THIRTY-TWO

44K 2.6K 51
                                    


•••

Penulis:
Zii_alpheratz

•••

Pada saat jam makan siang selesai, Davina tengah duduk disofa depan tv dengan perut besar. Diatas meja kaca, semangka segar tergeletak.

Mulutnya mengunyah dari waktu-ke-waktu semangka merah yang penuh dengan jus manis.

"Vin, ini kaus kaki item dimana, ya?"

Ketika Davina mendengar suara Syaquel, wanita itu menoleh melihat suaminya diambang pintu kamar.

"Dikeranjang, kak."

Syaquel mengangguk, masuk kembali kedalam kamar, mencari kaus kakinya yang akan ia pakai untuk pergi ke kantor hari ini.

"Gak ada, Vin!" Seru Syaquel dari dalam.kamar.

"Itu ada disana!" Davina berseru tak kalah keras. "Coba dicari yang bener."

Setelah itu, Syaquel tidak bersuara lagi hinggal tiga menit kemudian, pria itu keluar dari kamar.

"Gak ada, udah dicari."

Davina menghela nafas kesal, padahal sinetron kesukaannya sedang dalam masa panas-panasnya dimana si antagonis masuk penjara.

"Hiss! Awas aja kalo ada!" Peringat wanita itu dengan kejam.

Dengan perut buncitnya, Davina masuk kedalam kamar. Dia mendekati sebuah keranjang berisi pakaian yang belum dimasukan kedalam lemari padahal sudah disetrika.

Syaquel melihat istirnya mencari selama sepuluh detik. "Ya, kan. Gak ad-" Belum selesai kalimatnya, Davina menegakan punggungnya, menatap Syaquel sembari menunjukan dua pasang kaus kaki hitam.

"Ini apa?!" Ketus Davina karena kesal.

"Tadi dicari disitu gak ada, deh." Syaquel kebingungan, perasaan dia sudah mencari ditempat Davina tadi.

"Makannya, nyari itu selain pake kaki sama tangan harus pake mata juga! Jangan mulut terus yang ngomong." Omel wanita itu.

Dia kemudian kembali keruang tengah, melanjutkan menonton tv.

"Tadi udah aku cari disana, tapi gak ketemu." Kilah Syaquel.

"Bukan gak ketemu, kakak nyarinya pake mulut, makannya gak ketemu." Suara Davina diruang tengah masih terdengar oleh Syaquel.

Syaquel manyun, bergumam dengan pelan. "Gimana caranya nyari pake mulut."

Davina tidak mendengar Syaquel mendumel soal itu, jika dia mendengarnya, Syaquel yakin perempuan hamil itu akan menceramahinya dan mengomel.

Ting!

Suara yang familiar datang dari ponsel Davina. Pertanda bahwa ada pesan yang masuk.

Davina melihatnya. Lovandra, toh. Gumamnya dalam hati.

[FromLovandraM]

Main, yuk, Na. Udah lama kita gak keluar bareng😣

Davina yang membaca pesan dari Lovandra sedikit terdiam. Bagaimana bisa dia bertemu Lovandra dalam keadaan hamil besar seperti ini?

Mungkin Lovandra akan pingsan ketika melihatnya.

"Liat apa?"

Suara Syaquel tiba-tiba terdengar. Davina sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat pria itu.

"Temen, Vina. Ngajak ketemu."

Syaquel sedikit mengangkat alisnya, pria yang sudah mengenakan jas dengan rapi itu menatap wajah mendung istrinya.

"Terus?" Tanya Syaquel sedikit tidak mengerti apa yang dipermasalahkan Davina.

Davina menghela nafas, mengusap perut besarnya ketika dia berbicara. "Vina gak bilang sama Lova kalo Vina udah nikah. Liat Vina yang tiba-tiba perutnya besar pasti dia kaget."

Syaquel berjalan, duduk disebelah wanitanya. "Kalo gitu, kasih tau dia sebelum ketemu."

"Tapi-"

Pada saat ini, Syaquel tiba-tiba memberikan Davina ide. "Kalo enggak, biarin temen kamu datang kesini."

Davina berfikir itu ide yang lebih baik. Tapi dia tetap tidak tau bagaimana cara menjelaskan dari awal sampai akhir pada Lovandra jika sahabatnya itu bertanya.

Wanita hamil itu menatap Syaquel, bertanya dengan bingung. "Kakak mau kekantor? Kenapa siang banget?" Katanya bertanya.

"Hm, ada beberapa hal yang harus diurus."

"Pulang jam berapa?"

"Nanti diusahain pulang jam tujuh?"

Davina mengangguk. Berdiri sambil memegang perutnya. Syaquel juga berdiri, membantu snag istri dengan hati-hati.

"Ati-ati dijalan. Sekalian, Vina nitip nasi padang kalo pulang."

Syaquel mengangguk mengiyakan.

Saat Syaquel pergi, hanya tinggal Davina yang duduk sendiri diatas sofa. Saat ini, ponsel Davina berdering lagi, Lovandra yang tidak mendapat jawaban atas pesannya menelfon.

'Davina! Lo kok kebiasaan banget gak bales pesan gue! Main yokkk, mumpung gue free hari ini. Lagian kita udah beberapa bulan ini gak ketemu taok!' Cecar Lovandra diseberang telfon.

Davina terdiam sejenak, berfikir bagaimana dia harus menolak. "Em..kayaknya gak bisa deh, Va. Aku-"

'Stop! Lo tau gak selain pasir, apa lagi yang banyak?'

"Hah? Apa yang banyak?"

'Alasan lo! Alasan lo banyak tau gak!'

Davina menghela nafas. "Tapi aku bener-bener gak bisa, Va."

Terdengar suara decak kesal Lovandra ditelfon. "Ck! Yaudah-yaudah, gue gak maksa."

Ada keheningan yang panjang diantara keduanya. Davina fikir, Lovandra pasti marah karena ini adalah kesekian kalinya dia menolak ajakan perempuan itu.

"Uh..Va, gimana kalo gini aja, kamu kesini aja, sekalian ada yang mau aki ceritain kekamu."

'Penting tuh?'

"Penting, lah!" Kesal Davina sampai-sampai dia ingin memutar mata rasanya.

'Yaudah kalo gitu. Sharelook sekarang.'

"Oke."

Tut.

Sambungan telfon terputus. Davina menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan lega.

Davina juga mengirim lokasi apartmennya pada Lovandra, lengkap dengan lantai kamar yang dia tempati.

Yah, kalo gak sskarang, kapan Vina bakal ngomong ke Lova.

Gpp Davina, tenang.

Lovandra mungkin cuma bakal kaget.

To be continued.

Ditulis : Rabu 16 Februari.

Aku up lagi.

Maohon maaf banget kalo misalkan di sepanjang jalan cerita Davina sama Syaquel ini banyak banget kesalahan dalam penulisan setiap kata yang aku gunakan.

Gimanapun, aku nulis pake hp dan kalian tau kalo hp aku layarnya udah warna-warni jadi sakit mataku kalo mau baca ulang lagi dan revisi.

Lagian aku adalah anak 17 tahun yang belum melihat dunia, kosakata yang aku gunain terbatas dari beberapa novel dan filem yang aku liat.

Aku kurang jago kalo masalah bahasa gaul atau apalah.

Dan Judul sama cover udah aku ganti! Hahaha. Itu seadanya juga sih😂😁 dimaklumin aja ya gyus.

Dadah~

SYAQUEL: Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang