TWENTY-THREE

49.3K 2.8K 20
                                    

•••

Penulis:
Zii_alpheratz

•••

Selesai berbelanja, karena apa yang Davina beli terlalu banyak untuk dibawa oleh mereka berdua-sebenarnya Davina hanya membawa tiga paperbag berisi pakaian baru-Syaquel akhirnya meminta seorang penjaga untuk membawakan separuh belanjaannya.

Belanjaan itu dimasukan kedalam bagasi. Syaquel memberikan sipenjaga yang sudah membantu tip sebagai upah.

Pulang kerumah, Syaquel merasa kakinya hampir patah. Davina juga cukup lelah setelah berkaliling mall dengan sangat antusias.

Mereka, ralat, Davina, menghabiskan tiga jam berbelanja.

Mereka meletakan semua belanjaan didepan tv dan separuh diatas meja kopi. Syaquel ambruk disofa, sedangkan Davina pergi kedapur untuk mengambil air dingin.

Dia minum segelas air dingin dan merasa bahwa lelahnya menghilang seperempat. Mengambil segelas lagi, dia kembali menemui Syaquel.

"Kak? Minum dulu."

Syaquel bangkit dengan malas, duduk bersandar dengan malas disandaran sofa.

Dia mengambil gelas kaca ditangan istrinya, menegak air dingin itu hingga tandas.

Davina berjalan kearah tumpukan belanjaan, membongkar mereka ditempat. Syaquel memperhatikan perempuan itu dengan heran.

"Lo gak cape?" Tanya Syaquel.

Davina bahkan tidak menoleh ketika dia menjawab. "Capeklah."

"Kenapa gak istirahat dulu? Abis itu baru beresin."

"Kok gitu? Yang ada beresin dulu baru istirahat." Sangkal Davina. "Kalo istirahat dulu baru diberesin, ya, sama aja bohong. Kan nanti capek lagi." Terusnya.

Syaquel tidak tau bagaimana harus membalas, dia akhirnya kembali berbaring disofa, menutup mata.

"Kalo mau tidur, pergi kekamar." Suara Davina tersengar ketika Syaquel hampir tertidur.

"Males." Jawab Syaquel dengan gumaman samar.

Davina menghela nafas, melanjutkan membongkar barang belanjaannya. Semua peralatan dapur dia tata didapur, termasuk untuk oven dan blender.

Untuk pakaian, dia membeli sepasang piama bergambar sapi, dua celana kulot dengan bahan yang Davina rasa itu adalah bahan terbagus yang pernah dia sentuh.

Selesai membereskan barang belanjaan, Davina berbaring diatas tempat tidur tanpa bergerak. Dia sangat lelah hingga tertidur kurang dari tiga menit kemudian.

•••

Bangun jam dua siang, Davina merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

Tidak perlu dikatakan, dia tau bahwa itu adalah Syaquel. Setelah bangun, Davina tidak merasakan kantuk lagi, dia dengan hati-hati menyingkirkan lengan Syaquel yang melingkar di pinggangnya. Jangan sampai pria itu terbangun.

Pertama dia mencuci wajahnya terlebih dahulu lalu pergi kedapur untuk memasak makan siang.

Dia tau Syaquel pasti akan lapar saat bangun nanti. Dia memiliki ceker ayam dikulkasnya.

Ceker ayam itu telah dibersihkan dan Davina berencana untuk memasak sop ayam.

Setelah mengisi sepanci air yang mendidih dengan ceker ayam dan sayuran yang telah dicuci dan dipotong, Davina menaburkan bumbu.

Davina sangat cekatan dalam hal memasak. Dia juga menggoreng kerupuk yang cocok dijadikan teman sup ayam.

Ada juga tempe goreng, sebelum menggorengnya, Davina terlebih dahulu merendam tempe yang sudah dia iris kedalam bumbu instan yang memang dihususkan untuk tempe.

Setelah makanan siap, Syaquel keluar dari kamar sambil menguap. Syaquel mencium bau tempe goreng dan sup ayam melayang diudara, mau tidak mau menjadi lapar.

Pergi kemeja makan, dia langsung mengambil piring yang sudah Davina letakan disana, mengisinya dengan nasi.

Davina menuangkan air minum terlebih dahulu untuk Syaquel, lalu ikut duduk berseberangan dengan sang suami.

Syaquel mengambil nasi dengan sendok, nasi yang telah dicampur dengan sup ayam itu disuapkan kedalam mulutnya, menyusul sepotong tempe lalu kerupuk.

Pola makan Syaquel terus berulang hingga makanannya tandas. Syaquel bangkit, mengisi ulang piringnya seperti tadi.

Lalu mulai makan lagi dengan cara yang sama.

Davina yang sudah selesai makan menatap Syaquel yang makan seperti orang kesetanan, tercengang.

Saat Syaquel hendak menambah untuk piring ketiganya, Davina langsung menghentikan tangan pria itu.

"Udah cukup." Davina memang senang karena Syaquel menyukai apa yang dia masak dan memakannya dengan lahap, tapi...

"Kenapa? Gue masih laper." Protes Syaquel.

"Kakak udah ngabisin dua piring, dan satu piringnya aja udah kayak gunung. Masa masih laper?" Davina menyodorkan air putih pada Syaquel, lalu menyita piring kosong yang belum sempat diisi oleh nasi.

Syaquel cemberut, meminum air putih itu dengan beberapa tegukan.

Davina meletakan piring kotor di westafel, membuka kulkas, dia mengambil apel yang sudah dipotong dan diletakan diatas piring kecil.

Dia meletakan piring berisi potongan apel itu didepan Syaquel. "Makan ini aja." Sodor Davina.

Davina mencuci piring sedangkan Syaquel menikmati apelnya.

Ting!

Ponsel disaku celana Syaquel berdenting. Davina dengan refleks menoleh sekilas.

Syaquel mengeluarkan ponselnya, melihat siapa yang mengiriminya pesan.

[From 08xxxxxxxxxx] ini gue, Quel, Hesty - Baru saja.

Ti be continued.

Ditulis: Rabu 3 November 2021.

Tanggal tulisnya jauh banget wkwk≥﹏≤

Makasih atas semua saran kalian di cerita LisKook:-D

Setiap komen kalian di cerita aku yang manapun, meskipun itu cuma 'Lanjut' atau 'doble up' tapi aku baca, dan aku selalu senyum atas itu.

Bye-bye.

SYAQUEL: Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang