Satu setengah tahun sebelumnya….
Malam ini Faye benar-benar total menyambut malam perpisahan kelas sembilan Adyatama Junior High School. Meski tema acara adalah The Great Gatsby, namun ia terlihat memesona bak Cleopatra. Gadis itu memakai fringe dress warna emas yang berkilauan tertimpa cahaya lampu. Supaya bisa tampil sesempurna yang diinginkan, ditambahkan headpiece manik-manik sewarna gaun.
Beberapa teman memuji betapa cantik penampilan Faye. Meski hanya membalas dengan senyum tipis, namun dalam hati gadis itu ingin berjingkrak kegirangan karena menjadi pusat perhatian memang tujuan utamanya. Sejak seminggu sebelumnya, ia sudah memesan apa yang ingin dipakai pada desainer kondang ibukota bernama Ratih Sukma.
Meski banyak yang memuji, namun Faye merasa kurang lengkap karena belum mendengar pendapat Drey. Sejak setengah jam lalu ia menunggu kedatangan pemuda yang telah resmi menjadi pacarnya tersebut. Berkali-kali ia melihat ponsel guna memastikan pesannya terkirim dan terbaca. Namun saat sadar hanya centang satu, ia langsung senewen.
Bagaimana tidak senewen, Faye rela merendahkan dirinya dengan membujuk salah satu panitia agar diperbolehkan mengundang murid sekolah lain. Ia tidak ingin usaha tersebut berujung sebuah kesia-siaan.
“Hai Beb, maaf telat ya. Tadi ponsel mati jadi aku charging dulu di mobil.” Sebuah suara bariton menghapuskan raut muram di wajah Faye. Suara dari arah belakang punggungnya itu merupakan milik Drey.
Faye memutar tubuhnya demi bisa melihat wajah rupawan berbalut white suit tersebut. Senyum yang tersungging di bibir Drey membuat kaki gadis itu seperti es krim yang meleleh. “Kamu bikin panik karena nggak balas pesan aku tahu nggak,” balas Faye sambil memegang pergelangan tangan kekasihnya itu lalu mengajaknya duduk.
“Aku masih nggak percaya bisa diselundupin ke acara sekolah orang kayak gini.” Drey membuka percakapan setelah pramusaji meletakkan dua gelas cocktail ke meja mereka.
“Aku pengin acara ngebosenin ini jadi meriah karena kamu,” ucap Faye sambil mengangkat gelasnya. Drey pun turut mengangkat dan keduanya menggesekkan pinggiran gelas masing-masing hingga terdengar bunyi denting cukup keras sebelum meminum cairan warna biru di dalamnya.
“Non alcohol? Really?” tanya Drey sambil membaui cairan dalam gelasnya.
“Apa yang kamu harapin sih dari acara anak SMP?” Faye balik bertanya dengan nada sarkas.
“Terlalu pasang ekspektasi tinggi ya kalau aku sempet mikir kita semua bakal flying high di sini,” tukas Drey dengan tampang meremehkan.
“Kayaknya kemarin ada yang bilang ngejalanin pola hidup sehat, apa kabarnya nih?” sindir Faye telak.
Drey tertawa mendengar sindiran itu. “Aku cuma nggak ngerokok ya, kalau minum sih sekali-kali bolehlah,” ralat pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTRICATE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jangan lupa vote dan comment ya! Sekelompok remaja terseret kasus pembunuhan di sekolah Araminta International School. Siapa pelakunya? Highest Rank #1 in Crime Highest Rank #1 in Murder Highest Rank #1 in Teenagers Highest...