EIGHTEEN'

53.8K 2.7K 8
                                    

[Berisi adegan yang tidak pantas dibaca anak dibawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Bila ada pembaca yang tidak nyaman dengan bab ini, mohon di skip.]


•••

Penulis:
Zii_alpheratz

•••

Dimalam hari, pukul sembilan malam, Davina berbaring diatas tempat tidur. Dia sangat mengantuk sehingga membuka mata saja terlalu sulit.

Itu sampai sesuatu tiba-tiba merayap masuk kedalam pakaiannya. Perut Davina sedikit buncit, merasakan sesuatu yang bersentuhan dengan kulit perutnya, meremasnya dengan lembut.

Davina membuka mata.

Hal pertama yang dia lihat adalah Syaquel yang menatapnya dengan penuh nafsu.

Davina yang kaget tersentak, kepalanya hampir terbentur kepala ranjang.

Dimata Davina, Syaquel sekarang seperti binatang buas yang tengah mengamati mangsanya, bersiap kapan saja untuk menikmati.

"K-kak." Panggil Davina dengan gugup. Tubuhnya dikurung oleh lengan Syaquel, membuatnya sulit bergerak.

Syaquel menatap 'mangsa' dibawahnya, terengah-engah saat dia berkata. "Malam ini, ya? Gue gak kuat."

Syaquel tidak memberi Davina kesempatan untuk membalas, dia langsung menyerang bibir milik istrinya itu.

Melumat, menghisap dan bahkan mengigit bibir bawah Davina. Davina sedikit kewalahan dengan serangan Syaquel.

"Buka bibir, lo." Titah Syaquel dengan suara seraknya.

"Kak tunggu- umpt."

Lidah Syaquel masuk menerobos, mengabsen setiap barisan gigi Davina dengan lidahnya. Puas dengan gigi, Syaquel lanjut menyerang lidah Davina.

Davina yang hampir tersedak, mencoba mendorong lidah Syaquel keluar -tapi yeah, itu adalah apa yang Syaquel mau. Saat lidah Davina bersentuhan dengan miliknya, dia dengan cepat menjerat membuat kedua lidah itu saling melilit.

Davina linglung, otaknya hampir meledak karena tidak tau apa yang harus dia lakukan.

Empat puluh detik bermain, saat dirasa Davina hampir mati kehabisan nafas, Syaquel mengakhiri ciuman panas mereka.

Air liur mengalir disudut bibir Davina yang memerah bengkak, Syaquel menjilat nya tanpa rasa jijik.

Saat dia terbebas, Davina dengan rakus menghirup oksigen, bernafas dengan sangat cepat.

Saat dia sudah cukup tenang, ciuman Syaquel datang lagi. Kali ini, bukan ciuman panas seperti yang pertama, tapi lumatan penuh dengan kelembutan.

Sangat lembut hingga Davina tanpa sadar terbawa arus, dia memejamkan mata, mengaitkan tangannya pada bahu Syaquel.

Syaquel tersenyum penuh kepuasan diantara ciuman nya. Semakin berani, tangan Syaquel menjamah bukit kembar di dada Davina. Meremasnya dengan pelan.

Lembut dan kenyal. Pikir Syaquel. Sangat pas dengan tangannya.

Syaquel melepaskan ciumannya, bangkit dari tubuh Davina untuk melepaskan piama yang dia pakai.

Davina menatap apa yang dilakukan Syaquel dengan mata berkabut tanpa sedikitpun perlawanan.

Selesai melepas pakaian, Syaquel kembali menindih Davina, memberikan ciuman-ciuman kecil di dagu istrinya.

Davina terengah-engah saat nafas panas Syaquel menerpa kulit lehernya, sekujur tubuhnya merinding dan dia bisa merasakan bahwa dibawah sana, dia...basah.

Beberapa detik kemudian, keduanya sudah bugil di atas tempat tidur. Saling menindih dibawah lampu yang menggantung di langit-langit.

Syaquel kecil begitu tegang, keras dan panas. Davina merinding ketika benda itu bersentuhan dengan miliknya.

Namun, dibawah kendali Syaquel yang begitu dominan, Davina hanya bisa mencengkram bahu pia itu sebagai pelampiasan atas rasa takut -gugup -dan -ingin nya.

"Pelan..." Lirih Davina memohon dengan terengah-engah.

Syaquel juga tau, dia bertindak selembut dan sepelan mungkin saat tangannya membimbing 'Syaquel kecil' kedalam sarang.

"Shh...." Davina meringis saat setengah milik Syaquel menerobos kewanitaannya.

Syaquel, dengan satu tangan membimbing Syaquel kecil dan tangan lainnya mengusap pucuk payudara Davina, dia terus menatap bagian yang hampir menyatu sepenuhnya.

Sangat ketat. Hampir sama ketatnya ketika dia pertama kali masuk.

Davina melihat Syaquel yang terus memperhatikan tepat itu, merasa malu. "Kak..." Protesnya saat dia merasa Syaquel terlalu lambat. Itu hanya.membuatnya malu bukan main.

Syaquel terkekeh, berkata dengan berat. "Sebentar." Dia ingin menikmati setiap perosesnya, rasa yang diberikan oleh dinding kewanitaan Davina pada penisnya membuat Syaquel hampir gila karena rasa menjepit.

"Ah!"

"Egh!"

Keduanya mendesah secara bersamaan ketika penis Syaquel masuk secara penuh.

Davina meringis, meskipun ini bukan yang pertama kali untuknya, tapi rasa perih di dinding vaginanya membuat dia meringis dengan pelan. Davina mencengkram bahu Syaquel dengan begitu erat hingga menimbulkan bekas merah disana.

Apa yang dirasakan Syaquel adalah sebaliknya. Dinding vagina Davina yang ketat tapi lembut melingkupi miliknya tanpa menyisakan celah. Remasan dari saraf vagina Davina membuat kepala Syaquel pening karena rasa nikmat.

Syaquel mengerang, setelah cukup lama mendiamkan, dia akhirnya bergerak dengan pelan.

To be continued.

Ditulis: Selasa 26 Oktober 2021.

SYAQUEL: Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang