Exruciating

263 38 31
                                    

"Langit indigo di pagi hari tak lagi menyeruak, tak lagi berpendar, ia telah dirobek oleh gumpalan sutra gelap yang menyelimuti setiap hari. Lihatlah, dunia bahkan menertawakan takdir kita, tergelak ketika cinta yang nyata ini mendadak semu dan tak bertuan."
______________________




Pagi itu, Yibo dan Haoxuan datang ke rumah sakit. Setelah bertanya di nurse station, mereka pergi ke ruang rawat Xiao Zhan. Haoxuan memilih untuk menunggu di luar, sedangkan Yibo masuk setelah melewati perdebatan hebat dengan Taiyu.

Yibo berdiri di sisi tempat tidur, menatap sosok manis yang terbaring dengan mata terpejam. Kepala pemuda itu diperban, tidak ada luka lain, tetapi jemarinya terlihat lebam. Yibo bertanya-tanya untuk apa yang Xiao Zhan pergi ke sekolah, tetapi sebelum ia masuk, Taiyu menjelaskan laporan dari pihak kepolisian bahwa guru muda dan muridnya sudah tergeletak di sana dalam keadaan tak sadarkan diri.

Beberapa pria yang menyerang malam itu masih menjadi buronan, mereka kabur dengan cepat dan membuat polisi kehilangan jejak. Taiyu meminta pihak berwajib untuk menyelidiki, tetapi kemudian mencurigai satu nama yang dulu pernah ia selidiki bersama Arthur.

Setelah menjenguk Xiao Zhan, Yibo keluar. Pemuda itu menghampiri Taiyu yang duduk di sisi Haoxuan. “Taiyu Ge, kau yakin Xiao Zhan ke sana karena ingin menyelamatkan Arthur? Kau tidak curiga jika Arthur menjebaknya---“

“Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan, huh?” Taiyu menyergah. Pria itu menatap Yibo dan berucap, “Polisi menghubungiku dan mengabarkan jika adikku dibawa ke rumah sakit setelah ditemukan tidak sadarkan diri di sekolah. Mereka juga mengatakan jika Arthur menjadi korban kekerasan dari para pria yang melarikan diri. Apa kau gila menuduh Arthur menjebak adikku?”

“Ge,” Yibo berkata, “aku hanya tidak bisa menerka siapa yang mencelakakan mereka. Hubungan Arthur dan Xiao Zhan akhir-akhir ini tidak baik. Siapa tahu saja Arthur ….”

Taiyu bangkit dari tempat duduknya, berdiri menatap Yibo dengan rahang menegang. “Wang Yibo, apa kau sedang melampiaskan rasa cemburumu? Jika memang kau tidak terima dengan kedekatan mereka, harusnya kau sadar bahwa adikku tidak lagi memiliki perasaan terhadapmu. Apa kau memang sudah tahu jika Xiao Zhan mencintai Arthur? Itu sebabnya, kau tidak bisa menerima kekalahan dengan baik dan berpikir yang tidak-tidak terhadap rivalmu sendiri.”

“Xiao Zhan orang baik, jika dipikir-pikir, siapa lagi yang akan mencelakakannya selain muridnya itu? Akhir-akhir ini mereka sering berdebat, aku hanya curiga jika Arthur mungkin tidak terima karena tiga tahun lalu Xiao Zhan menabraknya.”

Taiyu mendengkus. “Aku juga berpikir, adikku yang baik kenapa harus mengalami kecelakaan secara tiba-tiba tiga tahun lalu. Padahal, asal kau tahu saja, mobil itu adalah mobil milik kami berdua dan tidak pernah ada kerusakan. Jika bukan karena ada seseorang yang sengaja merusaknya, mana mungkin dia kecelakaan secara tiba-tiba?”

Yibo mendadak pucat, pemuda itu meneguk salivanya susah payah, sedangkan di hadapannya, Taiyu kembali berkata, “Wang Yibo, kau tidak perlu berpikir buruk pada Arthur. Dia memang menjadi korban kecelakaan tiga tahun lalu, tapi aku mengenalnya dengan baik. Anak itu tidak pernah sedikit pun memiliki dendam, dia menjaga dan memerlakukan adikku dengan sangat baik. Kau berpikir jika dia berniat jahat pada Xiao Zhan? Apa kau pernah melihatnya tidak menyukai Xiao Zhan dan berniat jahat? Bagaimana dengan keluargamu? Mereka sejak awal tidak menyukai adikku, kemungkinan besar … orang di balik ini semua, orang tuamu atau Arthur? Menurutmu, mana yang lebih masuk akal?”

Yibo menundukkan kepalanya. Ia meremas jemarinya dengan kuat sementara sang adik berdiri, menepuk bahu Taiyu dan berucap, “Taiyu Ge, aku ikut sedih mendengar Xiao Zhan terluka. Kasus ini masih abu-abu, kita belum bisa memastikan siapa pelakunya. Aku akan membantu Gege menyelidikinya, Gege tenang saja.”

Desperated SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang