[Budayakan Vote sebelum baca]•••
Penulis:
Zii_alpheratz•••
MALAM semakin larut, tapi perempuan yang sedang berbaring terlentang di atas tempat tidur itu tak kunjung bisa menutup matanya.
Lingkungan sekelilingnya asing, bukan kamar kosan yang beberapa bulan ini dia tempati.
Karena Davina sekarang berada disalah satu kamar tamu rumah Syaquel.
Jika dalam keadaan normal, Davina mungkin akan mengagumi betapa bagusnya kamar yang dia tempati walaupun katanya ini hanyalah kamar tamu.
Tapi sayangnya, situasinya tidak pas, Davina bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk mengagumi rumah Syaquel.
Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah masa depan yang tidak menentu.
Bagaimana nasibnya ke depan? Apa yang akan terjadi besok? Jika kedua orang tuanya tau apa yang terjadi pada Davina.
Rasa khawatir memenuhi pikiran nya, hingga jam dinding menunjukan pukul satu, Davina tak mengantuk sama sekali.
Davina melirik benda pipih yang bertengger di atas nakas. Ponsel nya, sudah seharian sejak Davina mematikan ponsel nya.
Davina bangkit duduk, mengambil benda pintar tersebut. Saat dinyalakan, serentet Chat langsung bermunculan.
30 panggilan tak terjawab Lovandra M
124 Chat Lovandra MDavina meringis melihat begitu banyak Chat dan panggilan yang tak terjawab dari sahabat satu kosan nya itu.
[FromLovandra M] Na, lo udah pulang? - Kemarin, 23.26
Davina elo dimana?- Kemarin, 23.26
Na, please! Bales na! Sumpah jangan buat gue khawatir - Kemarin, 23.28
Davina! -12.00
Na! - 12.00
Dan masih banyak lagi. Berfikir sebentar, apakah dia harus mengabari Lovandra atau tidak? Bagaimana pun, semua terjadi karena Lovandra yang mengajak nya ke klub.
Jika saja...akh! Stop Davina! Jangan menyalahkan orang lain atas kesialan yang kamu alami.
Ini sepenuhnya salahnya, dia tidak bisa menyalahkan sahabatnya atas tragedi ini.
Yang paling membuatnya khawatir adalah bagaimana menghadapi orang tuanya. Memikirkan bagaimana respon bapaknya ketika dia dan keluarga Syaquel datang.
Bapaknya pasti marah, kan? Tidak mungkin tidak marah.
Davina menghela nafas, kembali melihat ponselnya. Menimbang, Davina akhirnya mengklik nama Lovandra disana.
'Halo na?! Astaga! Lo kemana aja? Semalem gue nyariin elo, tau gak?!'
Davina meringis, menjauhkan ponsel nya dari telinga.
'Na? Lo, oke, kan? Lo gak diculik sama om-om mesum, kan, Na?.. Na! Jawab gue dong, yaelah.' Di seberang sana, Lovandra berteriak frustasi.
"Gue oke, kok. Cuma ada beberapa hal yang terjadi."
Mendengar suara Davina, Lovandra tidak bisa untuk tidak bernafas lega. Davina masih hidup, Lovandra fikir ada yang menculik Davina kemarin malam.
'Syukurlah kalo elo gak papa. Gue sampe lapor polisi tau gak!'
"Sorry."
'Yaudah, gak papa. Lo dimana sekarang? Gue jemput yak?'
Davina diam, haruskah dia memberitahu Lovandra dimana dirinya berada?
'Na? Lo disitu kan?'
"Iya."
'Elo dimana? Cepet bilang ke gue.'
"Gue oke, lo gak usah khawatir. Nanti gue balik. Udah dulu ya, Love, gue mau tidur."
'Eh? Na, seben-'
Tut!
Davina memutuskan sambungan sepihak. Menghela nafas, Davina kembali mematikan ponsel nya. Menaruh nya keatas nakas.
•••
BUGH! BUGH! BUGH!
Waktu sudah menunjukan pukul dua dini hari. Tapi Syaquel tak berniat menghentikan aksi nya memukuli samsak sama sekali.
Keringat mengalir di pelipis lelaki itu, wajah nya tampak tak bersahabat.
"Stop, Lo mau nonjokin itu samsak sampe kayak gimana lagi?" Di belakang Syaquel, Alison duduk dengan santai di atas sofa panjang.
Memperhatikan Syaquel yang tak ada puas-puas nya memukuli samsak.
Drtt drttt.
"Tuh! Hape lo bunyi terus." Alison menunjuk Sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja kaca. Bergetar.
"Biarin."
"Biarin biarin, pala lo!" Kesal Alison. "Lagian elo kenapa sih? Dateng malem-malem, pas semua udah pada baik. Dan malah nahan gue disini cuma buat nontonin tu samsak bonyok."
Ruangan itu lenggang, hanya ada Alison dan Syaquel disana. Biasanya, Bangunan itu di pakai teman -sahabat Syaquel untuk ngumpul bersama.
Kalo kata anak gaul tuh Basecame.
Kaus tanpa lengan yang dipakai Syaquel sudah basah oleh keringat, membuat beberapa bagian tubuh atletis nya tercetak jelas.
Syaquel meraih botol air mineral, meminum nya dengan rakus, membuat beberapa tetes air jatuh mengalir dari dagu ke jakun nya.
Menghela nafas, Syaquel duduk bersandar pada sofa yang ditempati Alison.
"Elo kenapa si?" Tanya Alison padanya. "Tadi pagi lo juga gak masuk kelas."
"Huft, Gue mau nikah." Syaquel akhirnya angkat suara.
Alison mengangguk-anggukan kepalanya. Yang ada di kepala Syaquel jelas berbeda yang sedang difikirkan Alison. "Kapan? Emang lo udah lamar Rayan -bukannya si Rayana ke London, ya?"
"Bukan sama Rayana."
"Ooh." Alison manggut-manggut. Namun, saat ingat titik fokus perkataan Syaquel, dia memandang Syaquel dengan ekspresi terkejut.
"-APA?!"
To be continued.
Ditulis: 29 Agustus 2021.Bab ini udah direvisi, kalo masih ada typo tolong tandai supaya bisa author perbaiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQUEL: Young Daddy
RomanceSYAQUEL melakukan kesalahan malam itu. Dia mabuk dan bercinta, ralat, memaksa seseorang untuk melakukan sex dengan nya. Sebenarnya, bukan dibagian 'memaksa' itu yang menjadi masalahnya. Masalahnya adalah She is virgin! Oh Shit! Pengarang: Zii_alpher...