11 | Gaya Bercinta

30.6K 519 6
                                    

Warning 🔞🚫❗

Part ini akan menayangkan adegan seksual, bila belum cukup usia legal bisa diskip.

Ini boleh dilewatkan kok><
Soalnya cuma part Ana Herman UwU-Uwuan. Hehe. Itung-itung bonus setelah habis dijulidin mertua, sekarang ia dapat kenikmatan.

***

Aku melotot melihat pakaian yang ia berikan padaku. Sebuah Lingerie merah maroon, dengan renda-renda di bagian bawah dan tali spaghetti.

"Pakailah, aku ingin melihat betapa indahnya baju itu memeluk tubuhmu."

Tidak mungkin menolak aku pun ke kamar mandi mengganti baju tidurku dengan lingerie itu. Apa maksud Mas Herman menyuruhku memakai benda ini masih menjadi pertanyaan besar untukku.

Karena sangat simpel, tidak butuh waktu lama, mungkin hanya dua menit, aku sudah keluar dengan busana seksi lingerie merah.

Mas Herman menatapku dari atas ke bawah, tanpa berkedip. Ia mengagumi diriku, ah rasanya pipi ini panas. Mas Herman lalu mendekat sambil terus memperhatikan tubuhku.

"Kamu tampak seksi, dek," bisiknya di telingaku. Tangannya kini melingkar di pinggangku, membawaku lebih dekat alias menempel di tubuh pria ini.

Tubuhku merinding sebagai respon dari tindakan Mas Herman, tangannya lalu bergerak ke punggungku, pelan-pelan dan sangat sensual. Aku bahkan bagai tersengat listrik saat jari Mas Herman menurunkan satu tali Lingerieku.

Sengaja aku tak pakai bra, karena menurut pengetahuan ku pakai lingerie tak usah pakai bra. Sehingga kini pundak polos tak berpelindung hingga sedikit bagian dada kiriku.

Mas Herman mengecup pundak polos itu, memberikan aku sengatan lagi. Tubuhku bergelinjang, risak di setiap sentuhannya pada kulitku. Aku memejam karena saat ini ia tak lagi mencium melainkan memainkan lidahnya di sana.

Kuremas kaos mas Herman kuat saat lidahnya bergerak menuju gundukan dadaku. Tangan Mas Herman yang lain lebih nakal dengan menyelinap masuk ke celah lembab di bawah sana. Ah, tak lagi lembab, mungkin sekarang sudah basah karena elusan tangannya.

"Ah ....." Lenguhanku lolos saat jarinya masuk.

Ini bagian yang paling sulit bagiku, saat dua bagian sensitifku dikuasai olehnya. Berusaha untuk tetap tenang, aku berusaha tidak menggila saat teringat perkataan Bunda; aku tidak boleh mendesah kuat-kuat.

Meskipun ini bukan pertama kalinya tapi ... Ah.... Mas Herman selalu memberikan kejutan-kejutan yang luar biasa. Tanpa membuka Lingerie merah yg kupakai, ia hanya melepaskan celana dalamku untuk memasukkan punya ke dalam milikku.

Ampun, rasanya begitu sesak di bawah sana, punya Mas Herman melesak masuk begitu dalam. Seperti biasanya, ketika ia berada di atasku untuk memberikan sentuhan sensual dan permainan menawan, kepalaku selalu pusing dibuatnya.

Aku tidak sanggup lagi berpikir, dan menuruti perkataan Bunda kalau jangan bersuara mendesah kuat-kuat. Tanganku mencengkram bahu dan punggung Mas Herman saat celahku di bawah sana mengendut hendak mengeluarkan cairan orgasme.

Seperti suamiku tahu, ia lebih cepat lagi menggoyang pinggulnya, menabrak punyaku hingga akhirnya aku mengejang, dan byurr ....

"Akh ... ah ... ah--" desahanku terhenti kala ia melumat bibirku, mengisapnya kuat-kuat. Aku masih lemas hanya bisa menerima itu semua tanpa bisa membalas.

Aku pikir ini akan berakhir, tetapi bercinta dengan Mas Herman tidak bisa satu ronde, apalagi ia belum mendapatkan kenikmatannya alias dia belum mendapatkan pelepasannya.

Hanya saja kali ini ia memutar tubuhku, membuatku menjadi telungkup, karena masih lemas aku tak mampu melawan.

Apa ini? Mas Herman mau melakukan apa? Di sisa-sisa kepusingan aku menoleh ke Mas Herman yang sekarang menarik pinggulku agar terangkat. Astaga ... apa yang hendak ia lakukan padaku, ya, Allah.

Tanganku meremas seprei, batangnya menusuk diriku dari belakang. Posisi ini membuat dirinya dapat masuk lebih dalam, aku merasa tidak nyaman. Ini aneh, mengapa kami melakukannya seperti ini?

Aku ingat sekali posisi seperti ini mirip dengan posisi anjing sedang kawin. Astagfirullah ... aku, kan, bukan anjing kenapa ia melakukannya begini.

"Mas .... kena-- ahhh ...."

Aku tidak jadi bertanya, tangannya terulur menarik rambutku, cukup kuat hingga terasa nyeri di ujung. Wajahnya mendekat dengan aku yang sedang dalam keadaan menyamping menoleh melihat perbuatannya. Bibirnya menyerbu bibirku, dengan mudah membuat aku membuka mulut untuk dia dapat mengakses isi dalamnya.

Satu tangannya berada di pinggangku, memposisikan tubuhku agar bergoyang mengikuti permainan pinggulnya. Satu tangannya lagi meremasi gundukan di dadaku seperti hendak memerah susu, kadang-kadang ia mencubitnya cukup keras sehingga ciuman kami aku putus untuk sekadar mengaduh. Pun tanganku hanya bisa berfungsi meremasi seprei pun bantal.

Meski tidak suka dan tidak setuju disetubuhi dengan gaya seperti ini aku tak bisa menolak, pun tubuhku seolah berkata lain dengan menikmati permainan gila Mas Herman.

Ia memompa tubuhku dengan tenaga yang luar biasa, aku seperti kehabisan tenaga, pria itu baru berhenti ketika telah berhasil memenuhi rahimku dengan benihnya sebanyak tiga kali.

***
🙈🙈🙈

My Husband My Fault [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang