•••
Penulis:
Zii_alpheratz•••
"Gue berangkat hari sabtu, mungkin bisa sampe seminggu disana."
Syaquel menjelaskan ulang apa yang Alby katakan padanya pada Davina.
Sang istri sekarang tengah menyetrika pakaian dilantai dan dia duduk di tempat tidur sambil menjelaskan.
"Seminggu? Lama banget..." Gumam Davina.
Syaquel menghela nafas tidak berdaya mendengar gumaman Davina. "Enggak lama, gue usahain buat selesai secepet nya. Lagian gue ke sana, kan, buat kerja bukan buat main."
"Tapi besok kita belanja, ya?"
Lho, kenapa Syaquel merasa percakapan mereka keluar dari konteks?
"Perasaan kita tadi lagi ngebahas tentang gue yang bakal ke surabaya seminggu penuh, deh. Kenapa nyambung ke belanja?" Ujar Syaquel dengan heran.
Davina buru-buru berkilah. "Bukan gitu, tadi pagi mami, tuh, mampir kesini."
"Oh?"
"Mami bilang dapur terlalu kosong, panci aja kita gak punya."
"Kan bisa pesen online." Syaquel memberi saran.
"Yah mana bisa, kak! Kalo mau beli panci yang jaminan kualitasnya bagus itu harus datang ke tempatnya langsung!"
"Kalo gitu besok."
Davina mengangguk dengan senang.
Keesokan harinya, seperti yang Syaquel.janjikan, mereka berdua pergi ke pusat perbelanjaan terbesar di kota.
Syaquel dan Davina pergi pada jam sepuluh pagi.
Davina tertarik dengan terlalu banyak hal disana hingga membuat kepalanya sendiri pusing. Berbelanja adalah kesukaan setiap wanita, begitu pula dengan dia.
Mereka pergi lantai dimana toko-tokonya menjual berbagai jenis peralatan dapur.
Dia juga membeli sebuah talenan yang menurutnya menarik, tatakan kopi lucu, satu set pisau yang terdiri dari berbagai ukuran, panci kaca susun dengan warna yang menarik, tiga taperwer -itu karena Davina tidak bisa menentukan yang mana yang ingin dia beli, jadi dia membeli tiga yang dia minati -tevlon, beberapa piring, mangkuk, sendok, garpu, semua tidak luput dari penglihatan Davina.
Terakhir kali mengetahui bahwa Syaquel sebenarnya tidak miskin, dia tidak sungkan membeli semua yang dia butuhkan.
Davina juga menarik Syaquel masuk kedalam toko elektronik. Dia membeli oven dan blender lalu keluar dari toko.
Tentu saja toko yang wajib seorang wanita kunjungi saat bepergian ke pusat perbelanjaan juga tidak boleh Davina lewatkan.
Itu adalah toko pakaian.
Melihat toko pakaian ini, Davina tau bahwa tidak ada yang murah disini.
"Mbak, ukurannya ada yang lain?" Tanya Davina pada salah satu penjaga toko.
Iseng, dia melihat bandrol yang ada di pakaian, tidak bisa untuk tidak melotot kaget ketika melihat harganya.
Davina tercengang, harganya sangat mahal! Tapi, merasakan bagaimana piyama itu sangat lembut ditangannya dan dia sangat menyukainya, dia melirik Syaquel.
Yang Davina tanyakan adalah sepasang piyama bergambar sapi, itu adalah jenis sapi yang lucu.
M&V itu adalah logo piyama nya.
Sedangkan Davina yang sedang asik memilah -milih, Syaquel duduk di sofa panjang- yang disediakan di toko untuk para pengunjung- dengan lelah.
Disebelah kakinya, paperbag -paperbag yang berisi belanjaan Davina diletakan. Syaquel mengeluh dalam hati, sedikit menyesal telah menyetujui bahwa dia akan menemani.
Kenapa dia tidak memberikan uangnya saja lalu membiarkan Davina berbelanja sesuka hati?
Syaquel bertanya-tanya mengapa Davina tidak kunjung lelah setelah berkeliling Mall begitu lama. Juga, bukankah dirumah Davina mengatakan bahwa dia hanya akan membeli beberapa peralatan yang dibutuhkan dapur?
"Syaquel?" Suara seorang wanita tiba-tiba masuk ke pendengarannya.
Syaquel mendongkak, melihat itu adalah wajah yang sedikit familiar, tapi dia tidak begitu mengingat namanya.
Perempuan bernama Hesty Sahara berjalan semakin dekat dengan Syaquel yang masih duduk di sofa ketika Syaquel tidak menanggapi.
Syaquel berdiri dari duduknya, sedikit mengangkat alis melihat perempuan didepannya. "Oh?"
Hesty tau mungkin Syaquel tidak mengingatnya. "Gue Hesty, temennya Bima, beberapa hari lalu kita ketemu di klab."
Malam itu? Ketika dia pulang dengan 'kepanasan'? Ada begitu banyak orang di klab malam itu dan Syaquel masih tidak memiliki kesan tentang Hesty.
Tapi, dia mengangguk berkata 'Oh'.
"Disini lagi belanja?" Hesty dengan antusias bertanya, melirik banyaknya tas belanjaan disamping kaki Syaquel.
Toko ini adalah toko pakaian yang menjual merk-merk besar, dan melihat Syaquel disini dia merasa sedikit beruntung tentang itu.
Syaquel menjawab dengan 'Hm' singkat, tapi matanya tidak lepas dari Davina yang masih belum selesai.
"Aku juga kebetulan lagi belanja disini, gimana kalo kita bareng-"
"Kak?" Davina yang sudah selesai muncul dibelakang Hesty, melihat wanita yang terlihat mengobrol bersama Syaquel disini, dia menatap dengan bingung.
Syaquel menatapnya, bertanya. "Selesai?"
Davina mengangguk. "Tinggal bayar aja." Jawabnya.
Syaquel mengerti, dia berjalan menuju meja kasir tanpa menatap Hesty lagi.
Tak lama kemudian, Syaquel datang lagi dengan tiga paperbag ditangannya. Davina langsung mengambil alih ketiganya, menyuruh Syaquel untuk membawa belanjaan yang lain.
Syaquel melenggang pergi terlebih dahulu, Davina menoleh untuk tersenyum pada perempuan yang tidak dia kenal, laku berjalan menyusul Syaquel.
Hesty menatap punggung keduanya dengan heran.
Itu...adik Syaquel?
To be continued.
P.s. semua yang tertulis disini adalah karangan author!
P.s.s. Ngomong-ngomong, jam sepuluh itu pagi atau siang?
Ditulis: Selasa 2 November 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQUEL: Young Daddy
RomanceSYAQUEL melakukan kesalahan malam itu. Dia mabuk dan bercinta, ralat, memaksa seseorang untuk melakukan sex dengan nya. Sebenarnya, bukan dibagian 'memaksa' itu yang menjadi masalahnya. Masalahnya adalah She is virgin! Oh Shit! Pengarang: Zii_alpher...