sahabat kecil

37.6K 7K 512
                                    

Kuy follow Ig author @Indahsari5468
Jangan lupa VOTE yaaa

.
.

.

Baron,Vano,Ellen turut pergi kerumah sakit setelah mendapat kabar jika Dea masuk rumah sakit. Semuanya tengah menunggu hasil pemeriksaan dokter, Zaki yang paling khawatir dengan keadaan Dea tak berhenti mondar-mandir didepan pintu.

Reno menepuk bahu Zaki hingga cowok itu tersadar dari lamunannya, Zaki menoleh.

"Lo tenang oke, Dea gapapa"

"Gimana gue tenang, dia pingsan didepan mata gue ren" sentaknya.

"Gue tau Lo khawatir, tapi Lo tenangin diri Lo juga" Zaki mengusap wajahnya dengan kasar, ia terduduk dikursi.

Semuanya mata memerhatikan betapa paniknya Zaki saat ini, baru kali ini mereka pertama kali melihat Zaki sekhawatir ini kepada perempuan, jika dulu ogah-ogahan maka sekarang sebaliknya.

Cekleek
Suara pintu terbuka menampilkan dokter diambang pintu, dengan cepat Zaki beranjak menghampiri.

"Bagaimana dok?"

"Pasien tidak apa-apa, untung saja pasien cukup kuat hingga benturan yang berada dikepala tidak terlalu parah, dan benturan dipunggung diolesi dengan salep beberapa hari akan sembuh" terang dokter tersebut.

Zaki menghela nafas lega, setidaknya tidak ada yang parah soal Dea. Jika tidak Zaki akan menenggelamkan mereka semua detik itu juga. Hari ini ia boleh mengalah karna Dea terluka, lain kali bisa Zaki pastikan detik itu sanjaya tidak akan bisa bernafas bahagia.

Zaki meminta izin kepada dokter, setelah dapat persetujuan Zaki masuk sebelum itu ia pamit kepada mereka untuk melihat Dea secara bergantian.

Didalam Zaki melihat Dea yang terbaring lemah, bisa Zaki pastikan badan perempuan itu pasti sakit dan nyeri semua akibat pukulan, sehebat , sekuat apapun istrinya perihal bela diri, tetap saja sebagai seorang laki-laki Zaki tidak ingin wanitanya terluka.

Zaki mendekat lalu duduk disamping brankar Dea, tangannya menggenggam erat tangan Dea.

"Dea..." Lirih Zaki dengan penuh salah, harusnya ia lebih melindungi perempuan itu tadi, maka istrinya tidak akan berakhir disini.

"Za..Ki..."lirih Dea yang sudah tersadar.

Zaki langsung beranjak dari duduknya, "ada yang sakit, bilang sama gue, biar gue panggilan dokter" dengan lemah Dea menggeleng.

"Gimana badan Lo Sekarang?" Zaki kembali terduduk, matanya memandangi Dea dengan sendu.

"Gue gapapa, jangan khawatir" saut Dea dengan suara lemah.

"Jangan kaya gini de..gue gak suka" lirih Zaki dengan sesekali menciumi tangan Dea.

"Gue gak mau kehilangan lagi untuk kesekian kalinya" batin nya.

"Ma-maaf, udah bikin Lo repot. Harusnya gue gak ikut" sahut Dea.

Zaki menggeleng, "gak, sama sekali gue gak repot de"

"Tapi gue seneng, Lo selamat dan gapapa" sahut Dea yang membuat Zaki semakin merasa tak becus melindungi perempuan itu.

"Maaf, harusnya Lo baik-baik aja, dan harusnya gue Yang ada diposisi Lo"

Dea menggeleng, "gapapa, asal Lo selamat"

Zaki merangkul Dea dari samping dengan posisi yang masih duduk, dengan pelan Dea mengusap kepala cowok itu dengan lembut.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang