41 | Aku tahu segalanya

3.8K 212 14
                                    

Masih cukup pagi untuk mendapatkan kejutan besar hari ini, baru tiga puluh menit Mas Herman pergi, seorang wanita seumuran denganku dengan rambut yang kutahu baru-baru ini ia potong sebahu. Bila saja kondisinya berbeda maka senyuman di bibirnya itu akan membuat senyumku turut mengembang, nyata bibirku sulit kukondisikan.

"Anna, apa kabar?"

Aku berdecak dalam hati, hebat sekali sandiwara nya. Lisa berekspresi seperti tidak terjadi apa-apa di antara kami, seperti dia bukan selingkuhan suamiku. Tentu saja saat ini, detik ini hal yang ingin aku lakukan adalah menamparnya, menjambak rambutnya, dan memaki-maki nya.

Namun, mengikuti permainannya, aku turut bersandiwara tidak tahu-menahu.

"Enggak pernah seburuk ini, Lis," kataku jujur, berusaha untuk menyambut nya dengan sopan, "masuk dulu, yuk. Kita ngobrol nya di dalam."

Lisa mengangguk, ia mengekor hingga kami sampai di ruang tamu. Biasanya kami akan duduk di sofa panjang bersama, kali ini aku duduk di sofa tunggal membiarkan Lisa duduk sendirian di sana.

"Kenapa enggak ngabarin mau datang?" tanyaku basa-basi.

"Kebetulan lewat, jadi sekalian mampir," jawabnya, entalah dia berbohong atau apa, yang jelas dia mataku kini ia adalah wanita paling brengsek.

"Mau minum apa?" tanyaku lagi, sebagai pelengkap sandiwara menyambut tamu dengan baik.

"Enggak usah, Na. Gue nggak lama."

Aku tidak memaksa, aku ikuti kemauannya, kini kami membisu untuk beberapa saat. Karena kelihatannya dia tidak mau membuka cerita, aku pun berinisiatif mengawalinya.

"Berat banget hidupku, Lis."

Dia menatapku penuh tanya, wajah cantik itu sangat ingin kucakar, tapi tenang aku masih bisa mengontrol diri.

"Lo bisa cerita ke gue, Na."

Aku tersenyum miring, haruskah kuceritakan bahwa suamiku selingkuh pada selingkuhan nya ini? Yang benar saja. Aku heran sekali mengapa dia masih berani datang ke sini setelah punya hubungan terlarang dengan suamiku?

Benar-benar tidak tahu malu!

Apa dia ingin tahu seberapa berhasilnya ia merusak hidupku?

Baiklah akan aku ceritakan, mungkin dengan begitu ia bisa semakin bahagia menjalani hidupnya.

"Suami aku bertingkah aneh, Lis. Aku curiga dia selingkuh," kataku terus terang. Aku bisa menangkap binar terkejut dan tubuhnya yang menegang.

"Padahal aku udah berusaha keras untuk jadi istri yang baik. Aku bingung banget apa salahnya aku, menurutmu aku kurang apa makanya Herman bisa selingkuh?" tanyaku dengan raut wajah kubuat sedih.

Dia tergagap, respon yang sudah aku duga. Matanya tak berani menatapku, Lisa yang percaya diri, yang selama ini kukenal kini terlihat berbeda.

Apakah kini ia sadar?

"Lo tahu dari mana, suamimu selingkuh?"

"Tadi pagi ada telepon masuk ke handphone suami aku, perempuan, sialan!" bentakku, ia semakin kaget dan sedikit menjauh dariku.

Aku berpindah tempat ke sampingnya, "Lis, kenapa suamiku sejahat itu?" aku memaksa diriku untuk menangis walau kini yang kurasakan adalah emosiku yang meletup ingin menerjang Lisa.

"Aku kurang apa? Apa kelebihan perempuan jalang itu dibandingkan aku? Bisa-bisanya perempuan jahat itu milih suami aku, kenapa enggak pria lain yang tak punya suami?"

Ia membisu, mungkin merasa tersudut kan. Aku memeluk dirinya, pura-pura menangis kencang. Bisa kurasakan ia begitu tegang sekarang. Aku senang, tapi tak cukup puas.

My Husband My Fault [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang