menginap

32.1K 5.7K 458
                                    

WAJIB VOTE GAK MAU TAU,
UDAH RELAIN UP NIH DIHARI PRE ORDER 😭

TINGGAL PENCET DOANK KOK
.
.
.
Maaf kalo amsih ada typo 😭💔
.
.

Zaki dan Dea kini berada dirumah Kesya mamanya, semuanya tengah makan malam bersama, hari ini Zaki dan Dea disuruh untuk menginap.

"Nginep ya, gak pernah main kesini juga" ucap Kesya menatap kearah Zaki.

"Biasalah ma, Lang kan sibuk ngurus perusahaan" saut Zaki

"Sibuk ya sibuk, toh juga ada Edward yang urus. Kamu itu jangan terlalu keras buat kerjain semuanya" omel Kesya

"Lang gak biasa kalo diurus Edward atau yang lain ma, kalo diurus mereka, trus Lang ngapain?"

"Terserah kamu deh" saut Kesya yang menyerah dengan keras kepala sang anak.

"Masih suka begadang dia sayang?" Tanya Kesya beralih pada Dea.

"Iya ma, Dea juga cape ngomonginnya, batu banget" jawab Dea semakin mengompori.

"Lain kali kunci-in aja dari dalem kamar, biar sekalian gak usah tidur" tambah Kesya mendukung.

Zaki mencebikkan bibirnya, ia kesini bukan untuk diomeli. "Ngomel terus, gak dirumah, gak disini diomelin Mulu" kesalnya.

"Udah-udah, kasian bintang" ucap Arumi nenek Dea.

"Emang Oma yang slalu ngertiin Lang" ucap Zaki dengan senyum sumringah pada Arumi.
Arumi tersenyum merasa lucu pada laki-laki itu, sifat manjanya tidak pernah luntur padanya.

"Oh ya kamu udah isi nak?" Tanya Arumi pada Dea.

Dea diam sebentar, tangannya meremas kedua sisi gamisnya "belum nek" jawab Dea pelan.

"Udah lama, kira-in udah isi" saut Arumi, "gapapa mungkin belum rezekinya, lebih semangat lagi ya" tambah Arumi Tersenyum lembut.

Dea melirik kearah Kesya yang sedang menatapnya, "maaf ya ma, nek. Dea sebe--"

"Makam dulu yuk, daritadi ngobrol terus, nanti dingin" potong zaki.

Dea melirik pada suaminya, Zaki mengeleng kecil, mengkode untuk tidak membicarakan apapun mengenai kegugurannya.
Dea menundukkan kepalanya, rasa bersalahnya menyerang kembali. Melihat perubahan Dea, Zaki mengelus lengan Dea seakan berkata "semua akan baik-baik saja"

Selesai makan malam, Dea pamit pergi kekamarnya pada Kesya juga Arumi. Zaki yang merasa aneh dengan sikap Dea ikut menyusul perempuan itu keatas, lebih tepatnya kamar miliknya.

"Sayang..." Panggilnya sambil memeluk pinggang Dea dari belakang, Zaki menaruh dagunya dibahu Dea.

"Jangan dipikirin" imbuh Zaki dengan lembut. Tidak ada sahutan dari istrinya, Dea memandang lurus kedepan dengan tatapan sendu, keduanya sedang berada dibalkon kamar.

"Cepat atau lambat nanti disini akan ada debay" Zaki mengelus perut rata milik istrinya. Dea menundukkan kepalanya melihat tangan Zaki, tatapannya nanar.

"Hikks.." Isak Dea pelan. Mendengar itu Zaki langsung membalikkan badan Dea.

"Hey jangan nangis sayang" panik Zaki mengusap air mata istrinya.

"Aku sedih, aku belum hamil lagi. Bahkan kemarin aku masih datang bulan" Adu Dea dengan begitu lirih, terlihat dari sorot matanya begitu sedih.

"Zak, maafin aku. Aku belum bisa kasih mama dan nenek cucu terlebih lagi buat kamu, ak-aku belum--" Dea menjeda Sebentar mengatur rasa sesak didadanya, perihal kehamilan memang sangat sensitif baginya saat ini semenjak keguguran.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang