Hatred

286 37 15
                                    

"Rasa cinta ini masih ada, jadi jangan tinggalkan seakan kau tidak pernah memberikannya."
_______


Sisa-sisa musim gugur masih terlihat. Musim dingin akan segera datang beberapa hari lagi, membuat kota Praha semakin dingin, meninggalkan jejak-jejak musim gugur yang penuh kenangan di belakang. Xiao Zhan pikir musim gugur tahun ini akan menjadi musim gugur yang membosankan seperti tiga tahun terakhir. Namun, kehadiran Yibo membuatnya merasa sedikit terhibur, dua insan pecinta musim gugur kembali bertemu, walaupun dengan suasana yang berbeda.

Pemuda manis itu merapatkan mantel hitam yang ia kenakan pagi ini. Ia tersenyum dan mengambil ponselnya dari atas tempat tidur. Pagi memang masih terlalu muda, tetapi ia tahu sosok yang akan ia hubungi pasti sudah terjaga. Xiao Zhan menempelkan ponselnya di telinga kanan setelah mencari satu kontak. Setelah menunggu beberapa menit, ia menerima jawaban.

Morning, Xiao Laoshi. How’s your life?” tanya seseorang di seberang sana. Suaranya terdengar agak parau..

Xiao Zhan tersenyum, ia memegang ponselnya sambal berjalan keluar kamar serta flatnya. Sesekali ia memandang ke arah jalanan yang padat oleh beberapa orang yang berniat pergi bekerja atau melakukan aktifitas rutin di pagi hari. “I feel a little bit sick today.”

Why?” tanya sosok itu, terdengar intonasi khawatir di sana. “Don’t you sleep well last night?

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum lebar. “This longing is killing me now. How can I feel well?”

Suara tawa renyah terdengar dari seberang sana. “Ge, aku akan ke sekolah hari ini. Kau tenang saja, kau tidak akan mati hanya karena merindukanku. Lagi pula, kemarin ‘kan kita bertemu, bagaimana bisa kau merindu sampai seperti itu?”

Xiao Zhan menganggukkan kepalanya. “Sehari bagai seabad, aku bukan dewa yang bisa hidup abadi. Apa jadinya jika waktuku tidak cukup untuk menunggumu kembali?”

“Aku tidak akan membiarkannya, kau mati aku juga akan mati. Sama seperti kisah cinta kuno, aku akan hidup bahagia bersamamu, menikmati waktu yang tersisa, dan menjelajahi neraka bersama-sama.”

Xiao Zhan berhenti berjalan, mengernyit, dan bertanya, “Kenapa neraka? Kau ingin mengajakku ke neraka? Arthur, jika ingin ke neraka pergi saja sendiri, jangan ajak aku!”

Tawa di seberang sana menggema, sangat menyenangkan untuk Xiao Zhan dengar. Arthur berucap. “Menurutmu, apa aku akan pantas jika berdiri di surga? Aku bukan karakter Xie Lian di novel Heaven Official’s Blessing-nya Mo Xiang Tong Xiu yang bisa masuk surga berkali-kali! Dia terlalu istimewa dan memikat seluruh makhluk di segala penjuru. Aku? Jika dibandingkan dengan karakter itu, aku mungkin hanya setitik pasir yang mengganggu pandangannya saja, tidak sepadan.”

Xiao Zhan tersenyum, muridnya itu memang memiliki pemikiran yang berbeda, ucapannya selalu jauh dari apa yang ia kira, dan candaannya entah kenapa terasa nyaman untuk ia dengar. Xiao Zhan menghela napas. “Baiklah, ayo kita jelajahi neraka bersama-sama. Siapa tahu saja, setelah lahir kembali aku bisa memiliki banyak pengalaman.”

“Pengalaman apa contohnya?”

“Menangani orang-orang menyebalkan!” jawab Xiao Zhan.

Arthur tergelak, sedangkan Xiao Zhan kembali berucap, “Aku akan menunggumu, jangan lupa sarapan, Arthur!”

“Aku sudah bersiap-siap, Ge. Sampai bertemu di sekolah!”

Xiao Zhan mengakhiri panggilan itu, ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku mantel yang ia kenakan. Senyuman kembali terpatri di wajahnya. Hari ini, ia akan memberikan sedikit kejutan.

Desperated SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang