keadaan dea

33.4K 5.9K 846
                                    

WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
.
.
.

Dea menghampiri Zaki yang berada diruang kerjanya, ia mendekat dan berdiri disamping suaminya. Melihat tidak ada reaksi apapun dari sang suami, Dea menyebikkan bibirnya cemberut, menghentakkan kakinya mengkode laki-laki itu agar menoleh kepadanya.

"Kenapa sayang?" Zaki menghentikan aktivitasnya, memutar kursinya menyamping menghadap pada perempuan yang sedang merajuk itu.

"Aku disini daritadi, dicuekin" kesalnya

"Kenapa sih, tumben banget manja terus dari kemarin" Zaki menarik kedua tangan perempuan itu, menatapnya dengan lembut.

Dea tak menyahuti, dia sendiri juga tidak tahu kenapa ingin terus bermanja dan merengek kepada suaminya.

"Sinii" Zaki menarik perempuan itu agar duduk dipangkuannya, "kenapa? Mau apa?" Tanyanya.

"Gapapa" saut dea dengan mengukir gambar abstrak didada laki-laki itu.

"Kenapa sih, kok aneh"

"Gak tahu"

Zaki mengecup gemas pipi gembul itu, tingkah istrinya begitu berbeda setelah ditinggal dari luar kota, Zaki menyenderkan kepala Dea kedadanya dengan satu tangan mengelus punggungnya, Zaki paham perempuan itu ingin bermanja-manja padanya. Zaki menutup laptopnya sebentar, lalu kembali mengelus punggung Dea.

"Waktu kamu pergi, ingatan aku kembali" cicit Dea mendongak menatap Zaki.

Zaki menunduk, raut wajah itu sudah cemas, "kenapa gak bilang, kamu gapapa kan?" Panik Zaki.

"Sama seperti biasanya, pusing banget"

"Kenapa gak bilang?" Zaki menangkup wajah perempuan itu.

"Kami baru berangkat, aku gak mau bikin kamu khawatir, trus nanti gak jadi berangkat" adu Dea.

"Tapi kamu lebih penting sayang, kalo kamu kenapa-kenapa gimana?" Ucap Zaki sedikit tegas.

"Maaf" lirih Dea memeluk kembali tubuh suaminya.

Zaki menghela nafas panjang, "inget apa lagi?" Tanya Zaki merendah.

"Liat kamu kasih kalung ke aku"

"Trus apalagi?"

"Gak ada, masih burem"

"Gapapa, pelan-pelan ya. Semua itu udah gak penting lagi, kamu tau aku adalah bintang, itu udah lebih dari kata cukup" Dea mengangguk dalam pelukan suaminya.

Kedua diam tidak ada lagi yang berbicara, Dea sibuk memainkan kancing baju Zaki, terkadang membentuk pola abstrak didada laki-laki itu.

"Kenapa sih hm?" Tanya Zaki lagi, perempuan itu menggeleng pelan. Masih asyik dengan aktivitasnya.

Zaki membernarkan posisi Dea agar lebih nyaman, ia kecup sekilas pipi perempuan itu.

"Kekamar aja ya, udah malem" Zaki menggendong ala koala, Dea menenggelamkan wajahnya diceruk leher suaminya.

Sesampainya di kamar Zaki merebahkan tubuh Dea perlahan, "tidur, udah malem" suruhnya.

"Kamu mau kemana?"

"Kebawah sebentar, ambil air"

"Ikuut" Dea langsung terbangun.

"Kebawah sayang, masa ikut"

"Iya ikut pokoknya" kekehnya

Zaki mengernyit heran, tingkah perempuan itu benar-benar beda. Biasanya galak kenapa sekarang seperti kucing kecil.

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang