"I am willing to be a part of your life, I am willing to be a name you will always remember for the rest of your life, and I am willing to let you be my last love."
Di dalam kamarnya, Wang Yibo mencoba melepaskan belenggu ikatan rantai di kedua pergelangan tangannya. Kedua tangannya diikat kuat pada sebuah kursi, begitu juga kedua kakinya. Yibo berteriak meminta pertolongan sejak ia siuman tadi dan menyadari jika ia telah dikurung di kamarnya. Yibo yakin kedua orang tuanya sudah pergi dan sengaja mengurungnya di sana agar ia tak menghadiri persidangan.
Yibo menggelengkan kepalanya yang diperban akibat benturan yang didapatkan saat jatuh dari tangga beberapa saat lalu. Ia melirik ke arah ponselnya di atas nakas, ponsel yang menyimpan rekaman. Pemuda tampan itu bergumam, "Maaf karena aku tidak bisa menolongmu ...."
Yibo berusaha melepaskan rantai yang mengikat lengannya hingga terluka akibat goresan yang dilakukan berkali-kali. Ia juga masih berusaha meminta pertolongan dengan suara serak, walaupun ia tahu mungkin tak ada yang dapat mendengarnya. Namun, usahanya tidaklah sia-sia. Pemuda itu menoleh ketika kaca jendela kamarnya dihancurkan seseorang.
Yibo menatap seorang lelaki masuk lewat jendela yang kacanya sudah berserakan di mana-mana. Lelaki itu menghampiri, melepaskan rantai yang mengikat Yibo dengan cepat.
"Yu-Yuchen Ge, kau---"
"Aku mendapatkan kabar dari Bowen, dia mengatakan jika kau dikurung dan tidak dapat datang ke persidangan. Bowen memintaku untuk membantu karena dia harus berada di sisi kedua orang tuamu," sergah Yuchen. "Saat ini, ia sedang mencoba mengulur waktu agar kedua orang tuamu tertahan di bandara sebelum polisi menangkap mereka."
Yibo tersenyum samar dan melirik Yuchen yang kini sudah berhasil melepaskan belenggu rantai tersebut. "Kalian ... kenapa membantuku?"
Yuchen mendengkus. "Aku tidak berniat membantumu, tapi aku ingin membantu tuan mudaku. Arthur membutuhkan bukti yang kau pegang, Tuan Muda Wang. Jadi, aku bersedia melepaskanmu, juga sebagai bentuk rasa bersalahku karena sudah berani bekerja sama dengan orang tuamu yang picik."
Yibo menundukkan kepalanya. "Yuchen Ge benar, kalian mana mungkin peduli padaku? Bowen juga pasti hanya ingin membayar rasa bersalahnya terhadap kebaikan Arthur terhadapnya, 'kan? Itu sebabnya dia menghubungimu untuk melepaskanku."
Yuchen menggelengkan kepalanya. "Bagus jika Tuan Muda Wang sadar, jika Anda sadar lebih awal, itu akan lebih baik."
Yibo menggigit bibir bawahnya, susah payah bangkit, berjalan tertatih mengambil ponselnya. "Ya, aku memang sebodoh itu. Maaf karena sudah membuat tuan mudamu menderita selama ini karena aku dan orang tuaku."
Yuchen menghela napas. "Cepatlah, persidangan sudah berlangsung, Lusi pasti sudah membalikkan banyak fakta sesuai keinginan orang tuamu."
Yibo mengangguk, pemuda itu bergegas mengikuti Yuchen menuju jendela, melarikan diri dari kediamannya segera mungkin menggunakan mobil sambil membawa ponsel yang menyimpan rekaman.
•••
Di ruang persidangan, suasana masih terasa mencekam. Beberapa perwakilan media masa masih mengamati berjalannya sidang. Liying masih mempersiapkan diri untuk melawan segala tuduhan, sedangkan Xiao Zhan, Taiyu, Haoxuan, dan Tuan Chen masih setia mengamati di kursi mereka.
Seorang hakim kembali bertanya, "Siapa yang kau maksud ibumu?"
"Zhao Liying, penasehat hukum itu adalah ibu kandungku. Dia pergi setelah bercerai dengan ayahku. Aku tinggal bersama ayah dan tidak bertemu dengannya selama bertahun-tahun. Aku sengaja masuk dan melamar di Chen's Art and Acting School setelah tahu jika ibuku dekat dengan ayah dari bosku. Aku berencana menyelidiki dan kemudian menemukan fakta jika ibuku akan menikah dengan ayah dari orang yang kucintai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperated Soul
Fanfic||🥇Masuk Reading List @WattpadFanficID Edisi Maret 2022 sebagai 2 Cerita Terbaik || For you my everlasting love .... The world never be ours, but my world always be yours. I'll be happy to be yours and you always be mine, then we always be us .... ...