BAB 57: Under Sunset In Skyline

172 28 1
                                    

Libur akhir semester dan biasanya dimanfaatkan dengan bertamasya ke manapun. Liburan dengan anak-anaknya mengelilingi dunia setelah lelah menghadapi ujian. Mengganti kecapaian mereka di medan soal ujian dengan liburan menyenangkan.

Keluarga Gilang tampak sibuk sana-sini dengan menjinjing ranselnya ke dalam bagasi mobil di halaman rumah. Jesika lari dari dalam rumah saat dia kesiangan gara-gara maraton novel. Rambutnya badai dan bahkan hampir saja menubruk Teo yang sudah ganteng dengan kemeja flanelnya di ruang tamu.

"Malu, gak jadi ah," Ucap Bintang dengan pakaian rapi menarik keinginan untuk tak jadi ikut.

Di kamar Gilang, dia sedang mengenakan busana kemeja flanel dan dalaman kaus putih di depan cermin.

Bintang duduk resah di kasur garuk leher dan entahlah tak tenang dia akan menumpang liburan di keluarga orang. Dan semuanya tak mengeluarkan uang sedikitpun untuk patungan darinya. Bintang terbengong.

"Lo punya pelembab?" Tanya Jesika membuka pintu kamar adiknya. Dia setengah rapi dengan rambut di gelung handuk. Dia terkesima pada Bintang yang duduk polos di kasur adiknya.

"Enggak punya," Ucap Gilang merapikan kerah kemejanya.

Jesika mengerjap mata ajun lain pada Bintang yang hanya duduk menatapnya canggung. Dia mendekati adiknya dengan jalan tegak sesekali melirik Bintang.

"Dia siapa?" Bisik Jesika kenes.

"Temen,"

"Enggak percaya, dia punya pacar belum?"

"Punya,"

Jesika tampak kecewa, "Cowok cewek pacarnya?"

Gilang tak jawab.

"Bengkok enggak?" Bisik Jesika mengerjapkan matanya genit.

"Apanya yang bengkok?" Gilang ambigu.

"Anunya ...."

Gilang membulatkan matanya. "Buset."

"Bukan itunya tapi ketertarikan dia!" Bisik Jesika agak keras kendati Gilang salah tafsir.

Bintang hanya duduk manis di kasur dengan memainkan jari-jemarinya canggung.

"Dia ... normal," Ucap Gilang jeda. Jesika melenguh kecewa dan berdecak lalu menoleh pada Bintang yang senyum padanya.

"Tapi dia manis, gue enggak mau. Lo harus deket dia terus gue mau cariin seme buat dia, oke!" Opsi Jesika manggut-manggut. Gilang menaut alis menggeleng kepalanya.

"Udah. Dia udah punya. Jangan aneh-aneh." Timpal Gilang mendorong bahu kakaknya keluar pintu.

Gilang bernapas lega lalu mengunci pintunya, dia senyum lebar pada Bintang yang tampaknya bingung.

"Tadi kakak kamu bisik apa?" Tanya Bintang.

"Kamu katanya manis kata Kakak aku suka," Ucap Gilang lalu merapikan kerah kemeja flannel Bintang.

Saat keduanya menunduk dan tahu kalau Gilang tinggi dan Bintang pendek, saat Bintang menunduk lalu melengak menatap Gilang, tanpa sengaja kedua bibirnya saling bersentuhan.

"Maaf," Ucap Bintang lalu menunduk lagi.

Gilang mengacak rambutnya gemas lalu memegang pipinya mengangkat pelan hingga menatapnya dia kecup pelan mulutnya satu kali.

"Omaygat, ternyata ...." Jesika membelalak mata saat dia jongkok di luar mengintip dari lubang kunci kamar Gilang. Dia memergoki adiknya sedang mencium tamunya.

"Jiwa fujo gue merontah," Ucap Jesika senyum horor.

***

Bintang menatap jalan dari jendela mobil melihat keramaian jalan. Bintang di sisinya sibuk menggulir feed Instagram dia mencari spot indah di Jakarta. Kendaraan di kemudikan oleh Renata dan Jesika di kursi depan terus curi mata dengan melihat dari kaca spion pada Bintang yang menikmati angin di jendela mobil.

Under Sunset In Skyline [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang