim gugur membuatnya sedikit kedinginan walaupun berada di dalam mobil. “Yibo, dengarkan aku dulu, aku---“

Xiao Zhan berhenti berbicara, ponselnya terlepas ketika di depan sana, secara tiba-tiba seorang remaja lelaki terpeleset dari trotoar, tubuhnya terhuyung hingga ke aspal dan tidak bisa hindari. Xiao Zhan mencoba untuk menginjak pedal rem, tetapi gagal setelah menyadari rem tersebut blong tanpa ia ketahui sebelumnya. Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu menghempaskan tubuh remaja tersebut yang menjadi korban.

Xiao Zhan berteriak, ia membanting arah kemudi ketika mobil itu mengamuk, membentur pohon sisi jalan dengan keras hingga kaca bagian depan pecah. Pemuda itu mengerang, kepalanya terbentur, kaki kanannya terjepit di depan akibat dorongan yang kuat.

Pemuda manis itu melihat asap yang mengepul, ia membuka pintu mobil dan menyadari jika ia tidak mengenakan sabuk pengaman dengan baik. Xiao Zhan susah payah menarik kakinya yang terjepit, menyeretnya susah payah untuk menjauh, beberapa orang menghampirinya, dan sebagian berkumpul di kejauhan.

Xiao Zhan berjalan tertatih, ia ingat jika ia menabrak seorang remaja tadi. Dengan sangat dipaksakan, kedua kakinya ia tarik secara paksa. Pemuda itu menerobos kerumunan di dekat trotoar jalan, seorang remaja lelaki tengkurap dengan tubuh penuh goresan luka. Kepalanya berdarah, remaja itu mengerang seraya mengambil benda pipih dari saku celana.

Desperated SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang