49. A Simple Favor

1.4K 297 38
                                    

Budayakan FOLLOW sebelum membaca, tinggalkan VOTE dan COMMENT sebelum keluar. Thank You :)

Keluarga Klein baru saja dirundung duka atas kepergian putri bungsu mereka bernama Kiara Klein karena menjadi korban pembunuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keluarga Klein baru saja dirundung duka atas kepergian putri bungsu mereka bernama Kiara Klein karena menjadi korban pembunuhan. Meski begitu, pasangan suami istri Jeremias dan Stevanny, bersama si sulung Oskar, mencoba ikhlas melanjutkan hidup setelah apa yang terjadi. Hal itu tampak dari penghuni rumah yang berkumpul untuk makan malam dan mengobrol dengan hangat.

Usai menghabiskan makanannya, Oskar memandang kedua orangtuanya bergantian. Sejak kemarin pemuda itu tengah disibukkan oleh pergolakan pada batinnya. Dan untuk menuntaskan perasaan tersebut, ia membutuhkan dukungan banyak orang, terutama dari Jeremias dan Stevanny.

"Kenapa, Kar, kok kamu kayak banyak pikiran begitu?" Stevanny menyadari keanehan pada anaknya itu

"A-aku pengin rehab lagi. Kali ini aku benar-benar ingin sembuh," Oskar memulai kalimatnya.

"Besok Ayah sama Mami akan antar kamu ke tempat rehabilitasi," sambut Jeremias senang disusul tepukan pelan pada bahu anaknya

"Tapi Oskar ada satu permintaan," kata Oskar.

"Apa itu, Kar? Katakan saja. Mami dan Ayahmu akan kabulkan. Apapun itu," tanggap Stevanny tanpa pikir panjang dengan yang diucapkan. Apapun itu akan dia lakukan untuk anak satu-satunya.

Oskar kembali menatap wajah kedua orangtuanya untuk mencari peruntuh keraguan. Setelah menemukan harapan di sana, meluncurlah sebuah gagasan yang mengganggu pikirannya. "Bantu Oskar mencari siapa pembunuh Kiara," ucap Oskar.

"Tentu, Kar. Polisi juga sedang melakukan penyelidikan. Kamu tenang saja, pembunuh adikmu pasti ditemukan," balas Jeremias.

Oskar menggeleng. "Bukan dengan cara itu yang Oskar mau, Yah."

"Lantas bagaimana?" Jeremias bertanya dengan kernyitan pada dahinya.

"Kita akan terlibat secara langsung karena Oskar mencurigai pelakunya adalah orang yang kita kenal," Oskar menjawab yakin seolah-olah deduksinya akan benar terbukti. "Memang ini akan terdengar seperti omong kosong bagi kalian berdua, tapi aku mohon percaya. Hanya itu yang Oskar perlu sekarang."

"Coba ceritakan apa yang ada di pikiranmu sekarang, buat Ayah dan Mami mengerti," pinta Jeremias.

"Tadi setelah pemakaman aku meminta tolong pada Ariana untuk menaruh piercing-ku di lokasi kejadian. Ari sangat sadar untuk mau melakukannya. Dari sana semua akan berjalan. Besar kemungkinan Oskar akan ditangkap setelah barang bukti ditemukan, dijadikan tertuduh, lalu dikeluarkan dari sekolah. Setelah dirasa pembunuh telah diamankan, kita ganggu mental pelakunya dengan menghidupkan kembali Kiara. Kita melakukan teror sampai munculnya reaksi," jelas Oskar.

"Bagaimana cara menghidupkan kembali Kiara, Kar? Kamu jangan mengada-ada, ah!" Stevanny menatap Oskar heran. Penjelasan yang baru terucap dari mulut anaknya terasa mengada-ada.

INTRICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang