"If you go, you'll take this happiness away then I'll live in my own regret. Everything is not gonna be okay again. After passing the sorrowful, I find that I lost in the painfull love story between us. If you go away, Prague will be the witness of our worse destiny."
_______________________Di Gereja St. Nicholas, seorang pemuda berjas hitam dan pemuda manis berjas serupa berjalan ke hadapan seorang pastor. Sebuah acara sakral akan dilaksanakan, tetapi tak ada satu pun orang yang menghadiri.
Wang Yibo dan Xiao Zhan berdiri di sana, keduanya mengikuti apa yang pastor katakan, menjalankan apa yang harus mereka lakukan untuk menjadi pasangan sehidup-semati.
"Bagaimana dengan saksinya?" tanya sang pastor, seseorang yang dulu sempat akan menjadi pastor mereka tiga tahun lalu.
Yibo menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Tuhan melihat, Pastor bisa menjadi saksi kami."
Sang pastor hanya mengangguk. "Baiklah, mari kita mulai." Ia menatap dua orang di hadapannya. "Tuan Wang Yibo, apakah Anda bersedia menikahi Tuan Xiao Zhan, menjaga dan mencintainya seumur hidup Anda; kaya dan miskin, sehat dan sakit, hidup dan mati, selamanya?"
Yibo mengangguk dengan mantap. "Ya, saya bersedia!"
Sang pastor menatap Xiao Zhan. "Tuan Xiao Zhan, apakah Anda siap menjadi pasangan sehidup semati Tuan Wang Yibo, menjaga dan mencintainya seumur hidup Anda; kaya dan miskin, sehat dan sakit, hidup dan mati, selamanya?"
Xiao Zhan terdiam sejenak, tak langsung menjawab. Kedua matanya menatap sosok yang berdiri menghadapnya dengan sebuah tatapan lekat. Jemari Yibo menggenggam jemarinya.
Pemuda manis itu menarik napas dalam-dalam, jantungnya berdetak cepat tak karuan setelah mengingat ucapan Arthur di halaman belakang rumah sakit waktu itu, permintaan terakhir.
Xiao Zhan menoleh ke arah pintu, muridnya itu benar-benar tidak datang, sesuai rencananya. Sejenak, Xiao Zhan tersenyum samar mengingat gurauan sang murid tentang kehadirannya yang bisa membuat sang guru berubah pikiran.
Arthur, kau di mana? Aku akan segera mengabulkan permintaanmu. Kau akan senang, 'kan? Yibo akan menjagaku, kau tenang saja, dia tidak akan lagi menyakitiku.
"Tuan Xiao Zhan?"
Xiao Zhan mengerjap, ia kembali menoleh pada sang pastor yang menegurnya. Ia juga menatap ekspresi bingung Yibo, meneguk salivanya susah payah, dan merasa sesak.
"Zhan, kau ... tidak mengucapkan janjimu?" tanya Yibo dengan nada cemas.
Xiao Zhan tersenyum samar. "Tentu, aku akan---"
"Xiao Zhan! Kau benar-benar sudah gila, ya?!"
Xiao Zhan, Yibo, dan pastor terkejut bukan main ketika Taiyu datang dengan langkah lebar. Pemuda yang memasuki gereja itu mengepalkan kedua tangan, berdiri tak jauh dari sana dan menatap dengan penuh amarah.
"Ge?" Xiao Zhan bersuara.
Taiyu menggelengkan kepalanya, wajahnya merah padam, ia berteriak, "Berani sekali kau menikah tanpa ijinku!"
"Ge," ujar lirih Xiao Zhan. Ia melepaskan genggaman tangan Yibo, menghadap sang kakak. "Ge, aku---"
"Kau anggap aku apa?! Kakakmu? Kau bahkan tidak memberitahuku apa yang kau lakukan hari ini!"
"Taiyu Ge," Yibo berkata, mencoba menenangkan. "Dengar dulu, kami menikah karena---"
"Diam!" Taiyu kembali berteriak, "aku sedang bicara dengan adikku. Kau tidak perlu ikut campur!"
Yibo mendadak bungkam, ia menundukkan kepalanya. Di sisinya, Xiao Zhan menghela napas dan berucap, "Ge, aku tidak bermaksud untuk bersembunyi darimu. Aku tahu aku salah, tapi ini semua aku lakukan karena aku punya alasan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperated Soul
Fiksi Penggemar||🥇Masuk Reading List @WattpadFanficID Edisi Maret 2022 sebagai 2 Cerita Terbaik || For you my everlasting love .... The world never be ours, but my world always be yours. I'll be happy to be yours and you always be mine, then we always be us .... ...