ketemu

64.4K 8.8K 669
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Selamat membaca karya kedua author ya, semoga ceritanya gak kalah menarik juga, dan terima kasih atas kesetiaan kalian 🥰🥰
sedikit klarifikasi, ini bukan genre ISLAMI ya 🙏
.

.
.
.
"Zak, zakiii" teriak Alena mengejar segerombolan anak Armada, gadis itu kekeh mengejar padahal beberapa menit lalu ia sudah diacuhkan oleh Zaki.

"Zaki" kesal gadis itu berhenti tepat didepan Zaki dengan memasang wajah sok imutnya.

"Apa?" Suara berat itu terdengar, Alena tersenyum "Gue kangen sama Lo" mendengar itu Zaki hanya memandang datar kearah Alena.

Alena Cahya Kamila, teman kecil Zaki saat berumur 10 tahun. Keduanya bertemu saat mama Kesya mengajaknya pergi ke acara ulang tahun Alena, saat itulah keduanya berkenalan hingga saat ini. Alena sendiri gadis konglomerat  bisa dikatakan 11,12 dengan Zaki.

"Udah?" tanya Zaki, Alena mengangguk. Zakipun melenggang pergi dari hadapan Alena diikuti Reno juga Vano.

"Kenapa sih zak, udah bertahun-tahun tapi hati Lo susah banget mencair" kesal Alena.

Drrttt,drrrt
Merasakan ponselnya bergetar Zaki berhenti sejenak, terdapat sebuah pesan dari mamanya.

"Lang, hari ini ada meeting"

"Kalian duluan, gue pergi dulu" ucap Zaki

"Mau kemana Lo zak" tanya Reno

"Gue ada urusan pribadi, gue absen hari ini" jawabnya langsung pergi begitu saja.

"Tap-tapi zak, Zaki" teriak Reno namun tak diindahkan oleh Zaki.

"Kebiasaan" gumam Vano, sedangkan Reno menatap Zaki dengan wajah serius, pasti ada sesuatu.

Setibanya di perusahaan Zaki langsung menuju ruangannya menggunakan lift khusus Presdir.

"Selamat siang tuan muda" sapa Edward sekertaris zaki yang merupakan saudara sepupunya.

"Ya" balas Zaki lalu melenggang masuk kedalam untuk mengganti baju, Edward ikut masuk.

"Kenapa harus saya? Biasanya juga mama" tanya Zaki pada Edward dengan sibuk memasang kancing kemejanya.

"Meeting hari ini sangat penting tuan muda, itu kenapa harus tuan sendiri yang harus turun tangan" saut Edward dengan sopan.

"Ayo" Zaki melenggang keluar ruangan menuju ruang meeting.

🖤🤍

"Keuntungan apa jika saya menyetujui tawaran ini" ucap Zaki yang duduk ditengah-tengah, wajah tegas dan dingin itu lebih seram jika Zaki sedang dalam mode serius.

"Seperti yang saya jelaskan tadi pak, 60% keuntungan jika tuan muda mau menyetujui ini" ucap pak Sanjaya dengan mantap. Zaki tersenyum tipis.

"Saya tidak setuju" ucap Zaki membuat semuanya melongo akan keputusannya termasuk pak Sanjaya sendiri, padahal bukankah ini sangat menguntungkan bagi perusahaannya.

"Tapi tuan muda, kenapa anda menolak tawaran saya? Jelas-jelas ini sangat menguntungkan perusahaan tuan muda?" Tanya pak Sanjaya lagi.

"Saya tolak" ucap Zaki lagi "kalo begitu saya permisi" Zaki melenggang pergi tanpa kejelasan apapun, Edward masih setia mengikutinya dari belakang.

"Kerja bagus Edward" ucap Zaki saat keduanya sudah cukup jauh dari ruang meeting.

"Jika bukan tuan muda yang turun tangan sudah dipastikan nyonya Kesya akan menyetujui ini" saut edward.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang