13. Poignant

3.5K 823 79
                                    

Usai penguburan Kiara, Faye meminta Drey membawanya ke mal demi mengalihkan pikiran dari perasaan bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai penguburan Kiara, Faye meminta Drey membawanya ke mal demi mengalihkan pikiran dari perasaan bersalah. Ide tersebut pop up begitu saja setelah kesejukan AC mobil menyembur wajahnya. Selama kurang lebih satu jam terkungkung di tengah banyak orang dan hawa panas, akan lebih melegakan bila terpapar dinginnya udara di dalam bangunan komersil dengan AC central tersebut.

Begitu sampai di salah satu mal terdekat, Faye benar-benar tidak tahu mau melakukan apa. Gadis berambut pendek seleher itu sedang tak ingin berbelanja karena baru akhir pekan kemarin menemani Bianca menghabiskan puluhan juta untuk gaun, tas serta sepatu hak tinggi yang mungkin hanya dipakai sekali sebelum berakhir di lemari. Dia juga enggan ke bioskop karena film yang tayang semuanya bergenre horor. Hidupnya saja sudah horor, dia tak mau ditakut-takuti lagi. Sehingga dipilihlah opsi terakhir yakni masuk ke restoran India.

Faye pernah sekali berlibur ke India, tepatnya di Agra. Dia jauh-jauh ke sana mengikuti ajakan Thomas yang ingin mencentang wish list-nya yakni berfoto di depan Taj Mahal. Sewaktu pertama menginjakkan kaki di tempat tersebut, Faye merengek ingin kembali ke hotel disebabkan udara yang sangat panas serta tak tahan berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Begitu di hotel dan mencicipi minuman khas bernama masala chai, lidahnya langsung dibuat jatuh cinta. Kini setiap ingat India, dia akan meminta asisten rumah tangga membeli racikan teh tersebut dan dimasukkan ke botol tumbler.

“Kamu pengen apa, yang kayak biasa aja?” tanya Drey saat pramusaji menghampiri meja mereka.

“Iya dong, masalah chai dua gelas, sama lagi pengin gulab jamun,” jawab Faye. Meminum teh rempah sambil ngemil adonan susu disiram sirup gula merupakan perpaduan yang menurutnya pas.

“Oke. Kita pesan dua masala chai, seporsi gulab jamun, seporsi samosa dan satu air mineral dingin, Mbak,” kata Drey ramah pada pramusaji tersebut.

Sembari menunggu pesanan datang, Faye merebahkan kepalanya di pundak Drey sambil sesekali mencuri cium leher sang pacar yang beraroma wangi maskulin. Sementara sang pemilik pundak lebar itu asyik bermain game di ponsel. Untuk kali ini Faye membiarkan saja Drey tenggelam dalam dunianya sendiri. Karena gadis itu juga tidak memiliki topik pembicaraan menarik setelah bosan membahas Kiara.

“Anjir!” rutuk Faye tiba-tiba sambil lalu menyembunyikan wajahnya di balik lengan Drey.

“Kenapa, Beb?” Drey bingung melihat kepanikan pacarnya.

“Coba kamu lihatin dua orang yang barusan masuk, deh. Udah duduk apa belum mereka?” perintah Faye dengan suara sengaja dipelankan.

Drey menolehkan kepala ke belakang. Matanya menangkap seorang pria dan wanita memilih menempati meja di pojok restoran. “Udah duduk barusan, kenapa sih?”

“Kita makan di rumah aja, deh. Tolong kamu ubah order buat take away aja. Aku jalan duluan nunggu di parkiran. Bye....” Instruksi Faye seraya bergegas meninggalkan restoran tersebut sambil menutupi muka dengan tas My ABCDior-nya. Sementara Drey yang masih kebingungan atas apa yang terjadi, mau tak mau hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan.

INTRICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang