Keenan baru saja selesai memakai sepatu ketika pintu kamar rawat terbuka. Pemuda itu refleks menoleh dan berdecak kesal saat matanya menangkap sosok sang ayah berdiri tanpa ekspresi dengan setelan kerjanya.
Seingat Keenan, semalam ibunya memberitahu kalau salah seorang supir akan datang mengantar mobilnya supaya bisa dipakai ke sekolah. Namun, yang datang malah ayahnya, Aryan Tjokro.
"Ayo, ayah antar ke sekolah. Kamu akan kesulitan menyetir mobil dalam kondisi tangan seperti itu," kata Aryan seolah tahu kebingungan yang bercokol di pikiran putra semata wayangnya.
Keenan menarik napas panjang, lalu mengembuskan pelan demi mengatur diri agar emosi tidak tiba-tiba menggelegak. "Aku bisa nyetir sendiri. Ayah nggak perlu repot-repot," balasnya kemudian sambil menatap perban yang membalut buku jari kedua tangannya.
"Ayah tidak butuh penolakan, Keenan. Ayo cepat, nanti akan ada asisten ibumu datang mengambil barang dan membayar biaya rumah sakit," ucap Aryan seraya bergerak lebih dulu meninggalkan ruangan dengan bau karbol yang khas tersebut.
Melihat respons tak bisa dibantah itu, Keenan pun bangkit dari sofa dan menyusul Aryan yang ternyata masih menunggui di tengah lorong. Begitu melihatnya keluar, ia pun melanjutkan langkah.
Keenan membuntuti Aryan berjalan satu meter di belakang. Tampak seperti anak ayam mengikuti induknya. Dalam perjalanan menuju parkiran mobil, ingatan pemuda itu berputar pada aksi perselingkuhan yang dilakukan ayahnya--bahkan ketika berada di ruang publik sekalipun.
Satu yang menurut Keenan paling parah sewaktu di pemakaman Kiara Klein. Di tengah khotbah pemuka agama sebelum prosesi memasukkan peti ke liang lahat, matanya menangkap tubuh tegap Aryan berjalan meninggalkan komplek pemakaman begitu saja.
Awalnya Keenan tidak berpikir macam-macam. Mungkin, ayanya memang mendapat telepon penting dari rekan kerja sehingga harus meninggalkan pemakaman. Namun, saat melihat sosok Ratih Sukma menyusul ke arah yang sama, Keenan langsung bergerak membuntuti sambil memaki-maki dalam hati.
Keenan tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat Ratih Sukma masuk ke mobil ayahnya. Dari jarak beberapa meter, ia bisa melihat apa yang dilakukan oleh dua orang dewasa itu. Mereka berciuman begitu panas di parkiran mobil Auriga Hills. Selang semenit setelahnya, keduanya pergi begitu saja dan baru ketahuan kalau ternyata memilih habiskan waktu dengan makan siang bersama berdasar laporan Faye.
Mengingat apa yang dilakukan Aryan dengan Ratih Sukma di dalam mobil membuat Keenan seketika mual. Ia mendadak ogah bila harus diantar. Maka, sebelum mencapai mobil, pemuda itu sengaja menarik ujung jas ayahnya.
"Ada apa lagi, Keenan?" tanya Aryan.
"Aku mau berangkat sendiri aja naik taksi," jawab Keenan.
Jawaban tersebut membuat Aryan mendekatkan diri ke arah Keenan, menarik tangan kanan anaknya dengan tangan kiri, kemudian meremas buku jari yang terbalut perban itu. Keenan hendak berteriak karena rasa sakit yang ditimbulkan, namun dengan sigap Aryan membungkam mulut sang anak dengan tangan kanannya yang bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTRICATE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jangan lupa vote dan comment ya! Sekelompok remaja terseret kasus pembunuhan di sekolah Araminta International School. Siapa pelakunya? Highest Rank #1 in Crime Highest Rank #1 in Murder Highest Rank #1 in Teenagers Highest...