Satu setengah tahun sebelumnya....
Ariana Sembrani bukan tipikal orang yang menikmati berada di tengah keramaian. Meski sejak kecil selalu diajak ayah dan ibunya memenuhi jamuan para pejabat penting, baru ketika berusia belasan Ari berani menolak. Setiap diajak, ia acap memiliki banyak alasan. Seperti sedang tidak enak badan karena menstruasi, sedang mengerjakan tugas atau harus belajar jelang exam besok pagi.
Namun sekarang situasinya berbeda. Ari merasa harus datang ke pesta perpisahan sekolah yang diadakan di sebuah kelab tengah kota. Karena malam ini adalah hari terakhir di mana ia bisa berbagi kata dan tawa bersama teman seangkatan di SMP.
Setelah dua hari berkutat dengan majalah-majalah fesyen milik ibunya yang bernama Sania Sembrani, Ari memutuskan datang dengan pearl wreath headpiece tersemat di kepala, little black dress serta stiletto setinggi tujuh senti. Pujian pun ia dapatkan dari Kiara saat mereka bertemu di pintu masuk kelab. "Manis banget," katanya tulus.
Lelah bercengkrama, Ari menyepi di dekat meja bartender dan memesan ice tea. Sambil menunggu minumannya disajikan, ia duduk di salah satu kursi yang tersedia. Dari sudut tersebut, netranya bisa merinci betapa total usaha teman-temannya hanya untuk tampil satu malam di acara bertema The Great Gatsby ini.
Sampai kemudian mata Ari bersirobok pandang dengan Faye yang tampil begitu gaya seperti dia biasanya. Sempat terbersit keinginan untuk menyapa, namun langsung diurungkan begitu sosok tersebut mengalihkan tatapan lurus ke depan.
"Gue cariin ke toilet ternyata di sini." Suara Kiara membuat perhatian Ari teralih pada gadis yang memakai gaun silver plus size tersebut.
"Tenggorokan gue kering ngobrol terus," ucap Ari sambil lalu mengajak Kiara membahas padu padan busana yang dikenakan oleh teman sekolah mereka.
Di tengah pembahasan mengenai gaun yang dikenakan Deborah atau high heels yang dipakai Sabrina, Ari bukannya tidak mengetahui bila Kiara sedang tak fokus pada perkataannya. Karena sejak tadi tatap mata gadis itu hanya tertuju pada ponsel. Namun Ari memilih masa bodoh, berharap Kiara kesal lantas memintanya berhenti bicara dan membahas rencana yang sedang dirancang.
Dari gelagat yang diberikan, Ari tahu sejak beberapa hari lalu Kiara tengah merencanakan sesuatu yang ia duga berhubungan dengan Faye. Sudah lama kedua temannya itu tak saling bicara. Tepatnya sejak Thomas memutuskan hubungan dengan Kiara secara sepihak. Namun entah kenapa, hingga kini masih tergenggam bara di tangan Kiara. Gadis itu seolah tidak senang melihat keberuntungan menyertai Faye.
Suatu hari Ari pernah memergoki kemurkaan Kiara seusai melihat Faye dipuji oleh Kepala Sekolah berkat kemenangannya dalam olimpiade. Gadis itu menendang batang pohon sambil bersumpah serapah.
"Cuma olimpiade doang, Kia. Nggak ada yang spesial. Lo bisa dapatin rangking satu paralel kalau mau," pada saat itu Ari berusaha menenangkan.
"Lo belain dia? Lo kira gue sebodoh itu karena nggak lolos seleksi olimpiade? Sana lo temenan aja sama si sok pintar itu!" Bukannya tenang, Kiara malah melampiaskan amarah pada Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTRICATE
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jangan lupa vote dan comment ya! Sekelompok remaja terseret kasus pembunuhan di sekolah Araminta International School. Siapa pelakunya? Highest Rank #1 in Crime Highest Rank #1 in Murder Highest Rank #1 in Teenagers Highest...