SEVEN

58.5K 3K 3
                                    


•••

Penulis:
Zii_alpheratz

•••

Syaquel yang masih tertidur, samar-samar merasakan bahwa dia tengah tidur diatas sesuatu yang empuk, kenyal dan menonjol.

Syaquel merasa sangat nyaman berada diposisi ini. Tanpa sadar, satu tangannya meraba, mengelus benda kenyal itu dibalik kain.

Mengelusnya dengan telapak tangan, begitu lembut dan sangat nyaman ketika dimainkan.

Davina yang sudah terbangun, merasa sangat tidak berdaya karena lagi-lagi dia menemukan Syaquel tidur dengan posisi kepala bertumpu pada dadanya. Menjadikan dadanya sebagai bantalan.

Apalagi tangan nakal itu yang selalu mendarat disana. Davina tidak tau apa yang Syaquel impikan ketika telapak tangannya menggosok dan meremas dada bahkan dalam tidur.

Pernikahan yang Davina jalani sudah berjalan selama satu minggu dua hari. Ya, dua hari kemarin, dia diboyong langsung oleh Syaquel ke apartmennya.

Kedua orang tua Syaquel, Alby dan Khalista tadinya kurang setuju dengan keputusan Syaquel yang ingin membawa Davina tinggal berpisah dengan mereka. Mereka menyuruh untuk Syaquel menetap dirumah keluarga.

Tadi Syaquel menolak dengan keras, membuat pasangan itu akhirnya mengalah dan hanya menyuruh Davina untuk sering datang kesana.

Davina, sebagai seorang istri secara alami akan menemani kemanapun Syaquel pergi.

"Kak, bangun." Davina membangunkan Syaquel yang masih tertidur pulas di dadanya dengan suara kecil.

"Kak Syaquel!"

"Kak!"

Lelah membangunkan Syaquel, Davina akhirnya mengalah. Dia menyingkirkan kepala Syaquel didadanya, melepas lengan keras pria itu yang melingkar di pinggangnya.

Setelah terbebas dari lilitan Syaquel, Davina bangun dari tempat tidur, berjalan menuju kamar mandi.

Apartmen Syaquel terdiri dari beberapa ruangan. Hanya ada satu kamar tidur, tidak sebesar kamar Syaquel di rumah keluarga. Tapi menurut Davina, kamar diapartmen Syaquel hampir menyamai ruang keluarganya di kampung.

Ada kamar mandi didalam kamar, juga tidak sebesar kamar mandi dirumah keluarga Syaquel, tapi itu cukup luas dengan lantai marmer putih mengkilap. Davina bahkan bisa melihat pantulan dirinya sendiri dilantai.

Dapur kecil dengan meja makan yang masih satu ruangan. Ruang tv dan ruang gym.

Selesai mandi dan berpakaian, Davina langsung menuju dapur. Dia membuat Nasi goreng, telur orak-arik untuk sarapan, ditemani timun dan juga kerupuk yang Davina bawa dari rumahnya.

Memasak sarapan selesai dalam tiga puluh menit. Dan kini saatnya untuk membangunkan Syaquel kembali.

Dia melihat jam yang menggantung di dinding. Menujukan pukul setengah tujuh pagi.

Kembali kekamar, tapi Davina tidak mendapati siapapun disana. Saat Davina kebingungan, Syaquel keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit pinggang kokohnya.

Syaquel keluar dalam keadaan basah, beberapa tetes air mengalir dari sekujur tubuhnya.

Syaquel melirik Davina yang diam-diam kaku menatapnya, dia tidak perduli. Membuka handuk yang menjadi satu-satunya kain yang membungkus area pribadinya didepan Davina secara langsung.

Davina langsung memalingkan muka.

"Kenapa? Lo mau?" Goda Syaquel.

Davina mengabaikan pria itu.

Syaquel menyeringai, mendekati Davina dari belakang. "Ayolah, lagian kita udah nikah. Gue udah puasa seminggu penuh, masa lo gak mau." Nada Syaquel penuh dengan keluhan.

"K-kak, ini masih pagi." Davina yang kaku, tidak tau apa yang harus dia lakukan. Apalagi dengan Syaquel di belakangnya yang masih telanjang.

Tangan Syaquel nakal, menyelip kedalam pakaian Davina, meremas dengan gemas sesuatu yang kenyal disana.

Mengikuti perawakan Davina yang berisi, dada Davina juga sangat berisi. Besar, kencang dan kenyal. Membuat tangan Syaquel yang meremasnya merasa penuh dan hampir tidak bisa dia pegang sepenuhnya.

Syaquel secara alami sangat puas dengan ukuran ini. Apalagi teksturnya.

Ini adalah miliknya. Tidak perlu khawatir akan dinikmati oleh orang lain. Karena itu adalah aset pribadi.

Davina kewalahan oleh tingkah suaminya itu pagi ini. Menampar lengan Syaquel yang masih berada didadanya, dia melepaskan diri.

Dia berkata dengan cepat. "Cepet pake baju, nanti nasi gorengnya dingin." Sebelum akhirnya keluar dari kamar dengan wajah memerah malu campur kesal.

Syaquel mengusap lenganya yang terasa panas, menatap punggung Davina yang menghilang dibalik pintu. Mendengus dengan keras dan memakai pakaiannya.

To be continued.

P.s. Komen dong supaya gak garing-garing banget:v

Ditulis, kamis 19 agustus 2021.

SYAQUEL: Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang