44. Mère

1.1K 241 32
                                    

~ Mère adalah ibu dalam bahasa Prancis ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Mère adalah ibu dalam bahasa Prancis ~

Arabella Salim sedang khusyu mendengarkan khotbah pemuka agama di pemakaman Ariana Sembrani ketika ponsel di saku blazernya bergetar. Dia terpaksa keluar dari barisan para orangtua untuk mengangkat panggilan yang datang dari Benjamin Satya. Wanita itu sempat mengedarkan pandang untuk mencari dari sudut mana rekan kerjanya itu menelepon. Namun saat tidak melihat Benjamin di mana-mana, dia menduga pria tersebut pasti sudah berada di sekolah.

Kemarin sore saat menghubungi lewat telepon Benyamin sempat menyinggung akan diadakannya rapat antara jajaran sekolah dan donatur. Hal itu terkait langkah selanjutnya Araminta International School lakukan setelah dua siswi berprestasi ditemukan menjadi korban pembunuhan dengan motif yang masih diselidiki oleh pihak kepolisian.

"Ya, ada apa menelepon?" tanya Arabella begitu sudah jauh dari keramaian.

"Ms. Arabella bisakah ke sekolah sekarang juga? Seperti sudah saya katakan kemarin, akan ada rapat. Tapi saya tidak menduga kalau rapatnya akan semendadak ini. Kita harus memakai sesuatu sebelum rapat dimulai," jawab Benjamin dengan nada suara terdengar frustrasi.

"Ah, baik, saya akan segera ke sana," kata Arabella seraya menutup sambungan telepon. Sambil berjalan ke arah parkiran mobil, wanita itu mengirim pesan kepada Drey agar segera mengantar ke sekolah karena ada urusan penting. Kebetulan, ibu dan anak itu berangkat satu mobil. Sehingga mau tak mau Drey harus menuruti perintah tersebut.

Saat sedang menunggu Drey di depan mobil mereka, netra Arabella melihat Inspektur Aldebaran Said dan seorang perempuan muda secara bersamaan keluar dari mobil polisi. Ketika pandangan mereka bersirobok, Arabella menganggukkan kepala sambil mengulas senyum tipis.

Anggukan itu mulanya hanya diniatkan sebagai basa-basi sopan oleh Arabella. Namun ternyata dianggap sebagai undangan berbicara bagi Inspektur Alde. Karena dengan satu tangan kanan masuk ke saku celana dan satu tangan kiri mengelus jambang, pria tersebut menghampiri vice principal itu dibuntuti oleh bawahannya.

"Pagi menjelang siang Bu Arabella," sapa Inspektur Alde. "Sebelumnya saya turut berduka cita atas meninggalnya Ariana," sambungnya.

"Terima kasih, Inspektur. Tahun ini tahun yang berat untuk sekolah kami." Balas Arabella.

"Pasti semua lekas berlalu, Bu," kata Inspektur Alde.

"Maaf kalau saya sedikit lancang. Tapi seperti apa sekarang perkembangan kasus murid-murid saya? Apakah menurut Inspektur ini tidak terlalu lama? Sudah berhari-hari pelakunya belum tertangkap," tanyanya Arabella berusaha menebus keingintahuannya.

"Kami sedang mengupayakan yang terbaik, Bu," jawab Inspektur Alde normatif.

Penyelidikan kematian Kiara Klein cukup sulit karena nyaris tidak ditemukan barang bukti. Ada pun bukti ditemukan berupa piercing milik Oscario Klein, terduga pelaku dalam kondisi yang sulit dimintai keterangan karena berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang dan kini menjalani rehabilitasi.

INTRICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang